Optimis Naik Sharp Indonesia Serius Garap Pasar Notebook

Marketing.co.id – Berita Digital & Technology | Sukses meluncurkan lini pertama produk laptop Satellite produk pada 17 Agustus 2020 lalu, Sharp Indonesia kembali meluncurkan Dynabook Satellite tipe C-40 sebagai pilihan untuk konsumen. Dynabook merupakan satu-satunya merek notebook Jepang yang ada di Indonesia.

“Indonesia memiliki pasar notebook dan laptop yang cukup besar. Dengan angka penjualan sekitar 120.000 unit per bulannya dengan nilai sebesar Rp 600 miliar, pangsa pasar ini 80% masih didominasi produk dibawah Rp 7 juta dan 20% untuk produk laptop di atas Rp 7 juta. Sebagai satu-satunya merek notebook Jepang yang ada di Indonesia, Dynabook memiliki peluang besar untuk berkembang dan bersaing melalui keunggulan-keunggulan produknya. Kami optimis akan mampu mencatat angka penjualan yang lebih baik dari kuartal sebelumnya”, ujar Ardy, Head of Marketing AUVI Product Strategy Division Sharp Indonesia.

Sharp Indonesia melalui Dynabook menghadirkan beberapa varian produk, mulai dari harga Rp 8 juta hingga Rp 16 juta yang menargetkan kelas menengah dan premium.   Ke depannya Sharp Indonesia telah mempersiapkan untuk memperluas pangsa pasarnya dengan masuk ke pangsa pasar notebook di bawah Rp 7 juta.

Memasuki kuartal kedua di tahun 2021 ini, Sharp Indonesia optimis mampu mencatat angka penjualan yang lebih baik dari kuartal sebelumnya. Berusaha menembus omzet penjualan sebesar Rp 12 triliun setahun, Sharp Indonesia akan meningkatkan varian baru serta memperluas jaringan pendistribusian. Melalui kanal B2B, Sharp Indonesia akan lebih fokus untuk menaikkan kontribusi penjualan dari 5-6% menjadi 15-20%.

Menyasar generasi muda dan juga pelajar, Dynabook akan mengembangkan penjualan melalui kanal online maupun offline store. Selain itu Sharp juga berencana untuk memperluas pangsa pasar melalui toko-toko elektronik rekanan di pusat-pusat perbelanjaan elektronik. Dengan dimulainya vaksin Covid-19 telah memberikan rasa aman dan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk kembali membelanjakan uang mereka untuk membeli barang-barang sekunder seperti produk elektronik bahkan untuk pergi berlibur.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.