Keberhasilan atau kegagalan perusahaan sebagian besar ditentukan dari strategi marketing dan daya saing. Dimana, persaingan menentukan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan pasar sesuai target.
Ya, strategi bersaing merupakan salah satu upaya perusahaan dalam meraih dan mempertahankan posisi yang menguntungkan dalam suatu industri. Bahkan dalam Porter, 1980 menulis bahwa strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.
Handi Irawan D, CEO Frontier Consulting Group mengatakan ada empat strategi yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan saat ini. Hanya saja, dia memaparkan tiga strategi menjadi kunci yang kerap dilakukan banyak perusahaan – baik skala nasional maupun internasional. Pertama, ketersediaan menjadi kunci bagi perusahaan yang bergerak di produk komoditas. Pasokan dan penyebaran distribusi menjadi faktor penting demi menjaga kepuasan pelanggan. Kedua adalah biaya rendah. Artinya, perusahaan akan menekan pengeluaran tanpa harus menurunkan pelayanan kepada pelanggan, misal dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Sedangkan yang ketiga adalah kualitas. Bagi perusahaan besar, meningkatkan kualitas dari berbagai sisi menjadi pendorong dalam meraih hati pelanggan.
Dalam seminar Hari Pelanggan Nasional 2016 yang bertajuk Pelayanan dan Pengalaman Otentik, dia mengatakan bahwa strategi yang keempat, yakni otentik menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Di era experience economy, perusahaan yang mampu memberikan pelayanan otentik maka dapat memainkan peranan yang penting dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Ketika semua perusahaan sudah menjalankan strategi ketersediaan, biaya rendah, dan kualitas, maka yang perlu dilakukan secepatnya adalah menciptakan layanan otentik.
“Ketika pelanggan memiliki wawasan yang terbuka, maka mereka semakin mencari dan membutuhkan perusahaan yang mampu menawarkan nilai otentik. Dari keempat startegi, poin otentik menjadi pembeda dan memiliki value added sehingga memberikan peluang yang lebih besar dalam memenangkan persaingan bisnis,” papar Handi.
Dia pun menegaskan, dalam kurun waktu beberapa tahun, pelayanan otentik menjadi suatu keberhasilan perusahaan. Ini bisa dilihat dari demand yang ada, bahwa pelanggan membutuhkan produk maupun jasa yang mampu menawarkan nilai otentik. Tak heran jika kini produk-produk organik – misalnya, mampu menarik daya beli pelanggan. Maklum saja, pelanggan mulai jenuh dengan produk ‘palsu’ yang ada saat ini.
Nah, sudah otentikkah perusahaan Anda?
