Mengasah Naluri di “Universitas Penjualan”

Marketing.co.id- Sudah jadi eksekutif puncak, kok masih belajar sih? Pertanyaan ini terlontar karena di zaman persaingan yang “setengah edan” ini, para pimpinan jajaran penjualan maupun pimpinan puncak perusahaan masih saja menggengam semboyan ”tiada hari tanpa belajar”.

Kendati pengetahuan mereka yang sangat spesifik dan spesialis sudah teruji, begitu juga manajemen operasional perusahaannya secara umum pasti sudah mendukung dan relatif memadai sehingga mereka mampu menduduki posisi kunci di perusahaan, toh mereka masih mau belajar. Maka, pertanyaan selanjutnya adalah: apalagi yang mereka perlukan?

Kondisi di atas memang agak sulit dipahami oleh sebagian orang yang masih  berpola pikir konservatif. Mereka ini umumnya menganggap bahwa belajar di usia ”sepuh” merupakan pemborosan uang dan tindakan menyia-nyiakan kenikmatan masa bahagia. Sebab mereka memberikan contoh dirinya sendiri yang tanpa belajar atau berpendidikan cukup, ternyata bisa sukses. Tapi perlu disadari, kesuksesan mereka itu diraih pada zaman yang berbeda dan karena mereka menpunyai intuisi bisnis sejati yang lazim disebut sebagai jiwa kewirausahaan.

Dunia Pendidikan Sudah Berubah

Dalam situasi “setengah edan” tadi, banyak perubahan terjadi secara  drastis. Perspektif dunia kampus pun bergeser. Kini kampus tidak hanya mengandalkan teori semata, tetapi ilmu yang bersifat aplikatif pun sudah menjadi kurikulum formal. Lihat saja Universitas Petra Surabaya yang telah memiliki Fakultas Marketing program S-1 dengan lima bidang  konsentrasi: Marketing Research, Product Development, Advertising Agency, Brand  Development dan Selling &  Distribution. Semua program ini dipandu oleh para praktisi dan konsultan di bidangnya masing-masing.

Belum lagi kampus Universitas Ciputra (S-2) yang ingin mencetak para wirausaha, dan Universitas Bina Nusantara (S-2) dengan berbagai program  kewirausahaannya untuk menunjang para profesional yang sudah berkarya di dunia praktis.

Jika kita merujuk pada perkembangan tersebut, dunia pendidikan tampaknya sudah semakin peka dan sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan. Ilmu bukan cuma melulu bersifat teoritis, namun yang bersifat aplikatif pun perlu dikedepankan dan mendapatkan porsi seimbang dengan dunia nyata. Akibatnya berdampak pada kurikulum. Selain mendapatkan pemahaman tentang manajemen penjualan umum, manajemen wilayah & manajemen waktu, manjemen penjualan, dan manajemen pelanggan; mahasiswa juga mendapatkan keterampilan, baik yang bersifat soft skill–intrapersonal skill maupun hard skill–interpersonal skill.

Lantas, bagaimana dengan “universitas nyata” di jajaran tenaga penjualan? Yang dimaksud dengan universitas nyata di dunia penjualan praktis tidak lain dan tidak bukan adalah tempat di mana kita bekerja, berkarya dan mencari nafkah, yaitu di suatu institusi/perusahaan.

Sudahkah perusahaan kita memberikan dorongan yang merata terhadap jajaran tenaga penjualnya untuk mendapatkan training yang memadai? Sudahkah perusahaan kita menciptakan “budaya belajar” kepada segenap karyawannya? Sudahkah perusahaan kita membuat anggaran biaya training bagi jajaran penjualnya secara komprehensif dan terstruktur? Sudahkah perusahaan kita menentukan jumlah jam/tahun untuk pelatihan bagi para jajaran penjualannya? Sudahkah para pimpinan di bidang penjualan (Sales Coordinator, Sales Supervisor, Sales Manager, General Sales/Marketing Manager, Sales & Marketing Director) mempunyai mindset bahwa “selling is a process” dan “sales people is assets“?

Kalau semua jawabannya sudah, berarti perusahaan tersebut telah berada dalam track yang tepat. Tinggal konsistensi serta kesinambungannya saja yang perlu dipertahankan. Namun, kalau jawabannya belum sama sekali ataupun baru sebagian, maka perlu ada himbauan: “kembalilah ke jalan yang benar”. Dunia persaingan kini sudah tidak bersahabat lagi! Selamat  merenung  di saat  Natal  dan  Tahun  Baru  2007 yang masih menyisakan harapan dan  kenyataan…

Mindiarto Djugorahardjo, Managing Partner Force One Selling &  Distribution  Consultant

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.