Papan Luncur yang Tetap Eksis

Bagai berselancar di laut lepas, para pemain skateboard (skateboarder) meluncur dan meliuk lincah di daratan melewati berbagai rintangan. Skateboard yang menjadi olahraga populer sekaligus hobi ini sudah lama eksis, dan hingga kini pun masih dimainkan.

skateboarding

 

Keahlian meluncur di atas skateboard (skateboarding) sangat tergantung dari bagaimana si pemain berinteraksi dengan papan skate-nya. Skateboarding bisa dianggap sebagai olahraga, seni, hobi, sekaligus sebagai sarana transportasi bagi para penggemarnya.

Selain olahraga, skateboarding juga dianggap sebagai tren atau budaya yang mampu memberikan pengaruh pada fashion, musik, dan bahkan menciptakan beberapa bahasa slang tertentu yang memengaruhi cara berbicara penggemarnya.

Kebebasan dan Kreativitas

Sejak dulu skateboarding tidak mengenal aturan bagaimana melakukannya. Ketika seseorang entah dengan cara apa berhasil menguasai skateboard-nya, maka ia bisa meluncur di mana saja, dengan siapa saja. Trik yang dilakukan pun terserah dan sesuai kemampuan masing-masing. Mereka bebas mencari tokoh yang bisa dijadikan panutan untuk menguasai trik-trik tertentu.

Unsur independen, aturan bebas, dan mental pemikiran bebas ini banyak menarik kaum kreatif untuk menggeluti skateboarding. Kebanyakan penggemar melakukannya di jalanan atau di sembarang tempat. Jika beruntung, mereka bisa menemukan taman atau kompleks khusus di mana ada komunitas yang memang menekuni olahraga atau hobi ini.

Karena ada banyak aspek menyangkut kreativitas dalam aktivitas skateboarding, selama bertahun-tahun skateboard sudah menjadi bagian dari industri budaya pop. Dulu tren skateboarding secara cepat menyebar dan diterima masyarakat mulai dari tahun 1950-an, bersamaan dengan semakin populernya olahraga selancar di California. Beberapa kota yang cukup terkenal dengan aktivitas skateboarding yaitu Los Angeles, San Francisco, Vancouver, dan Barcelona, yang kesemuanya punya reputasi sendiri-sendiri.

Ide skateboarding tampaknya muncul dan berakar dari para penghobi selancar yang sedikit frustasi karena sering menemui halangan di laut, seperti bahaya hiu atau cuaca buruk. Skateboard seakan muncul dari sekelompok orang secara bersamaan. Tak ada yang bisa membuktikan siapa orang pertama yang menemukan olahraga ini.

Jadi, istilah skateboarding sendiri mengacu pada aktivitas berselancar di daratan (biasanya di trotoar) atau mirip meluncur dengan sepatu roda, tetapi semua gerakan dan tekniknya meniru gaya selancar. Di tahun 1960-an, skateboarding melesat menjadi tren yang sangat besar.

Berbagai merek yang membuat peralatan/perlengkapan skateboard bermunculan, seperti Hobie dan Makaha. Mereka membuat papan seluncur beroda yang disebut skateboard, modelnya mengacu pada papan selancar yang ukurannya jauh lebih besar.

Saking populernya aktivitas skateboarding, sampai ada majalah nasional yang bernama Skateboarder Magazine. Pada tahun 1965, perlombaan berkelas internasional pun digelar dan diliput oleh media televisi. Sungguh popularitas olahraga skateboarding melesat secara eksponensial sejak tahun 1960-an.

Pada awal tahun 1970-an, tren skateboarding sempat menurun. Tapi, banyak penggemar yang masuk kategori hardcore masih menekuninya. Lalu, produsen skateboard pun menyempurnakan produknya dengan menggunakan bahan polyurethane. Bahan ini bisa meningkatkan daya tarik maupun dorong yang dikeluarkan para skateboarder dalam memainkan papannya.

Ada pula produsen yang memanfaatkan bahan fiberglass atau aluminium, tapi umumnya bahan yang digunakan adalah kayu lapis maple. Ada juga perusahaan yang menyempurnakan teknologi as dan sumbu roda, yang digunakan khusus untuk skateboard. Seiring banyaknya produsen/perusahaan yang tertarik untuk memproduksi, dan dengan semakin disempurnakannya teknologi serta bahan pembuatan papan skateboard, popularitas skateboarding pun kembali melesat.

Para pemain skateboard merasa punya kendali lebih banyak atas papannya. Mereka bisa melakukan trik lompatan yang lebih jauh, meluncur dengan tingkat kecuraman yang lebih besar, dan bahkan meluncur di tembok vertikal. Secara bersamaan, tantangan/risiko bermain skateboard pun jadi semakin tinggi—kabarnya perusahaan asuransi menganggap ini sebagai olahraga ekstrem yang sangat berisiko. Skateboarding pun berpindah dari jalanan ke taman atau kompleks khusus berisi rintangan pipa, trotoar, tangga, dakian, dan turunan.

Pesona Tahun 1990-an

Tahun 1980 hingga 1990-an dianggap sebagai era antara generasi kedua atau ketiga dari skateboarding. Tantangan dan gaya skateboard pada masa ini jadi semakin ekstrem dan berbahaya, termasuk gaya bermain di dataran vertikal 90 derajat. Model dan jenis papan di zaman ini pun menjadi standar dan patokan yang paling dominan. Para pemain skateboard mulai keluar lagi ke jalan-jalan, dan gaya street skateboarding sekali lagi jadi populer.

SKATEBOARDING

Pada generasi tahun 1980–1990-an ini pula, skateboarding banyak memengaruhi fashion bertema skateboarding. Selain itu, tren menggambar di papan skate juga semakin marak. Seperti layaknya papan selancar, skateboard juga kerap dilukis dengan berbagai gambar atau motif oleh pemiliknya. Sering kali dari para pemain skateboard terkenal, gambar yang dibubuhi tanda tangan mereka juga memberikan value tersendiri. Berbagai perlengkapan untuk bermain skateboard pun bermunculan dalam beragam motif dan warna, khas era tahun 1990-an.

Karena faktor bahayanya juga, skateboarding dilarang di beberapa tempat, baik di tempat-tempat publik maupun yang menyangkut privasi pihak tertentu. Banyak orang menganggap para skateboarder erat kaitannya dengan kaum pemberontak atau bahkan kriminal yang keluar hanya untuk mencari masalah. Tetapi di lain pihak, banyak juga skateboarder yang menjadi inovator dari trik-trik tertentu dan turut memopulerkannya.

Generasi skateboarder 1990-an ini nyaris saja tergerus oleh kondisi krisis ekonomi global yang melanda dunia. Banyak perusahaan terpengaruh oleh kondisi buruk ini. Taman atau tempat-tempat bermain skateboard banyak yang ditutup. Perusahaan asuransi pun semakin enggan meng-cover risiko akibat bermain skateboard. Resesi ekonomi dunia hampir saja menghilangkan popularitas skateboarding. Tetapi, ketertarikan dari para pemain serta budaya bermain skateboard tetap lekat di hati banyak orang hingga sekarang.

Di budaya pop sendiri, seiring dengan menyebarnya skateboarding dari Amerika ke seluruh dunia, semuanya berakar dari olahraga selancar. Walaupun demikian, skateboarding tetap mempunyai karakter dan identitas sendiri. Budaya skateboarding sangat erat dengan punk subculture. Tetapi selama beberapa tahun terakhir, skateboarding tidak lagi lekat dengan budaya punk, dan mempunyai image serta kultur sendiri.

Eksis Sampai Sekarang

Kini skateboarding sudah menjadi sangat mainstream dan bisa ditemui di film-film Disney, video game, dan atribut-atribut lainnya. Nama Anthony Frank Hawk—yang lebih dikenal dengan nama Tony Hawk, mungkin adalah nama yang paling terkenal dalam dunia skateboarding. Kebanyakan orang mengenal Tony Hawk memang dari seri video game-nya yang sangat terkenal, “Tony Hawk’s Pro Skater”.

Dibanding nama-nama lainnya, Tony Hawk telah meningkatkan popularitas skateboarding secara signifikan selama tiga dekade. Tony mengubah skateboarding dari sekadar aktivitas orang-orang biasa menjadi salah satu simbol budaya modern pada zamannya. Ia memulai karier profesionalnya di awal tahun 1980-an, di usia sekitar 14 tahun. Tony baru mencapai ketenaran sekitar tahun 2000-an, terutama ketika ia tampil dalam serial video game.

Tony Hawk jugalah yang banyak dikenal sebagai pionir dari trik vertical skateboarding, mengendarai skateboard mulai dari naikan dan turunan, sampai ke dataran berbentuk huruf “U”, dengan melakukan berbagai trik yang ekstrem.

Dia memanfaatkan ketenarannya untuk menjalankan usaha skateboarding bernama Birdhouse, serta Yayasan Tony Hawk, yang mampu menggalang dana jutaan dolar untuk membangun lebih dari 570 lokasi atau kompleks untuk bermain skateboard—yang justru kebanyakan dibangun di daerah-daerah yang dianggap kurang beruntung.

Hingga sekarang skateboarding punya stereotype sendiri, baik dalam hal musik, fashion, dan bahasa slang. Dulu ada masa ketika skateboarding dipandang sebelah mata—bahkan secara negatif, oleh masyarakat umum. Tapi kini, skateboarding cukup eksis sebagai olahraga ekstrem dan tidak lagi dipandang dengan stereotype negatif seperti dulu.

Perkembangan yang terlihat dari dulu hingga sekarang, trik-trik yang dilakukan jadi semakin kompleks dan semakin memerlukan teknik bagus. Perlengkapannya pun jadi semakin simpel namun lebih berkualitas dari sisi ketahanan dan kenyamanan bahan.

 

Ivan Mulyadi

MM.11.2017/W

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.