Menghargai Insting untuk Keberhasilan Bisnis

www.marketing.co.id – Pernahkah Anda menghargai insting  untuk kemajuan bisnis? Padahal insting, pengalaman dan intuisi adalah salah satu kualitas pribadi yang dimiliki oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Kualitas pribadi itu bisa digunakan sebagai dasar untuk tidak menggunakan riset pasar serta menciptakan sebuah ceruk yang belum pernah dikembangkan sebelumnya di pasaran.

Perlu Anda ketahui riset sering kali disebut sebagai faktor utama yang seharusnya mendorong pengambilan keputusan. Namun insting, pengalaman pribadi, dan intuisi juga sama pentingnya, khususnya dalam masa-masa sulit.

Hal ini didasari oleh Bob Lutz selaku presiden Chrysler selama akhir tahun 1980-an, yang mendapati penurunan penjualan di Amerika dan luar negeri. Kritikus mengklaim organisasi tersebut tidak kreatif dan tertinggal di belakang para pesaing.

Bob Lutz meyakini bahwa solusi dari persoalan ini adalah mengembangkan sebuah mobil yang inovatif dan menarik. Dodge Viper, dengan penampilan yang trendi dan mesin sepuluh silinder yang bertenaga serta transmisi manual lima kecepatan, dilabeli harga premium sebesar $ 50.000. Banyak yang mengatakan bahwa tidak ada mobil buatan Amerika yang akan populer dengan harga yang semahal itu, dan bahwa lebih baik berinvestasi di tempat lain.

Ide Lutz semata-mata didasarkan pada insting pribadi, tanpa ada riset pasar yang signifikan. Ia harus menghadapi banyak pertentangan internal, karena pendekatan yang digunakannya untuk mengambil keputusan ini tidak pernah digunakan di Chrysler. Namun demikian, Dodge Viper membuktikannya dengan kesuksesan komersial yang sangat mengesankan, bahkan muncul dalam sejumlah video game sebagai mobil balap elit.

Hal itu merubah persepsi publik terhadap Chrysler, menghentikan kemunduran perusahaan, dan meningkatkan semangat.

Keyakinan Bob Lutz bahwa Dodge Viper yang sangat berbeda sebagai keputusan yang tepat untuk Chrysler dan merupakan sebuah kemenangan insting atas rasionalitas. Namum demikian, dapat dibuktikan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya rasional.

Ketika terancam dengan penjualan yang stagnan, merek yang kurang bersinar dan tekanan kompetitif, apalagi yang dapat dilakukan kecuali membuang buku peraturan lalu berinovasi dan berhubungan dengan pelanggan dengan mengejutkan mereka? Bob Lutz mungkin membuat keputusan berdasarkan insting, tetapi pengalamanlah yang memberi tahunya peraturan mana yang harus diterapkan.

Bagaimana penerapan bagi bisnis yang di jalankan:

  • Bedakan diri Anda dari para pesaing dengan mendasarkan keputusan pada pengalaman pribadi secara insting, dan bukan pada riset pasar biasa atau metode rasional lainnya.
  • Jangan takut untuk mengambil keputusan yang berani ketika diperlukan tindakan drastis.
  • Bicaralah dengan orang lain seperti kolega, pelanggan, komentator, dan orang-orang dalam industri lain. Eksplorasi pandangan dan ide mereka.
  • Pastikan ide tersebut dieksekusi secara metodis dan efisien.

Semoga dengan menggunakan insting ini, bisa membuat para pebisnis untuk berani mengambil keputusan agar bisnis terus berkembang.

 

 

 

2 COMMENTS

  1. insting, pengalaman, dan intiusi adalah imajinasi, dan Einstein pernah mengatakan imajinasi lebih berharga dari sekedar ilmu pasti.

    terima kasih atas info yang berharga ini, sepertinya saya harus sering-sering melatih diri agar insting, pengalaman, dan intuisi semakin tajam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.