Mengapa Marketer Kurang Menyukai Google+?

google-plus-header

Umumnya, marketer menyukai media sosial. Kita menggunakan Twitter untuk menaruh informasi. Kita tahu bagaimana menggunakan Facebook untuk bisnis dan kesenangan pribadi. Namun, ada satu saluran media sosial yang tampaknya tidak disukai para pemasar, yaitu Google+.

Dalam sebuah jajak pendapat informal  untuk marketer, MarketingProf  menanyakan pada mereka tentang preferensi media sosial. Tidak mengherankan, LinkedIn merupakan jejaringan sosial favorit marketer untuk keperluan profesional mereka, dan Facebook untuk penggunaan pribadi.

Hal yang mengejutkan adalah (sampai saat ini) 42% responden telah mengidentifikasi Google+ sebagai jaringan sosial yang tak ingin mereka pakai lagi. Dan 50% dari marketer mengatakan Google+ adalah jejaring sosial paling membingungkan.

MarketingProf meminta audience di Facebook-nya yang hampir 70.000 orang marketer untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan mengenai Google+. Berikut hasilnya :

Kenapa marketer benci Google+

“Google+ tidak memiliki pengalaman pengguna atau desain visual yang luar biasa, dan pengguna yang kita targetkan tidak begitu aktif di sana,” tulis Corey P’Loughlin di situs mpdailyfix.com.

“Aku benci Google+ karena mereka sangat tidak intuitif, dan tidak banyak orang di sana. Facebook jelas mengalahkan mereka dalam banyak hal,” ujar Nicole Rodrigues, salah satu marketer yang memberikan pendapat.

Facebook berhasil merangkul para marketer, dan Google+ pun menginginkan hal yang sama, yakni para marketer harus membuat akun Google+ melalui berbagai aplikasi Google.

Tapi, tunggu dulu, tidak semua marketer membenci Google+. Tinu Abayomi-Paul misalnya, marketer ini mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai Google+ meski orang lain membencinya. “Di Google+ lebih sulit untuk memasarkan terutama untuk orang introvert seperti saya. Namun, akan lebih mudah untuk menemukan dan memilah koneksi lebih mendalam,” katanya.

Sementara itu, Stephan Hovnanian mengatakan, “Sejauh ini, saya telah membuat lebih banyak uang dari keahlian pemasaran sendiri dan Google+ dibanding jejaring sosial lainnya,” terang Stephan.

Begitulah Google+, ada marketer yang suka ada pula yang tidak dan merasa Google+ membingungkan.

Tampaknya marketer perlu beberapa informasi lebih lanjut tentang bagaimana membuat Google+ bekerja, dan mungkin Google+ perlu membuat beberapa perubahan untuk membuat situs lebih intuitif bagi marketer.

Ingin menyuarakan jejaring sosial favorit Anda? silahkan isi kolom komentar di bawah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.