Pandemi, Strategi Pemasaran Digital UMKM Diperkuat

Marketing.co.id – Pemerintah dan sektor swasta sinergi memperkuat daya tahan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menghadapi dinamika perekonomian selama pandemi Covid-19. Dukungan diberikan terutama dalam bentuk pelatihan dan pendampingan, serta promosi khusus guna menjaga minat beli masyarakat atas produk UMKM.

Asisten Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Destry Anna Sari mencontohkan, Kemenkop UKM semakin menggiatkan sejumlah pelatihan untuk UMKM terutama sejak pandemi merebak. Pihaknya juga memberikan dukungan terkait standardisasi dan sertifikasi produk UMKM agar tidak hanya layak dipasarkan tetapi juga laku ketika dijual.

“Harga produk UMKM dijual berdasarkan kualitas masing-masing barang. Biasanya, produk mana yang berkualitas maka produk itu yang akan menang di pasar. Kalau soal harga, kami tidak bisa membatasi harga jual,” kata Destry dalam Katadata Forum Virtual Series bertajuk Kolaborasi Selamatkan UMKM Indonesia, Sabtu (27/6/2020).

Selain itu, Kemenkop UKM juga menitikberatkan perhatiannya terhadap digitalisasi UMKM di Indonesia. Program digitalisasi ini menjadi semakin mendesak untuk dijalankan dengan baik. Pasalnya, gerai offline berskala UMKM kini sepi pembeli lantaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar.

“Penguatan pemahaman pebisnis UMKM seputar strategi pemasaran digital, itulah yang kami perkuat. Dan kami juga mendorong UMKM lokal agar juga menjual produk lokal dari sumber-sumber lokal pula,” ucap Destry.

Sementara itu, Marketplace daring Tokopedia menegaskan dukungan terhadap jutaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang menjadi mitranya. Salah satu cara yang ditempuh ialah dengan ikut mendukung kampanye #dirumahaja.

VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mencontohkan, selain kampanye tersebut, pihaknya juga membebaskan ongkos kirim barang guna menjaga minat belanja publik melalui platform daring.

“Kami juga berupaya menjaga kestabilan harga, khususnya untuk produk-produk alat kesehatan. Bahkan kami sempat menutup permanen mitra penjual yang menjual barang dengan harga tidak wajar,” tuturnya.

Pandemi Covid-19 membuat pelaku UMKM harus inovatif mencari cara untuk mempertahankan bisnis. Membuka gerai daring merupakan salah satu pilihan realistis untuk ditempuh pengingat interaksi fisik, seperti penjualan melalui outlet offline, kini terbatas.

Kondisi yang ada, imbuh Nuraini, terpantau berhasil mengerek jumlah mitra seller baru di Tokopedia naik sekitar tiga kali lipat. Dan produk yang terbanyak dicari selama pandemi ini terutama alat kesehatan, makanan/minuman, serta keperluan rumah tangga.

“Kami juga lihat, banyak pelaku usaha offline yang mana sebelum pandemi menjual barang yang tidak terkait kategori produk tersebut, tetapi sekarang menjadi jualan masker. Misalnya, sebelumnya menjual batik lantas sekarang jual masker kain motif batik,” ujar Nuraini.

Catatan saja, sekarang di Tokopedia ada lebih dari 1,1 juta UMKM, mereka baru bergabung sejak Januari 2020. Oleh karena itu, total mitra pedagang di platform perdagangan daring ini mencapai 8,3 juta, dan 94 persen di antaranya berskala ultramikro.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.