Menyelam di Pulau Rempah-rempah, Pulau Amboina

www.marketing.co.id – Ambon, siapa yang tidak mengenal salah satu pulau di Provinsi Maluku yang menjadi daya tarik para penjajah karena rempah-rempahnya? Ya,  kali ini penulis melakukan penyelaman di perairan seputar pulau tersebut.

Pariwisata di Ambon sudah kembali normal, dan lebih berkembang – setelah sempat mengalami kemunduran pasca kerusuhan SARA 12 tahun yang lampau. Contohnya dari jumlah Dive Center. Dari awalnya hanya satu, saat ini setidaknya minimal sudah terdapat 3 Dive Center yang ada di Ambon.

Penyelaman di Ambon lebih disukai oleh para penggemar Muck Dive dan para fotografer bawah air. Banyak sekali obyek atau makhluk laut yang kecil dan unik untuk fotografi makro, diantaranya adalah Amboneese Scorpionfish.Akan tetapi, pada perjalanan ini penulis akan lebih banyak melakukan penyelaman di daerah Barat dan Tenggara pulau Ambon, yang lebih menyajikan pemandangan-pemandangan bawah air untuk fotografi wide angle.

Pintu Kota, Tanjung Hukurila dan Hukurila Cave, adalah beberapa titik penyelaman yang wajib dikunjungi yang terletak di bagian Tenggara pulau Ambon. Pintu Kota, seperti namanya, menyajikan pemadangan yang menakjubkan dengan adanya gerbang di bawah air dengan kedalaman 27 m. Sebaiknya menyelam di Pintu Kota dilakukan di pagi hari sebelum jam 8 karena arus laut yang masih lemah dan jarak pandang yang baik.

Hukurila cave dan Tanjung Hukurila letaknya saling bersebelahan. Seperti namanya, Hukurila cave berbentuk gua pendek  yang terbentuk dari retakan batuan. Pintu masuk gua di kedalaman 10 m dan keluar di kedalaman 20 m.

Untuk mendapatkan pemandangan yang indah, disarankan untuk menyelam pada pagi hari di sini. Cahaya matahari pagi yang masuk menampilkan pemandangan yang indah jika kita melihat dari bagian bawah ke arah pintu masuk gua. Sedangkan untuk Tanjung Hukurila, yang terletak di sebelah barat Hukurila cave, menampilkan pemandangan dinding bawah laut dengan terumbu karang yang sehat.

Titik penyelaman di bagian Barat Ambon terdapat di Pulau Tiga, yaitu di titik penyelaman Ela dan Lain. Kedua titik penyelaman ini merupakan paduan dari slope dan wall. Di kedua titik ini, penulis menemukan banyak sekali bangkai ikan Tuna di dasar laut. Menurut dive guide, bangkai ikan Tuna ini adalah hasil buangan dari kapal nelayan pencari Tuna yang lewat daerah ini. Para nelayan tersebut hanya mengambil daging fillet dari ikan Tuna tersebut.

Penyelaman muck dive penulis lakukan di Silale dan Laha, di dalam teluk Ambon. Di Silale, dasarnya berupa lumpur, dan berbentuk slope yang menurun tajam. Di sini dapat ditemukan frog fish, crinoid crabs, dragonet, blenny, stone fish dan nudibranch. Cukup menyelam di 5-7 m untuk mencari hewan-hewan ini.

Sedangkan Laha, terletak di belakang pelabuhan rakyat dengan dasarnya berupa lumpur. Disini terdapat banyak sekali nudibranch, murray eel, devil scorpionfish, dan lain-lain. Khusus untuk murray eel, jumlahnya sangat banyak. Setiap kita bergerak, pasti melihat hewan ini dengan berbagai warna dan ukuran sedang menjulurkan kepalanya dari sela-sela bebatuan.

Pertunjukan utama di Laha adalah menyaksikan Mandarin Fish. Sebenarnya ikan ini bisa ditemukan juga di beberapa lokasi lain di Indonesia, akan tetapi, Mandarin Fish di Ambon tanpa malu-malu keluar dan bermain di siang hari, berbeda di tempat-tempat lain yang selalu keluar di waktu matahari tenggelam.

Seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, Ambon merupakan salah satu surga penyelaman bagi penggemar muck dive dan fotografi makro.

Meskipun begitu, bagi para penyelam yang kurang begitu suka dengan muck dive jangan berkecil hati. Masih ada Pintu Kota, Hukurila cave, dan Pulau Tiga yang menawarkan pemandangan bawah air menakjubkan. Dan tentu saja, cobalah juga menyelam di Aquila Shipwreck, dimana terdapat tiang yang menyerupai salib yang bisa dijadikan obyek foto yang indah (Mr. Gita Dimarsandy).

Previous articleMedia Sosial Bagi Penggemar Fitness
Next articleCEO sebagai Penjaga Merek
Mr. Gita Dimarsandy
Saya lahir di Malang, hampir 31 tahun silam. Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan internasional yang bergerak di bidang oil & gas sebagai supervisor lapangan. Saya mulai menyelam sejak tahun 2004, kemudian sempet vakum cukup lama. Comeback ke dunia penyelaman di mulai di April 2011 dengan menyelam di Raja Ampat. Sejak itu bisa dikatakan saya cukup aktif di dunia penyelaman dengan 3-4 bulan sekali mengunjungi titik penyelaman yang kebanyakan di daerah timur Indonesia. Saat ini saya sedang menekuni dunia fotografi bawah air dan berharap bisa terjun ke arah yang lebih profesional. Saya juga lebih memilih untuk keliling Indonesia untuk menyelam daripada jalan2 keluar negeri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.