Mengulik Nilai Lebih Coworking Space di Mata Startup

Marketing – Seiring dengan berkembangnya startup di Indonesia, keberadaan coworking space kian menjamur. Data yang diperoleh Perkumpulan coworking space Indonesia menyebutkan pada tahun 2010 hanya ada satu coworking space di Indonesia dan pada tahun 2015 sudah ada 34 buah. Angka tersebut tentunya akan terus berkembang. Tapi, Apa itu coworking space?

Coworking space adalah tempat kerja bersama yang pertama kali dikenal dengan nama hackerspace saat kemunculan organisasi nirlaba, C-Base pada tahun 1995. Organisasi ini memiliki tujuan untuk menggabungkan kerja jaringan antar anggota organisasi dan teknologi komputer. Hackerspace kemudian berubah menjadi istilah yang kita kenal sekarang sebagai coworking space.

Di Indonesia, coworking space mungkin masih terdengar asing bagi awam, namun di kalangan startup istilah ini sangat familiar. Konsep kerja bareng di sebuah ruangan ini menjadi alternatif bagi startup yang mencari tempat untuk mengembangkan bisnis mereka. Konsep coworking sendiri bukan hanya perkara spasial, tapi juga nilai-nilai suportif yang ditawarkan untuk startup yang masih ‘merangkak’. Mulai dari lokasi, desain ruangan, layanan hingga tarif yang ditawarkan semua dikelola untuk mendukung kerja startup.

Secara umum, mungkin jika dari segi harga terbilang lebih tinggi daripada sewa gedung pada umumnya, tapi ada banyak benefit intangible yang bisa didapatkan oleh startup.

Bukan sekadar ruang kerja

Jika ruangan perkantoran pada umumnya hadir dengan sekat dan desain yang  monoton, coworking space hadir dengan desain ruangan yang dibuat senyaman mungkin hingga bisa mendukung kreatifitas dan komunikasi yang baik antar pengguna.

Coworking space hadir sebagai tempat yang nyantai tapi serius bagi saya. Desainnya bukan sebagai kantor yang kaku tapi lebih seperti tempat hangout atau ngopi-ngopi cantik,” ujar Novia Citra Valinca, Operation dan Marketing Supervisor Airfrov Indonesia.

Airfrov Indonesia merupakan startup yang menyediakan platform titip belanja dari luar negeri melalui traveler dan sudah menggunakan coworking space sejak tahun 2016. Menurut Novia, alasan lain startupnya memilih coworking space adalah lokasi yang strategis dan harga miring yang ditawarkan dengan benefit yang luar biasa. Diakui Novia biaya yang dikeluarkan setiap bulan untuk masing-masing anggota timnya adalah 1,5-2 juta rupiah dengan jumlah anggota 16 orang. Ia berencana untuk terus memakai coworking space hingga startupnya menjadi unicorn seperti GoJek dan Tokopedia.

“Di samping itu, banyak fasilitas plus yang ditawarkan seperti kopi gratis, penyewaan tempat untuk event dengan harga yang murah, dan networking antar startup,” imbuhnya.

Senada dengan Novia, Norman Sasono, Co-Founder Bizzy.co.id mengatakan, “Saya memilih coworking space karena experience dan know how. Coworking space dapat membantuk kita entah itu pengembangan skill ataupun network ke global.” Bizzy sendiri merupakan startup yang bergerak di bidang e-procurement dan e-commerce B2B.

Networking merupakan salah satu elemen penting dalam pengembangan bisnis dan inilah nilai lebih yang ditawarkan oleh konsep coworking space yang tak bisa didapatkan dari sewa ruang kantor pada umumnya. “Dicompare dengan benefit yang kita dapatkan, harga yang ditawarkan cukup kompetitif,” imbuh Norman.

Pengembangan bisnis coworking space

Bagi mereka yang ingin berbisnis atau sedang mengembangkan bisnis coworking space pastinya menghadapi tantangan yang berbeda dari bisnis sewa ruangan pada umumnya. Karekteristik startup yang dinamis menuntut para pemilik coworking space untuk beradaptasi dengan dinamika kebutuhan startup.

Setidaknya para pemilik perlu berinvestasi serius pada tiga hal yang penting dalam berbisnis coworking space yaitu privasi, produktivitas, dan networking. Ada kalanya para pengguna coworking space memerlukan ruang privasi, misalnya untuk meeting dengan anggotanya. Startup berbeda dengan bisnis pemula pada umumnya di mana produktivitas yang tinggi menjadi salah satu faktor penting yang menentukan akselerasi pertumbuhan bisnis mereka. Oleh karena itu, desain ruangan, kemudahan akses internet, dan layanan lainnya harus mampu mendukung kebutuhan mereka dalam pengembangan startup.

“Kita juga pernah sewa sendiri, tapi ternyata cukup ribet, mulai dari urusan provider hingga masalah kebersihan. Kita kan startup jadi ingin fokus ke bisnis kita,” ujar Norman.

Dan yang tak kalah penting adalah para pemilik coworking space perlu memerhatikan harga yang ditawarkan dengan benefit yang diperoleh oleh startup. Sebenarnya, harga coworking space dikatakan murah apabila benefit yang diperoleh sepadan dan dapat memenuhi kebutuhan startup. Coworking space bukan hanya ruangan kerja, bagi startup coworking space merupakan tempat untuk mengembangkan networking dan benefit ini jugalah yang menjadi nilai plus.

“Harapannya semoga coworking space semakin bersinergi dengan startup yang ada di dalamnya dan menghubungkan kami sebagai komunitas demi membangun bisnis yang lebih berkembang,” pungkas Novia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.