Nutrifood, BPOM, dan ADINKES Gelar Webinar Manajemen Diabetes Selama Pandemi

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods I Memperingati Hari Diabetes Sedunia 2020, Nutrifood bekerja sama BPOM dan ADINKES untuk mengedukasi tenaga kesehatan terkait pentingnya manajemen diabetes, terutama dengan tingginya tingkat fatalitas COVID-19 pada penderita diabetes. Kegiatan edukasi diadakan dalam bentuk webinar dan dihadiri oleh 300 tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia.

manajemen diabetes

Head of Corporate Communication Nutrifood, Angelique Dewi mengatakan, ”Sebagai perusahaan yang memiliki misi menginspirasi masyarakat Indonesia hidup sehat dan menyenangkan melalui pengaturan asupan Gula, Garam dan Lemak (GGL), Nutrifood aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mengedukasi #BatasiGGL serta risiko diabetes dan cara pencegahannya. Nutrifood percaya kolaborasi strategis adalah kunci memperbesar dampak positif bagi masyarakat,” papar dia.

Baca juga: Nutrifood Edukasi Masyarakat Pentingnya Batasan Konsumsi GGL

Dia menambahkan, penting bagi masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari diabetes, sedangkan bagi diabetesi diharapkan lebih waspada selama masa pandemi COVID-19. Baik orang tanpa diabetes maupun penderita diabetes dianjurkan untuk terus menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan tinggi serat, memperhatikan porsi dan waktu makan, serta membatasi GGL sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI.

Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes sangat rentan terhadap komplikasi serius yang ditimbulkan oleh infeksi virus. Sehubungan dengan virus SARS CoV-2 penyebab COVID-19, penderita diabetes yang positif terjangkit COVID-19 cenderung mengalami gejala dan komplikasi parah, bahkan kematian jika kadar gula darah tidak terkontrol.

Ketua ADINKES, dr. M. Subuh, MPPM mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh ADINKES dari BPJS Kesehatan, sepanjang pandemi COVID-19 terjadi penurunan pemenuhan rasio pasien prolanis terkendali/RPPT (termasuk diabetes melitus) yaitu turun hampir 50% (data bulan Februari 2020 dibandingkan Mei 2020) di seluruh Indonesia; hal ini termasuk karena menurunnya angka kontak peserta JKN ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) juga sejumlah 42%. Di sisi lain, mayoritas fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan cukup terfokus untuk menangani pasien positif COVID-19, sehingga kapasitas pelayanan untuk penderita diabetes tidak semaksimal sebelumnya.

“Hal ini ditambah Riset Kesehatan Dasar menunjukkan sekitar 70% pasien diabetes melitus tidak terdiagnosis (mengetahui kasusnya), angka ini sangat tinggi untuk perlu manajemen deteksi ke depan. Karena itu, penting bagi penderita diabetes dan tenaga kesehatan untuk menguasai manajemen diabetes selama pandemi COVID-19 serta melaksanakan SPM Kesehatan terkait diabetes melitus secara baik,” papar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kertanegara, Kalimatan Timur, dr. Martina Yulianti, Sp.PD., FINASIM., M.Kes menjelaskan, “Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memonitor kondisi kesehatan pasien diabetes di masa pandemi ini. Manajemen diabetes yang dapat tenaga kesehatan lakukan agar kondisi pasien diabetes tetap terkontrol dan terhindar dari komplikasi serius COVID-19 adalah melakukan pemeriksaan gula darah minimal setahun sekali pada penduduk usia produktif 15-59 tahun, serta pada semua ibu hamil.”

Baca juga: Cegah Diabetes, Nutrifood Edukasi 5.000 Pelanggan

Di lain sisi, manajemen diabetes tidak terbatas pada tenaga kesehatan, namun juga harus dilakukan oleh penderita diabetes itu sendiri. Selama pandemi COVID-19, kesehatan pasien diabetes bisa memburuk dengan adanya perubahan pola hidup seiring dengan peraturan PSBB oleh beberapa pemerintah daerah. Kurangnya aktivitas fisik, diet tidak seimbang, level stres yang tinggi serta menurunnya kunjungan kontrol ke FKTP.

Menurut Ketua PERSADIA Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE pasien kencing manis/Diabetes Mellitus dianjurkan untuk menjalani manajemen diabetes mandiri selama pandemi COVID-19 dan harus beraktivitas serta tinggal di rumah saja.

Kasubdit Standardidasi Pangan Olahan Tertentu, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP memaparkan, bahwa kondisi kesehatan diabetesi yang memburuk juga bisa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) berlebih, dimana salah satunya karena kurang mencermati informasi nilai gizi pada label pangan olahan. Untuk menjaga kadar gula darah normal, diabetesi harus menerapkan pola hidup sehat di antaranya dengan membatasi konsumsi GGL, yaitu 50 gram gula per hari; 5 gram garam per hari; dan 67 gram lemak per hari.

“Salah satu upaya membatasi asupan tersebut, diabetesi harus mencermati informasi nilai gizi sebelum mengonsumsi pangan olahan, agar dapat mengonsumsi produk sesuai kebutuhan nutrisi harian. Tentunya aktifitas fisik yang cukup, dan pengendalian stress juga perlu dilakukan.”

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.