Nonberita Disuka Kaum Hawa

www.marketing.co.id – Talkshow nonberita bisa menjadi alternatif mengenalkan produk yang menyasar kaum Hawa. Penontonnya pun beragam usia.

Himpitan kehidupan yang semakin keras di negeri ini menjadikan masyarakatnya haus akan hiburan. Bagi yang berkantong sedang atau cenderung tipis, pilihan utama jatuh pada tontonan di televisi. Melihat acara-acara yang penuh guyonan, santai, dan sedikit berbau serius.

Irawati (31) tahun, seorang pekerja di sebuah perusahaan spare part di kawasan industri Pulo Gadung memilih menonton Bukan Empat Mata saban malamnya. Jarang sekali ia melewatkan acara itu bila bukan karena lembur atau ada acara penting. Menonton acara yang dipandu oleh Tukul Arwana itu bahkan menjadi sebuah kesempatan untuk menjaga kehangatan keluarganya. “Kalau sudah nonton Tukul, kami sekeluarga bisa tertawa lepas. Habisnya, lucu dan tidak membosankan,” kata perempuan beranak dua ini.

Pengakuan Irawati ini bisa jadi mewakili jutaan orang lainnya di Indonesia. Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan bahwa acara-acara semacam ini menjadi salah satu pilihan hiburan bagi keluarga yang cukup diminati.

“Minat pemirsa terhadap acara talkshow nonberita cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Terutama, dalam empat tahun terakhir. Persentase perolehan penonton (rating) acara jenis ini di stasiun TV nasional bertambah 80% dalam kurun waktu tersebut. Dari rata-rata 0,5% terhadap total populasi TV usia 5 tahun ke atas di 10 kota besar di Indonesia, atau sekitar 231 ribu orang, menjadi 0,9%, sekitar 454 ribu orang,” kata Mochammad Ardiansyah, Associate Director Nielsen Audience Measurement.

Ardiansyah menambahkan, segmen penonton talkshow nonberita khususnya perempuan usia 30 tahun ke atas dengan pengeluaran rutin bulanan rumah tangga di atas Rp 2 juta adalah yang paling bertambah secara signifikan atau paling tebal. Dari 0,9% atau 25 ribu orang dari total populasi TV di segmen ini menjadi sekitar 1,3% atau sekitar 39 ribu orang. Memang, penonton talkshow nonberita yang paling dominan adalah perempuan dengan SES kelas atas. Namun, dari sisi usia, ada perbedaan dalam memilih acara talkshow nonberita.

Pas Mantab dan Bukan Empat Mata cenderung menarik untuk pemirsa usia 30 tahun ke atas. Sedangkan penonton Hitam Putih relatif lebih muda, antara 20–49 tahun. Dan, With Farah Quinn ditonton oleh penonton lebih muda lagi, berkisar antara 5–29 tahun,” terang Ardiansyah.

Selain hiburan, sifat informatif dari program talkshow nonberita juga memengaruhi minat penonton. Sebagai contoh, acara seperti Kick Andy dan Mata Najwa adalah talkshow nonberita yang mengedepankan unsur informasi daripada hiburan. Memang, yang seperti model tersebut terakhir ini lebih sedikit peminatnya. Rating-nya kalah dengan acara-acara bernuansa hiburan dan banyak canda, seperti Pas Mantab, Bukan Empat Mata, dan Hitam Putih. (Lihat Tabel I dan II)

Namun, secara umum acara talkshow nonberita semakin digemari.  Ada kecenderungan penambahan jam tayang selama tiga tahun terakhir.  Tahun 2008, 3700 jam; tahun 2009 ada 3800 jam; dan tahun 2010 mencapai 3900 jam.

Penambahan jam tayang ini secara tidak langsung mengindikasikan juga adanya persaingan di antara acara-acara tersebut. Persaingan paling ketat terjadi antara Pas Mantab, Hitam Putih, dan Bukan Empat Mata, kesemuanya ditayangkan oleh Trans7. Ketiga acara ini berada di posisi teratas di target penonton 5 tahun ke atas dan 30 tahun ke atas dari kelas atas. (Lihat Tabel I dan II)

Melihat betapa perempuan menyenangi acara talkshow nonberita, ada kesempatan bagi para marketer yang memiliki produk yang pas bagi kaum ini untuk beriklan di acara-acara tersebut. Saat ini, kebanyakan produk yang memilih beriklan justru bukanlah produk perempuan. Bahkan, bisa dikatakan produk rokok dan telekomunikasi masih mendominasi. (Lihat Tabel III)

Dua tahun lalu, produk rokok mendominasi belanja iklan tertinggi pada program talkshow nonberita. Tahun 2010, produk rokok mulai tergeser dengan produk telekomunikasi yang mulai memimpin dalam belanja iklan tertinggi. Tahun ini, meski ada produk beverage dan lainnya beriklan, namun telekomunikasi masih mendominasi.

Porsi iklan talkshow nonberita sedikit lebih besar bila dibandingkan talkshow berita. Dari semua iklan di seluruh acara talkshow yang mencapai Rp 2,6 triliun, sebanyak 55% disedot talkshow nonberita, sedangkan porsi iklan di talkshow berita sebesar 45%. “Sedangkan bila dilihat dari sumbangannya pada total belanja iklan (kotor) di televisi nasional, talkshow nonberita menyumbang 3,5% atau Rp 1,4 triliun hingga Oktober 2011,” tambah Ardiansyah.

Meski belum banyak menyumbang pada total belanja iklan di TV nasional, acara talkshow nonberita akan tetap digarap oleh stasiun televisi. Di masa depan pun, acara ini akan terus bertambah jam tayangnya. Melihat karakter penikmat acara ini, para marketer bisa menimbang untuk memilih acara ini sebagai media yang pas menggarap pasar perempuan. (Ign. Eko Adiwaluyo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.