Menkop UKM: Pelaku Harus Bertranformasi ke Digital

Marketing.co.id – Berita UMKM | Menteri Koperasi dan Usaha Kecil, Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, program pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga dan hibah modal kerja bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan pembiayaan murah.

Tahun ini jumlah pinjaman melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), menurut Menkop, meningkat signifikan. Pada tahun 2020 lalu, nilainya Rp120 triliun, sementara di tahun ini Rp253 triliun dengan bunga pinjaman tiga persen.

“Tahun ini kebijakan sama kami lanjutkan. Data terakhir dari Mandiri Institut sudah 80 persen. Ini kemudian akan kami lihat dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kepada UKM,” ujar Teten Masduki saat menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi”, yang diselenggarakan INDOPOSCO dan indoposco.id, di Hotel Aston Priority Simatupang & Conference Center Jakarta, Senin (6/9/2021).

Menkop mengatakan, bantuan bagi UMKM merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional. Apalagi penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut mencapai 97 persen., dimana 99 persennya berada di usaha mikro.

Dari 65 juta jumlah UMKM, menurut dia, 99,6 persen merupakan usaha mikro dengan omset di bawah Rp2 miliar setahun. “Mereka masih bisa bertahan di masa pandemi dengan baik. Ke depan kami akan siapkan agar mereka bisa bertransformasi,” katanya.

Untuk mendukung pelaku UMKM bertahan di masa pandemi, dikatakan Menkop, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan sejumlah regulasi. Agar pelaku UMKM bisa bertransformasi dari offline ke online (digital).

Baca juga: Digitalisasi UMKM, Aplikasi Tokko Targetkan 65.000 Merchant LinkAja

“Mereka harus beradaptasi dengan bertranformasi ke digital. Data dari asosiasi e-commerce saat ini UMKM yang sudah menggunakan digital mencapai 23,9 persen atau 15,2 juta UMKM,” bebernya.

Padahal, lanjut Menkop, selama sepuluh terakhir hanya 8 juta UMKM yang terhubung platform e-commerce. Tentu peningkatan ini cukup signifikan, yakni dari 13 persen menjadi 23,9 persen. “Ini akan kami percepat agar UMKM bisa terus beradaptasi dan bertransformasi ke digital,” katanya.

“Tentu ini akan menjadi tren baru meskipun pandemi sudah berlalu. Sebab, transformasi ini didorong oleh perilaku masyarakat yang berbelanja online saat ini,” imbuhnya.

Produk sulit diserap pasar

Lebih jauh Menkop mengungkapkan, salah satu problem yang dihadapi UMKM adalah produk yang minim terserap oleh pasar. Kendati saat ini produk UMKM dari sektor kebutuhan pokok, kebutuhan kesehatan cukup bagus terserap di pasaran.

“UMKM yang terhubung ke platform digital tumbuh 26 persen. Dan catatan kami ada tiga, yakni literasi digital, kapasitas dan kualitas produksi, serta akses pasar,” terangnya.

Ia juga melihat kunci pemulihan ekonomi nasional dari sektor UMKM adalah program vaksinasi. Pertimbangannya, kegiatan ekonomi UMKM banyak bersentuhan dengan sektor pendidikan, perkantoran, dan industri.

Webinar UMKM
Webinar “UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi”

“Vaksinasi kita sudah mencapai 64 juta dosis pertama dan 36 juta dosis kedua dari target 208 juta rakyat yang harus divaksinasi. Sebab data dunia menyebut pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan tingkat vaksinasi,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pimpinan Wilayah Jakarta I Kanwil VIII Pegadaian Mulyono, mengatakan, saat ini 66 persen nasabah Pegadaian berasal dari usaha mikro. “Peruntukan kredit produktif masih tinggi, terutama untuk usaha rumahan,” kata Mulyono.

Menurut dia, ada 5,2 juta usaha mikro nasabah Pegadaian telah berbasis digital dengan porsi 78 persen adalah nasabah program gadai. Tentu saja, hal itu untuk memenuhi permodalan pelaku UMKM. “Tentu kami memberikan perbantuan modal yang mudah, cepat dan aman,” ungkapnya.

Baca juga: Permudah Layanan, Unit Pegadaian Keliling Hadir Hingga Pelosok

Sementara itu, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDP-KUMKM) Supomo mengatakan, penyaluran pinjaman badan Layanan Pengelola Dana Bergulir (LPDB) ke UMKM pada 2021 sebesar Rp1,015 triliun. Dengan rincian komersional Rp507 miliar, pembiayaan syariah Rp508 miliar dengan jumlah total mitra 121.

“Total akumulasi penyaluran dana bergulir 2008 hingga 2021 sebesar Rp13 triliun,” kata Supomo.

Sementara untuk strategi di tahun 2021, lanjut dia, dengan melakukan pendampingan akses pembiayaan dan peningkatan kapasitas koperasi. Program pendampingan berfokus pada skema kemitraan dan bekerja sama dengan inkubator wirausaha.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.