Orang Botak Lebih Cenderung Terkena Penyakit Jantung?

MarketingHealth– Ternyata kerontokan rambut lebih berbahaya dari sekedar ego Anda. Studi terbaru menemukan adanya hubungan antara kerontokan rambut dengan masalah jantung.

Studi sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara kebotakan dan meningkatnya risiko penyakit jantung. Namun kali ini, para peneliti ingin menguji lebih lanjut apakah ada risiko lebih tinggi dan ada hubunganya dengan permasalahan jantung.

Secara khusus, mereka menganalisa tanda-tanda penuaan. seperti kurangnya penglihatan, kepala botak, kusut atau lipatan dekat telinga, simpanan lemak di dekat mata, rambut putih, dan kerutan di wajah.

Bagaimana itu diuji: Hasil penelitian disajikan pada Sesi Ilmiah American Heart Association di Los Angeles oleh ahli biokimia Dr Anne Tybjaerg-Hansen dari University of Denmark. Dia menganalisis data dari 11.000 orang yang dikumpulkan selama periode 35 tahun. Di bagian awal penelitian, semua peserta berusia 40 atau lebih tua.

Hasilnya: Para peneliti menemukan, ada dua faktor yang tidak memiliki hubungan dengan penyakit jantung. Yakni rambut putih dan keriput.

Namun, mereka yang memiliki tiga dari empat ciri lainnya tentang penuaan memiliki risiko 57 persen dari risiko peningkatan serangan jantung, ujar Eryn Brown di Los Angeles Times.

Dengan kata lain: Jika Anda memiliki beberapa kombinasi dari ciri-ciri tersebut, rambut yang menipis, kepala botak, kusut atau lipatan dekat telinga, atau timbunan lemak bengkak di dekat mata, itu mungkin berarti kabar buruk bagi jantung Anda.

Teori: Kerontokan rambut dapat dihubungkan dengan kadar hormon testosteron yang lebih rendah dalam aliran darah, yang dapat mempengaruhi baik pria maupun wanita.

Para peneliti berpikir kadar hormon berubah seiring dengan bertambahnya usia, dan itu mungkin yang memainkan berperan dalam serangan jantung, tetapi pada saat ini itu masih tahap spekulasi.

Bagi ahli medis, “mengecek tanda-tanda penuaan yang terlihat haruslah menjadi bagian rutin dari pemeriksaan fisik Anda setiap berkunjung ke dokter.”

Memang benar, kata Dr Kathy Magliato, seorang ahli bedah jantung di Pusat Kesehatan St John di Santa Monica, California “Kami sangat bergegas untuk memakai cuff tekanan darah atau menaruh stetoskop pada dada sehingga dapat dilihat gejala risiko yang sering terlewat.

CS|Theweek

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.