Menilik Strategi Branding Produk Kecantikan Korea

Marketing.co.id – Di Indonesia, potensi ekspansi produk Korea banyak dipengaruhi oleh besarnya fanbase K-pop dan demam drama Korea. Fans K-pop ini memiliki loyalitas tinggi kepada idola mereka sehingga mereka bersedia untuk mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk mendukung idolanya tersebut. Seringkali brand Korea ini menggunakan brand ambassador dengan fanbase yang kuat dari idola musik K-pop, drama Korea, ataupun film buatan Korea Selatan.

Bisa dikatakan, pemakaian brand ambassador ini memang cenderung efektif dalam meningkatkan brand awareness dan short term sales. Namun, penggunaan brand ambassador tidak dapat menjanjikan penjualan secara kontinu, malahan penjualan akan cenderung menurun setelah kontrak brand ambassador jatuh tempo. Hal ini dikarenakan loyalitas konsumen Indonesia yang membeli produk tersebut  hanya disebabkan brand ambassador, sehingga tidak cukup untuk retain konsumen. Itulah mengapa, untuk meningkatkan ketertarikan suatu brand di mata konsumen, penguatan identitas brand itu juga penting.

Produk Kecantikan Korea
Deretan toko kosmetik di Myeong Dong, Seoul. Umumnya produk Korea juga lebih banyak menjual lifestyle daripada hard selling. Produk Korea diasosiasikan dengan self care yang gentle. (Photo: Mayuree Moonhirun / Shutterstock.com)

Semakin kuat brand image suatu produk, maka konsumen willingness to buy pun semakin tinggi pula. Ini bisa dilihat dari salah satu brand asal Korea, yakni Innisfree. Dengan menonjolkan sustainability dengan men-highlight material produk 100% natural dan diambil dari Pulau Jeju, berhasil membangun brand image dengan value yang kuat.

Menariknya, brand asal Korea juga mampu menjual value dalam setiap customer journey yang dilewati para konsumen Indonesia. Exposure terhadap campaign sangat penting dalam tahap ini. Dalam membuat campaign, diharapkan para konsumen Indonesia merasa relevan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh para retailers. 

Baca juga: Top Brand Award, Survei Merek Terpanjang di Dunia

Customer journey sendiri kerap dimulai saat konsumen memasuki sebuah retail. Dimana, konsumen akan merasa lebih spesial dari orang-orang yang tidak memasuki retail tersebut, lalu saat konsumen membeli suatu produk, konsumen juga akan merasa lebih daripada orang-orang yang hanya melihat-lihat di dalam retail.

Kemudian, saat konsumen menggunakan produk tersebut, pada tahap inilah konsumen akan merasa bahwa suatu produk dapat bekerja lebih efektif dari produk lainya bila value dari campaign tersebut tertanam di pikiran mereka. Maka, tak heran jika setelah itu konsumen pun akan men-share review produk tersebut kepada peers mereka, sebagai langkah untuk meningkatkan aktualisasi diri mereka.

Lebih dari itu, umumnya produk Korea juga lebih banyak menjual lifestyle daripada hard selling. Produk Korea diasosiasikan dengan self care yang gentle, sehingga banyak konsumen Indonesia yang baru memiliki permasalahan wajah tertentu cenderung memilih menggunakan produk Korea. Produk self care yang ditawarkan oleh brand Korea tersebut juga beragam dan memiliki urutan pemakaian produk tertentu dalam pengaplikasiannya untuk menghasilkan hasil yang maksimal. Alhasil, konsumen Indonesia cenderung membeli produk komplementer lainnya dengan fungsi yang berbeda, sehingga kebiasaan ini berhasil menjadi lifestyle baru.

Awal brand kecantikan asal Korea datang ke Indonesia,  pemasaran segmentasi pasar masih fokus pada niche market, yaitu penggemar budaya Korea di Indonesia. Namun nyatanya market niche tersebut memiliki potensi growth  yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan popularitas K-pop kala itu. Dengan prospek jangka panjang, para retailers pun mulai berani melakukan ekspansi ke pasar Indonesia, dan mereka melakukan berbagai strategi dalam usaha memperbesar share di industri kecantikan atau self care ini.

Permainan strategi pemasaran seperti pembangunan brand image, penjualan lifestyle, penggunaan brand ambassador, banyak dilakukan brand Korea tersebut untuk meningkatkan share mereka di industri baru tersebut, malahan ekspansi pasar ke segmen lain di Indonesia’s beauty market karena brand recognition mereka sudah cukup tinggi.

Baca: Siasati Belanja Pintar saat Menjalani Normal Baru

Lantas, bagaimana seorang pemilik bisnis dapat belajar dari strategi brand kecantikan Korea. Ya, brand lokal perlu menemukan dan mengembangkan market baru. Untuk melakukan hal tersebut, awalnya brand lokal perlu mengenal pasarnya dengan baik, dan menemukan segmen konsumen yang niche, namun juga memiliki potensi besar untuk grow. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah mencari market yang mengidolakan produk-produk lokal dan memiliki kecintaan tinggi terhadapnya.

Setelah menemukan market-nya sendiri, brand lokal bisa tumbuh dan berkembang melalui strategi pemasaran yang efektif, seperti penggunaan brand ambassador yang memiliki fanbase yang kuat di antara konsumen Indonesia, penguatan brand image yang juga berefek terhadap self-actualization saat menggunakan produk lokal, sekaligus menjual lifestyle melalui optimalisasi campaign yang relevan dengan behavior konsumen Indonesia.

Dengan memfokuskan strategi pemasaran dalam niche market yang memiliki potensi grow yang tinggi, brand kecantikan lokal dapat berkembang lebih cepat secara efisien. Tentunya, sebagai brand lokal, lumrah saja jika bisa belajar dari strategi brand Korea yang memfokuskan pada pembangunan market baru dan tumbuh bersama market tersebut melalui berbagai strategi pemasaran. 

Penulis: Tamimmah Disma Lestari – Mahasiswa S1 Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB

Editor  : Fisamawati

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.