Nucleus Farma Fokus Kembangkan Obat Tradisional Modern

Marketing.co.id – Berita Marketing| PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) semakin fokus mengembangkan obat natural dan suplemen kesehatan dari bahan dasar alami lokal asli dari Indonesia. Hal ini dilakukan karena Nucleus Farma ingin berkontribusi dalam dunia kesehatan dengan menyediakan obat bahan herbal alami yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

CEO Nucleus Farma, Edward Basilianus saat PIKTI National E-Seminar (Series 36)  pada 28 Maret 2021 lalu mengatakan, bahwa biodiversitas tanaman obat yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan  guna memenuhi kebutuhan produk berbahan herbal yang semakin meningkat.

“Jika ini bisa dilakukan dengan optimal akan berdampak positif pada perekonomian nasional dan mendukung kemandirian industri obat berbahan herbal,” kata saat Edward memaparkan materi “Peluang Industri Herbal di Era Pandemi”

E-Seminar dengan topik  “The Secret of Indonesian Herbal (Jamu) for Good Health”menghadirkan beberapa pakar di bidangnya. Acara ini diawali dengan sambutan dari Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi Zarman, S.E., M.H. dan Ketua PIKTI Dr.dr. Eka Wahyu Kasih, S.H, M.H, S.E, M.M, S.Pd, M.Pd. Keynote Speaker dari Ketua Badan POM RI diwakili oleh Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.

Edward Basilianus juga melihat tren penggunaan bahan alam, khususnya obat tradisional di masa pandemi Covid-19 merupakan momentum emas bagi masyarakat untuk kembali mencari dan menggunakan rempah-rempah asli Indonesia.

Baca juga: Nucleus Farma atasi Stunting dengan Ramuan Tradisional – Modern

“Hal ini juga menjadi peluang bagi para peneliti untuk dapat mengembangkan hasil risetnya serta memacu para produsen untuk lebih fokus mengembangkan produk berbasis herbal,” kata Edward Basilianus.

Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengatakan pengobatan tradisional Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan ramuan jamu. “Jamu di Indonesia sudah ada sejak tahun 1300 dan merupakan minuman bersejarah dengan berbagai khasiat untuk menjaga kesehatan, bahkan menyembuhkan berbagai penyakit,” jelas Dra. Reri.

Lebih jauh Dwi Ranny mengatakan, pengobatan tradisional sudah diakui oleh WHO, badan kesehatan PBB. WHO menunjukan kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional dengan mengeluarkan buku panduan Metodologi Penelitian dan Evaluasi terhadap pengobatan tradisional.

Jenis pengobatan alternatif dikelompokkan menjadi dua, yakni pengobatan berdasarkan herbal dan terapi yang berdasarkan prosedur tradisional. “Yang termasuk pengobatan alternatif herbal yaitu penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan, akar, daun dan lain-lain dan saat ini bertambah dari sumber hewani,” tutur Dwi Ranny.

Sementara itu,  Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si, menyoroti melimpahnya keanakaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Indonesia kata Reri Indriani, memiliki sekitar 30 ribu jenis tanaman, dimana sekitar 800 diantaranya berpotensi untuk dijadikan obat herbal.

Sejalan dengan Inpres no.6 tahun 2016 tentang Percepatan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Badan POM menginisasi pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka. Ada 14 lembaga yang terlibat dalam Satgas ini, terdiri dari Kementerian, asosiasi pelaku usaha, organisasi profesi, dan perguruan tinggi.

“Dengan terbentuknya Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka diharapkan dapat meningkatkan intensifikasi hilirisasi penelitian obat berbahan alam untuk menjadi Fitofarmaka, sehingga akses dan ketersediaan obat produksi nasional akan meningkat. Ke depannya, produk Fitofarmaka juga diharapkan dapat berperan sebagai produk pengobatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN,” papar Reri Indriani.

Sebelumnya Nucles Farma juga berpartisipasi dalam webinar dengan topik “Peran Jamu sebagai Imun Booster di Era Pandemik”, pada 23 Maret 2021. Seminar ini diselenggarakan oleh Krista Exhibitions dan GP Jamu. Webinar ini menghadirkan narasumber: Dr. Resna Murti WibowoSp.PD. FINASIM, M.Kes., Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia ( PDHMI), dan Dr. dr. Robert Arjuna, FEAS dari Owner Clinic Sayang Diagnostics Center.

Edward Basilianus yang juga merupakan salah satu pengurus GP Jamu Pusat menjadi moderator dalam acara tersebut. Dr. dr. Robert Arjuna, FEAS membawakan materi mengenai produk Nucleus Farma yakni Rafa Khomsah dan Onoiwa, yang dapat digunakan sebagai suplemen herbal yang berkhasiat untuk menjaga daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19.

Edward Basilianus, CEO Nucleus Farma

Nucleus Farma juga terlibat dalam webinar“Manfaat Intervensi Oral Albumin Terhadap Status Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronis, pada 26 Maret 2021. Seminar menghadirkan pembicara Prof Dr. dr. Haerani Rasyid, Sp.PD. KGH, Sp.GK dengan Moderator Dr.dr. Andi Makbul Aman, Sp.PD KEMD. Pada kesempatan tersebut antara lain dibahas tentang manfaat albumin yang terkadung dalam Onoiwa, salah satu produk dari Nucleus Farma.

Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.

Baca juga: Mengonsumsi Susu Sapi A2 Bantu Kurangi Resiko Penyakit Serius

Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Penggunaan albumin direkomendasikan karena merupakan indikator yang baik digunakan untuk menilai status gizi penderita dengan hemodialisis serta dapat mengganti nutrisi yang hilang. Onoiwa sendiri merupakan sediaan oral albumin yang terbuat dari ekstrak ikan gabus dan memiliki kandungan aktif yang dapat membantu pasien gagal.

Sebagai leading localbio-tech company Nucleus Farma terbuka untuk melakukan kerjasama riset dan mewujudkan triple helix melalui sinergi dengan pemerintah, akademisi, maupun praktisi. Upaya tersebut dibuktikan dengan keterlibatan Nucleus Farma dalam riset obat antikanker ovarium yang sangat bermanfaat di Indonesia.

Pada 29 Maret lalu, tim Nucleus Farma dan dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk. mengunjungi LIPI Kimia Serpong untuk membahas kerja sama penelitian obat kanker dari bahan alam. dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan onkologi di RS Mitra Medika Pontianak.

Sebelumnya sudah dilakukan uji pendahuluan dan akan dilanjutkan riset yang lebih komprehensif. Nucleus Farma disambut baik oleh tim peneliti dan menjadi mitra perusahaan yang sangat mendukung inovasi, riset, dan penelitian guna pengembangan obat tradisional di Indonesia.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.