Pandemi Akibatkan Preferensi Pasar Berubah, Peluang Bagi broker Properti!

properti milenialMarketing.co.id – Berita Properti | Editor in Chief majalah Marketing Hartono Yarmantho mengatakan  setidaknya ada 2 perubahan besar yang terjadi karena pandemi Covid-19  yang menyebabkan preferensi  pasar sedikit berubah. Sayangnya, preferensi pasar yang berubah ini belum disikapi dengan bijak oleh para developer, terutama untuk rumah-rumah baru.

“Lokasi dan Work from Home telah membuat preferensi pasar berubah,”  ujar Hartono dalam Virtual Talkshow bertajuk “Real Estate Reboot: Time to Reassess” yang diadakan Loan Market Indonesia beberapa waktu lalu.

Menurutnya, lokasi sudah pasti merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan sebelum membeli sebuah properti. Karena, lokasi merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya kita dalam berinvestasi properti. Pemilihan lokasi yang tepat sangat diperlukan supaya investasi dapat mendatangkan keuntungan yang besar.

Mencari lokasi yang tepat dalam dunia properti sangatlah mudah. Properti identik dengan suasana ramai. Ramai di sini maksudnya adalah tersedianya infrastruktur. Misalnya, akses jalan, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan lainnya yang dibutuhkan dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Sedangkan Work from Home (WFH), seperti kita tahu semua orang saat ini ingin work from home karena takut terkena virus corona. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang memiliki kebijakan meskipun pandemi telah usai akan tetap memberlakukan WFH.

“Sekarang ini konsumen utamanya milenial ketika memilih sebuah hunian yang pertama kali dilihat adalah seberapa homemy rumahnya. Seberapa nyaman jika tinggal di rumah 1×24 jam,” ujarnya.

“Ini adalah peluang bagus bagi para broker properti. Ketika ada customer datang yang harus dilihat dari mereka adalah preferensinya. Broker harus fokus pada orientasi sama preferensi customer daripada fokus ke harga. Tawarin ke customer properti yang sesuai dengan preferensinya. Oleh karena itu kemampuan para broker dalam membaca preferensi ini harus ditingkatkan,” lanjut Hartono.

Dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan akan bisa menyesuaikan semua aktifitas pemasarannya selaras dengan hal tersebut. Perusahaan pun dapat memiliki panduan dalam menciptakan produk yang akan dicari konsumen karena sesuai kebutuhan dan keinginannya. Pun, bisa mempersiapkan jenis dan gaya layanan yang baik menurut selera konsumen. Jadi, apa yang diciptakan dan ditawarkan bukan lagi berdasarkan preferensi atau tebak-tebakan perusahaan, melainkan berdasarkan ekspektasi konsumen.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.