Meningkatnya Resiko Cloud dan Manajemen Supply Chain di 2020

Sumber: https://i1.wp.com/netsec.id/wp-content/uploads/malwarelogo.jpg?ssl=1

Marketing – Para ahli di Trend Micro memperkirakan bahwa pertumbuhan dan perubahan yang cepat ini akan membawa risiko baru akan serangan bagi manajemen supply chain. Dari penggunaan cloud hingga jaringan rumah, para pemimimpin di bagian informasi teknologi perlu menilai kembali risiko siber dan strategi keamanan IT perusahaan di tahun 2020.

Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia mengatakan, “Kita akan memasuki era baru dimana organisasi dari semua industri dan ukuran akan semakin bergantung pada perangkat lunak pihak ketiga, open-source, dan praktik kerja modern untuk mendorong inovasi digital dan pertumbuhan yang mereka inginkan.”

Menurutnya, para hacker akan semakin mengejar data perusahaan yang tersimpan di cloud melalui serangan injeksi kode seperti deserialization bugs, skrip lintas situs, dan injeksi SQL. Mereka akan menargetkan penyedia cloud secara langsung atau bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan ini.

Faktanya, meningkatnya penggunaan kode dari pihak ketiga oleh organisasi yang menggunakan DevOps akan meningkatkan risiko bisnis pada tahun 2020 dan selanjutnya. Komponen-komponen pada compromised container dan libraries yang digunakan dalam arsitektur tanpa server dan microservices akan semakin memperluas kemungkinan terjadinya serangan siber pada sebuah perusahaan, karena praktik keamanan tradisional berjuang untuk mempertahankannya.

Managed Service Providers (MSPs) ditargetkan pada tahun 2020 sebagai jalan untuk mengompromikan banyak organisasi melalui satu target. Mereka tidak hanya ingin mengambil data perusahaan dan pelanggan yang berharga, tetapi juga menginstal malware untuk menyabotase dan memeras uang melalui ransomware.

Diperkirakan tahun depan akan ada jenis risiko supply chain yang relatif baru karena  sistem kerja remot mengenalkan ancaman ke dalam jaringan perusahaan melalui keamanan Wi-Fi yang lemah. Selain itu, kerentanan pada perangkat rumah yang terhubung dapat berfungsi sebagai titik masuk ke jaringan perusahaan.

Di tengah ancaman siber yang selalu bergejolak ini, Trend Micro merekomendasikan organisasi untuk meningkatkan uji kelayakan atas penyedia cloud dan MSPs, melakukan penilaian kerentanan dan risiko secara berkala atas pihak ketiga, berinvestasi pada perangkat keamanan untuk mendeteksi kerentanan dan malware di komponen pihak ketiga, mempertimbangkan Cloud Security Posture Management (CSPM) untuk membantu meminimalkan risiko kesalahan konfigurasi, dan meninjau kembali kebijakan keamanan terkait pekerja rumahan dan pekerja mobile.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.