Menyontek Trik Pemasaran Media Sosial dari Merek Top

Marketing.co.id – Apakah Anda mengikuti sebuah merek di media sosial? Apakah Anda senang mengikuti mereka? Jika itu yang terjadi, berarti mereka sangat baik melakukan satu dari tiga hal berikut :

  • Menghubungkan dengan salah satu passion dan/atau kepentingan Anda.
  • Menghibur Anda dengan kepribadian (personality) menarik mereka.
  • Memberikan informasi menarik dan/atau kepentingan bagi Anda.

Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis kecil, mungkin Anda ingin menerapkan tiga strategi tersebut. Mungkin juga Anda ingin menerapkan salah satu strategi tersebut secara eksklusif. Namun, tidak masalah bila ingin mencobanya satu per satu.

“Pendekatan tersebut dapat saling dipertukarkan, dan merek tidak hanya dapat bergantian mengunakan strategi tersebut, namun juga dapat menggunakan dua atau tiga strategi tersebut secara bersamaan,” kata Caitlin Francke, Senior VP dan Direktur Strategi Sosial di Publicis Kaplar Thaler dikutip Mashable.com.

Menurutnya, “satu hal yang paling penting bagi sebuah merek adalah tetap setia pada DNA mereka, mengidentifikasi apa yang terbaik buat mereka, apa yang mereka dapat tawarkan kepada sebagian besar konsumen, dan fokus pada hal itu. Itu akan menjadikan mereka kuat.”

Tiga strategi ini – passion, personality, dan transparansi – yang dijelaskan di bawah ini.

1.  Merek dengan passion tertentu (Passion Brands)

Tidak peduli seberapa besar Anda menyukainya, sangat sulit untuk merasa bahwa minum sebuah minuman energi kita akan bekerja lebih semangat. Meminum itu hanya bagian dari pengalaman optimal yang Anda asosiasikan dengan sebuah merek.

Misalnya, Red Bull menciptakan image olahraga aksi. Hal ini bukanlah kesalahan, karena merek tersebut memang berusaha keras untuk mengaitkan merek dengan image anak muda yang mempertaruhkan nyawa mereka di kegiatan luar ruangan yang ekstrim. Misalnya, foto sampul laman Facebook merek tersebut menunjukkan seorang pria di sebuah snowboard.

Merek lain yang konsisten adalah Nike. Meskipun komunikasi media sosial merek menyoroti atlet profesional dan amatir, pada intinya adalah sama: merayakan pencapaian atletik. Feed Adidas juga konsisten membedakan diri dari Nike dalam fokus internasionalnya.

Contoh lain dari passion sebuah merek dalam kategori lain adalah Whole Foods. Arus media sosialnya hampir seluruhnya berisi resep masakan, sehingga penggemar dapat menikmati kecintaan mereka dalam memasak.

2. Merek Berkepribadian (Personality Brands)

Tidak semua merek bisa menghubungkan diri dengan hobi seperti yang dilakukan Nike. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda Oreo? Oreo ini identik dengan susu dan tidak berhubungan dengan banyak hal.

Namun, Oreo dan agen interktif 360i memang tidak berminat menghubungkan Oreo dengan hobi tertentu. Sebagai gantinya,  kegiatan merek di media sosial mereka telah diresapi dengan kepribadiannya. Feed Facebook Oreo memperlihatkan Oreo sedikit berbeda dengan sebuah plesetan visual.

Update harian ini semacam variasi dari kampanye iklan absolut yang sudah lama berjalan yang menampilkan latar belakang botol yang tidak biasa untuk tujuan yang sama jenaka.

3. Merek yang Transparan (Transparent Brands)

Merek yang transparan ingin memberitahu Anda tentang semua hal yang mereka lakukan di dunia nyata. Misalnya IBM, yang menampung sekitar 32.000 blog dari individu dan karyawan telah menghasilkan sebuah kumpulan konten mengenai semua teknologi yang telah mereka keluarkan di dunia ini.

Transparansi merek sepertinya menjadi bawaan bagi merek teknologi di media sosial (kecuali Apple). Seperti Intel, Google dan Microsoft semua menggunakan pendekatan yang sama.

Merek otomotif pun cenderung menerapkan pendekatan yang sama. Strategi ini tampaknya paling berhasil bagi merek dan kategori di mana konsumen serius mengenai informasi yang mereka inginkan. Namun hal itu belum tentu bergairah.

Perhatikan juga bahwa passion sebuah merek adalah tentang sebuah aktivitas yang berhubungan dengan merek, bukan kegiatan yang benar-benar dilakukan merek. Misalnya, Nike membuat peralatan atletik, bukan olahraga, tapi Ford membuat mobil dan mengemudi adalah tujuan akhir.

Francke mengatakan bahwa dengan mengikuti salah satu dari tiga strategi dapat membantu memperjelas strategi media sosial Anda. “Di media sosial, merek perlu fokus pada keterlibatan konsumen dengan menawarkan sesuatu yang bernilai dan menarik perhatian mereka.”

“Bentuk-bentuk dari media baru seperti Instagram menggarisbawahi kebutuhan akan penempatan strategi rata secara keseluruhan,” tutup Francke.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.