MODALKU dan Bank Sinarmas Beri Kredit P2P untuk UMKM

Bank Sinarmas melakukan penandatanganan kerja sama dengan Modalku untuk memberikan pembiayaan Peer-to-Peer (P2P) bagi UMKM pada Kamis (04/08) di Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT. Bank Sinarmas Tbk. (BSIM), Freenyan Liwang dan CEO Modalku, Reynold Wijaya.

Peer-to-peer lending adalah praktik mempertemukan pihak yang membutuhkan pinjaman dengan pihak pemberi pinjaman melalui platform online.

modalku

Kemitraan antara Bank Sinarmas dan Modalku bermula dari perhatian kedua pihak terhadap segmen “Missing Middle” di Indonesia. “Missing Middle” atau istilah lokalnya “UKM Layak Namun Belum Layak Kredit” merupakan segmen usaha dengan pendapatan antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 100 juta yang memiliki potensi dan kapasitas untuk tumbuh, namun terhambat oleh kurangnya akses terhadap pembiayaan. Keterbatasan memperoleh kredit bagi segmen usaha ini diperkirakan berdampak pada hilangnya potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$ 130 miliar atau sekitar Rp 1.703 triliun.

Dengan hadirnya aplikasi P2P lending seperti Modalku, diharapkan UMKM memiliki akses pembiayaan yang lebih luas, sehingga dunia keuangan di Indonesia semakin inklusif.

Melalui kemitraan ini, BSIM dapat memberi pembiayaan kepada wirausahawan UMKM melalui platform MODALKU. Selain memberikan kredit, BSIM juga akan menjadi escrow agent yang mengelola rekening penampungan selama proses pemberian pinjaman berlangsung. Para pemberi pinjaman melalui aplikasi MODALKU dapat membuka virtual account di BSIM dengan beragam keunggulan, seperti keamanan, kecepatan, transparansi dan kenyamanan berupa fleksibilitas.

Dalam keterangan persnya, Direktur Utama BSIM – Freenyan Liwang – menjelaskan, “Bank Sinarmas telah berkomitmen untuk mendukung pembiayaan UMKM. Kerja sama dengan MODALKU merupakan bagian dari visi kami untuk menjadi salah satu bank terkemuka dalam keuangan digital.”

Dengan menggandeng Modalku, BSIM memproyeksikan untuk menjangkau lebih banyak nasabah, termasuk nasabah yang berada di desa-desa kecil di seluruh Indonesia. Selain itu, pembiayaan melalui Modalku akan mendidik para nasabah untuk lebih mengenal aplikasi teknologi.

Bersamaan dengan kerja sama dengan Bank Sinarmas, Modalku mengumumkan bahwa perusahaan induk mereka Funding Societies telah mengumpulkan pendanaan seri A sebesar Rp 100 miliar, jumlah terbesar yang pernah dihimpun oleh platform peer-to-peer lending di Asia Tenggara. Pendanaan terbesar dipimpin oleh Sequoia India dengan partisipasi dari pakar-pakar Universitas Harvard dan investor terdahulu Alpha JWC Ventures.

Melalui pasar digital Modalku, UMKM dapat menerima pendanaan secara langsung dari ratusan pemberi pinjaman di Indonesia – baik individu maupun lembaga keuangan. Sebagai imbalan, pemberi pinjaman di Modalku dapat menerima tingkat pengembalian di atas deposito bank, obligasi ataupun produk investasi yang berkaitan dengan asuransi jiwa.

Reynold Wijaya, CEO dan Co-Founder Modalku, mengatakan, “Karena kekurangan agunan dan sejarah kredit, jutaan UMKM yang layak mendapatkan kredit di Indonesia saat ini belum dapat menerima pinjaman yang mereka perlukan.”

Lebih lanjut Reynold menjelaskan bahwa kemitraan Modalku dengan Bank Sinarmas akan membantu Modalku terus memberdayakan UMKM di seluruh Indonesia, dengan menyediakan produk alternatif investasi yang menarik dan dapat diandalkan bagi pemberi pinjaman. Hal tersebut sekaligus juga akan meningkatkan user experience bagi peminjam dan pemberi pinjaman, serta mematuhi regulasi FinTech yang segera datang ke Indonesia.

Hanya dalam waktu enam bulan, Modalku telah memfasilitasi pinjaman jangka pendek dengan jumlah melebihi Rp 10 miliar kepada UMKM Indonesia, sekaligus memberi kesempatan bagi para pemberi pinjaman Modalku mendapatkan pengembalian. Sampai saat ini, Modalku mempertahankan rekor pembayaran 100% sempurna dan tingkat kredit macet 0%. Bagi pelaku bisnis online, Modalku dapat menyetujui pinjaman dalam waktu 24 jam.

Modalku dan Bank Sinarmas berencana untuk mengembangkan kemitraan ini dalam jangka panjang.

BSIM telah menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 1,8 triliun sepanjang 2016. Hingga April lalu, pemberian kredit oleh Perseroan di sektor UMKM telah mencapai Rp 1,25 triliun. BSIM sudah pula memiliki 166 titik mikro yang tersebar di beberapa kota-kota di Indonesia, seperti Makassar, Bengkulu, Lampung, Bogor,  dan lain-lain. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.