Mystery Shopping Digunakan untuk Performa Individu

Sangat dianjurkan mystery shopping dijadikan sebagai salah satu ukuran dalam performa individu, dengan catatan bahwa mystery shopping yang dilakukan cukup representatif dalam pengambilan sampelnya.

Permasalahannya adalah, bagi sebuah perusahaan besar yang memiliki ribuan frontliner, dibutuhkan biaya dan tenaga yang sangat besar untuk melakukan aktivitas ini. Biasanya mystery shopping yang dilakukan sampling-nya sangat kecil. Ketika mystery shopping tidak diterapkan kepada semua bagian frontliner, maka secara otomatis tidak bisa digunakan sebagai performance evaluation untuk individu. Tetapi, bisa digunakan sebagai penilaian cabang atau outlet yang bersangkutan. Ini pun dikerjakan dengan catatan, sampling yang dilakukan harus memenuhi kaidah-kaidah statistika.

Sangat tidak fair bagi frontliner jika dalam satu tahun pelayanannya yang baik mendapatkan nilai performance evaluation yang kurang baik hanya karena pada saat dilakukan mystery shopping, yang bersangkutan sedang sakit—meskipun pelanggan tidak akan peduli apa yang terjadi dengan frontliner. Mystery shopping tanpa sampling yang cukup sebaiknya difungsikan sebagai quality control bagi kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan, bukan digunakan sebagai performance evaluation individu. (www.marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.