Optimistis Bermain di Kategori Produk Baru

ANTHON_YUNIANANTO_3MMarketing.co.id – Nexcare Acne Cover begitu optimistis masuk ke pasar dengan mengusung kategori produk baru. Edukasi yang tepat pun menjadi strategi utama.

Bagi sebagian remaja, jerawat masih menjadi permasalahan yang sering dihadapi—apalagi bagi mereka yang tinggal di iklim tropis. Meskipun jerawat kerap dianggap sebagai problem ringan dan dapat diobati sendiri, ternyata kondisi tersebut tak hanya memengaruhi segi fisik, tapi juga emosional.

Tak heran jika kemunculan produk solusi atasi jerawat merupakan “malaikat” penolong bagi para remaja yang mengalami masalah jerawat. Salah satu brand yang memanfaatkan potensi bisnis tersebut adalah Nexcare Acne Cover yang berada di bawah naungan PT 3M Indonesia.

Nexcare Acne Cover pun sudah memastikan dengan cermat bahwa hasil riset yang dilakukan menunjukkan masih banyak konsumen yang membutuhkan solusi dalam mengatasi jerawat. Misalnya, berdasarkan survei Reportlinker tahun 2012, dinyatakan 57,9% persoalan yang dialami oleh pengguna kategori produk medicated skincare di Indonesia adalah masalah jerawat.

Begitu pun penggunaan perawatan kulit wajah di Indonesia, saat ini terus meningkat dari tahun 2000 hingga 2012 dengan rata-rata sebesar 13%—seperti yang dikatakan survei Nielsen dan Perkosmi tahun 2012. Hasil data Nielsen juga menunjukkan bahwa tahun 2012 belanja konsumen di Indonesia untuk produk personal care meningkat 12,5% dari tahun sebelumnya.

“Nexcare Acne Cover mulai ada di market tahun 2012 lalu dan secara resmi diluncurkan pada 4 Juli 2013. Ini merupakan produk terbaru berupa lapisan penutup jerawat transparan berbahan dasar air dengan teknologi non chemical hydrocolloid dressing. Produk ini dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari,” kata Anthon Yuniananto, Senior Brand Development Manager – Consumer Health Care Division PT 3M Indonesia.

Anthon pun menyadari bahwa untuk kategori produk yang bisa dikatakan baru ini, salah satu strategi yang dilakukan adalah memberikan edukasi yang tepat pada segmen yang disasar, sesuai dengan karakteristik dan kebiasaan yang mereka lakukan.

Produk_3MNexcare Acne Cover sendiri menyasar usia remaja, yakni usia 15–25 tahun yang mempunyai kedekatan dengan kehidupan sosial dan selalu ingin tampil good looking dengan wajah bebas jerawat.

Ya, memang tidak dapat dipungkiri bahwa masa remaja adalah saat anak—baik laki-laki maupun perempuan—mulai mencari jati diri dan memiliki segudang aktivitas seperti sekolah, ekstrakurikuler, bimbingan belajar, atau menekuni hobi. Para remaja juga mulai aktif berinteraksi dalam pergaulan sosial untuk mengenal lingkungan sekitar sehingga mereka benar-benar menjaga penampilan.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan insight mengenai karakteristik dan kebiasaan mereka saat mengalami masalah jerawat, riset pada beberapa remaja di area perkotaan yang sesuai dengan target market pun dilakukan. Setelah terlihat hasilnya, dibuatlah strategi komunikasi. Sejauh ini, Nexcare Acne Cover melakukan edukasi terkait menjaga kesehatan kulit wajah secara natural—terutama untuk masalah jerawat.

“Tentunya market size produk ini sangat besar, terutama bagi segmen yang kami sasar, yaitu pengguna produk solusi antijerawat,” ungkap dia. Berdasarkan hasil survei Reportlinker 2012, rata-rata di Indonesia pada masa pubertas 15–25 tahun, hormon meningkat dan berpotensi menimbulkan masalah jerawat yang saat ini mencapai 47%. Sisanya adalah masalah wajah berminyak yang juga berpotensi menyebabkan jerawat.

Untuk menggenjot penjualan, selain menawarkan diferensiasi yang kuat, Nexcare Acne Cover juga gencar memasarkan dan menjaga ketersediaan produk di beberapa modern market, seperti outlet kategori health & beauty, hipermarket, supermarket, minimarket, serta online shopping. Mengenai harga, Anthon mengatakan, terbilang affordable mid-up acne treatment.

Agar mendukung itu semua, kegiatan above the line dan below the line pun dilakukan beriringan. Untuk ATL, Nexcare Acne Cover fokus pada integrasi media sosial seperti Facebook, Twitter, blog, dan dibantu dengan media konvensional seperti media cetak. Sedangkan untuk BTL, cara yang dilakukan adalah berkomunikasi langsung dengan konsumen di outlet melalui kegiatan road show.

“Dalam mengomunikasikan produk, kami lakukan secara terintegrasi antara media sosial dan aktivitas promo secara langsung di market. Mengenai kisaran biaya yang dikeluarkan untuk mengedukasi konsumen, terbilang relatif karena tergantung jenis promo, fokus market, dan area yang digunakan,” papar Anthon.

Disinggung mengenai target penjualan yang akan dicapai, Anthon enggan mengungkapkan. Namun, dia dapat memastikan bahwa tanggapan konsumen terhadap produk Nexcare Acne Cover sejauh ini sangat baik. Tentunya, ini pun berdampak pada penjualan produk yang akan dicapai mendatang.

Dia pun optimistis bahwa dengan teknologi dan inovasi unik Nexcare Acne Cover sendiri sudah menjadi lapisan penutup jerawat favorit di beberapa negara Asia, seperti Cina, Taiwan, Singapura, dan Malaysia. Tentunya Anthon mengharapkan kehadiran produk tersebut di Indonesia pun bisa menjadi solusi bagi konsumen dalam mengatasi masalah jerawat.

FOTO: Asep Toni K.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.