NCIG Rokok Elektrik Pertama Yang Bercukai

Marketing ā€“ Rokok elektrik atau ENDS (Electronic Nicotine-Delivery System) masuk ke Indonesia pada 2010. Rokok ini bisa menjadi alternatif pengganti rokok konvensional. Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mengungkapkan, jumlah pengguna rokok elektrik di Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta orang per 2018.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan turut mendukung legalitas industri ini dengan menerapkan tarif cukai. Adapun penerimaan negara dari hasil cukai liquid rokok elektrik pada periode Oktober 2018 hingga Desember 2018 mencapai lebih dari Rp200 miliar.

Penelitian New England Journal of Medicine menemukan, bahwa rokok elektrik hampir dua kali lebih efektif dalam membantu perokok berhenti dibandingkan yang lainnya. Sedangkan penelitian Public Health England (PHE) di tahun 2018 menunjukkan penggunaan rokok elektrik 95% lebih rendah risiko dibandingkan rokok tembakau.

Selain itu, di tahun 2018, American Cancer Society (ACS) menyatakan rokok elektrik seharusnya dipertimbangkan sebagai sebuah solusi untuk mengurangi risiko kanker yang disebabkan oleh rokok tembakau. Kemudian dilansir oleh New England Journal of Medicine yang dirilis 30 Januari 2019, diketahui rokok elektrik dapat menjadi terapi bagi perokok konvensional dalam mengurangi penggunaan nikotin.

Laporan WHO pada 2018 menunjukkan, 30,4% perokok di Indonesia pernah mencoba berhenti, namun hanya 9,5% diantaranya yang berhasil. Kehadiran rokok elektrik diharapkan menjadi pengganti bagi mereka yang ingin berhenti merokok

ā€œPerokok di Indonesia sudah saatnya tahu bahwa kini berhenti merokok lebih mudah dan sudah ada pilihan yang lebih baik buat mereka untuk beralih ke rokok elektrik yang bebas TAR dan kemudian bisa menjadi terapi untuk mengurangi ketergantungan terhadap nikotin, ujar Roy Lefrans, CEO NCIG Indonesia.

Salah satu produsen liquid vapor kelas dunia Nasty Worldwide menggandeng produsen produk vapor terkenal di tanah air, HEX. Melalui PT NCIG Indonesia Mandiri, Nasty dan Hex berkerja sama mendesain dan menciptakan rokok elektrik jenis baru yang sangat mudah serta sesuai digunakan oleh perokok. Guna mendukung industri lokal, NCIG Indonesia Mandiri menggandeng PT YNOT Kreasi Indonesia untuk melakukan produksi e-liquid dan pengepakan catridge (N Pod) NCIG.

Seorang pengunjung berbincang di testing counter NCIG di sela Press Conference “Dukung Industri Rokok Elektrik Lokal, NCIG Indonesia Hadir sebagai POD Pertama yang Bercukaiā€ pada Jumat, 22 Maret 2019 di Balai Kartini, Jakarta Selatan. NCIG adalah device rokok elektrik closed system (POD) pertama yang diluncurkan secara resmi di Indonesia dan dikenakan tarif cukai.

Selain besarnya potensi pasar rokok elektrik di Indonesia, kebijakan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan yang melegalkan rokok elektrik menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha asing untuk berinvestasi.

CEO NCIG International, Shariffuddin Bujang menilai, brewer lokal Indonesia khususnya Hex sudah dapat menghasilkan liquid berkualitas dunia. ā€œDengan kualitas yang dihasilkan dan jaringan distribusi Hex yang tersebar di kota-kota besar Indonesia, membuat kami yakin kolaborasi Nasty dengan Hex mampu memenuhi kebutuhan pengguna rokok elektrik di Indonesia,ā€ jelas pria yang biasa dipanggil Pak Din.

Roy menambahkan, sudah saatnya konsumen rokok mempunyai pilihan untuk menikmati rokok dengan cara yang lebih maju. NCIG melihat ini sebagai peluang untuk memberikan pilihan baru lewat produknya yang bebas TAR.

NCIG dibanderol dengan kisaran harga Rp600.000 dan akan tetap dipasarkan secara ketat untuk konsumen dewasa sesuai batas usia merokok atau diatas 18 tahun. Tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang akan dijual sebagai produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Produk perdana dari PT NCIG Indonesia Mandiri yakni device closed system atau biasa disebut POD ditargetkan dapat diekspor ke Asia Tenggara dalam waktu 1 tahun ke depan. ā€œDukungan pemerintah yang telah melegalkan vape harus dibarengi dengan prestasi bagi kami para produsen rokok elektrik lokal, agar kita bisa menjadi pelopor negara pertama yang berhasil mengekspor POD ke seluruh Asia Tenggara,ā€ ujar Roy.

Lebih lanjut, Roy menjelaskan target produksi NCIG sampai akhir tahun 2019 sebesar 1 juta starter kit, dengan harapan device ini dapat diterima dan menjadi solusi terapi yang aman dan efektif. Produk NCIG merupakan satu-satunya produk closed system yang diluncurkan resmi di Indonesia yang sudah memenuhi standar internasional, diantaranya dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Tobacco Products Directive (TPD) Eropa, dan Canadian Counselling and Psychotherapy Association (CCPA) Kanada.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.