Mobile Shopping Terus Tumbuh di Asia Pasifik

Lebih dari setengah responden di Indonesia (58,5%) telah melakukan pembelian menggunakan gawai (smartphone) mereka

Pertumbuhan aktivitas belanja melalui gawai (smartphone) atau mobile shopping berkembang pesat di negara-negara berkembang Asia Pasifik, melebihi negara-negara maju yang ada di kawasan tersebut, berdasarkan survei terbaru bertajuk Mastercard Mobile Shopping Survey. 

Konsumen di Filipina (53,5%) dan Malaysia (55,6 %) memimpin wilayah tersebut dengan pertumbuhan tertinggi secara year-on-year dalam hal mobile shopping, di mana kedua negara tersebut mencatat peningkatan masing-masing sebesar 12,6% dan 10,1%. 

Sementara itu, konsumen di India (75,8%) mempertahankan posisi mereka sebagai pembelanja mobile teratas dalam kawasan tersebut untuk dua tahun berturut-turut, di mana setidaknya satu orang melakukan pembelian melalui gawai dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum survei tersebut dilaksanakan.

Pembelanja mobile di China masih berada dalam posisi kedua (71,4%), diikuti Thailand (65%). Di sisi lain, konsumen di negara-negara yang lebih maju seperti Jepang (31%), Australia (26%) dan Selandia Baru (26%) membatasi pembelanjaan mobile.

Kecenderungan Asia Pasifik untuk berbelanja mobile juga telah mendorong peningkatan yang stabil dalam penggunaan dompet digital, dengan lebih dari satu dari lima konsumen (22,3%) menggunakan metode pembayaran tersebut. Konsumen di kawasan ini juga telah menggunakan pembayaran dengan kode QR. Lebih dari satu dari sepuluh konsumen menggunakan kode QR untuk melakukan pembayaran dengan pengguna terbanyak berasal dari China (42,6%) dengan selisih yang cukup jauh antara negara tersebut dengan negara lainnya.

Benjamin Gilbey, Senior Vice President, Digital Payments and Labs, Asia Pasifik, Mastercard mengatakan, konsumen di sejumlah negara berkembang di Asia Pasifik merupakan konsumen yang mengutamakan penggunaan mobile  (mobile-first) dan telah melampaui  evolusi pembayaran tradisional.

Pemerintah di kawasan tersebut telah melakukan upaya-upaya yang cukup signifikan untuk mendorong pengembangan lanskap perdagangan elektronik dan mobile (e-commerce dan m-commerce) serta infrastruktur pendukungnya, yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan yang dapat dilihat dalam hasil survei terbaru ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, konsumen kini telah beralih – dari pengguna satu perangkat menjadi pengguna satu aplikasi – sebagaimana mereka menuntut untuk memiliki pengalaman pembayaran yang lebih mudah dan mulus. Hal ini memerlukan sebuah kolaborasi yang lebih besar antara sektor publik dan swasta serta para pelaku industri untuk memfasilitasi interoperabilitas di antara beragam pilihan pembayaran yang tersedia saat ini.

“Kami melihat masih terdapat banyak peluang untuk terus maju, untuk itu kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan para mitra industri dalam memungkinkan aktivitas perdagangan melalui berbagai perangkat,” tambahnya.

Berikut temuan utama Mastercard Mobile Shopping Survey:

  • Selama lima tahun terakhir, para pembelanja di India mencatat kenaikan terbesar dalam mobile shoppingsebesar 45,5% di seluruh kawasan Asia Pasifik, yang diikuti Filipina dengan pertumbuhan sebesar 32% dan Malaysia dengan 30,2%.
  • Lebih dari setengah responden di Indonesia (58,5%) telah melakukan pembelian menggunakan gawai mereka, dengan fleksibiltas dan kenyamanan (49,9%), serta kemudahan belanja online dengan kehadiran beragam aplikasi (43,5%) merupakan alasan utama mereka dalam melakukan mobile shopping.
  • Sementara itu, pembelanja di India (45,5%) dan China (38,2%) memimpin kawasan tersebut sebagai pengguna dompet digitalpaling tinggi. Malaysia mencatat pertumbuhan terbesar dalam penggunaan metode pembayaran tersebut dengan 14,8%, meningkat dari 11% di tahun sebelumnya.
  • Mayoritas konsumen di seluruh wilayah Asia Pasifik (53,6%) mengatakan kenyamanan sebagai alasan utama bagi mereka untuk berbelanja melalui gawai mereka, terutama di China (70,9%), Thailand (60,8%) dan Taiwan (59,2%). Namun tidak seperti kebanyakan konsumen di negara-negara lainnya di kawasan tersebut yang mengatakan bahwa kenyamanan menjadi faktor utama, mayoritas konsumen di Malaysia menyatakan bahwa kemampuan untuk berbelanja saat bepergian (shop on the go) menjadi alasan utama mereka dalam melakukan mobile shopping.
  • Pakaian dan aksesoris fesyen (34,9%), produk perawatan pribadi dan kecantikan (21%) serta tiket bioskop (20,2%) merupakan pembelian teratas yang dilakukan oleh para pembelanja mobiledi Asia Pasifik. Namun, hasil survei ini tidak berlaku bagi para pembelanja mobile di Jepang, Selandia Baru dan Taiwan yang lebih sering dan utamanya melakukan pembelian buku, CD dan DVD; mainan dan hadiah; dan produk perawatan pribadi dan kecantikan, secara berurutan.
  • Konsumen di China (27,8%) dan Korea (26,8%) memimpin wilayah tersebut sebagai konsumen yang berbelanja untuk barang yang mereka perlukan dari supermarket melalui gawai
  • Preferensi belanja di dalam toko terus mengalami penurunan di seluruh negara di Asia Pasifik, yakni turun menjadi 45,9% dari 48,6% pada dua tahun lalu. Konsumen di India mencatat penurunan paling tajam yakni 10,3% dari 54,7% pada tahun 2015. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh adanya kemajuan signifikan pada industri e-commerceserta infrastruktur pendukungnya di negara-negara berkembang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.