Pasang Surut Bisnis Keripik Singkong Krispy Yummy Babeh

Marketing.co.id – Berita UMKM | Kisah sukses keripik singkong Krispy Yummy Babeh dimulai pada tahun 2006 di di kaki Gunung Pangrango Sukabumi. Bunda Elis terdorong mengembangkan usaha ini ketika bisnis suaminya bangkrut hingga menyebabkan mereka terlilit utang. Walau hanya tersisa uang sebesar Rp50.000, mereka menolak untuk menyerah, sebaliknya mereka memutuskan untuk membuat keripik singkong lalu mereka jual di toserba terdekat, di SMP putranya, dan berjualan melalui WhatsApp.

Untuk meningkatkan skill menjual secara online, Bunda Elis mengikuti pelatihan gratis Go Digital and Scale-Up with WhatsApp yang diadakan oleh WhatsApp dan UKM Indonesia. Pelatihan ini membekali Bunda Elis dan ratusan wirausaha lainnya dengan keterampilan digital, termasuk cara memanfaatkan aplikasi WhatsApp Business.

Tak lama kemudian, usahanya terus berkembang dan ia mulai bergabung dengan beberapa asosiasi UMKM, seperti UKM Indonesia, yang mendatangkan kesempatan berpromosi ke khalayak yang lebih luas melalui WhatsApp.

Baca juga: Kisah Inspiratif dan Tips Berjualan Online Ala Founder Mushi Jamur Crispy

“Bisnis saya tumbuh perlahan tapi pasti. Baru setelah WhatsApp Business diluncurkan pada tahun 2018, semuanya jadi berkembang lebih cepat, dan bisnis saya pun tumbuh tiga kali lipat,” kata Bunda Elis dengan penuh semangat.

“Saya mulai menerima pesanan dalam jumlah besar dari luar negeri. Dari situ, saya jadi bisa membeli singkong dari 40 petani lokal di daerah saya, serta mempekerjakan 30 ibu rumah tangga dan 10 siswa sekolah kejuruan di desa saya untuk membantu saya memproduksi keripik singkong,” imbuh dia.

Usaha Bunda Elis berkembang secara pesat sehingga akhirnya dia berhenti menjual produknya secara eceran. Ia mulai menjual secara grosir ke 33 pengecer dan enam distributor di penjuru Indonesia serta negara-negara lain seperti Korea Selatan, Australia, Kanada, Amerika Serikat, hingga Republik Dominika.

Keripik Bunda Elis
Bunda Elis memberikan arahan kepada karyawannya yang terdiri dari
ibu rumah tangga dan pelajar SMK. (Foto diambil pada tahun 2019)

Atas keberhasilannya Bunda Elis  memenangkan beberapa penghargaan dalam negeri, seperti Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) 2018-2019 kategori kuliner dan juara II Wirausaha Muda Pemula (WMP) 2019 kategori kuliner dari Kemenpora.

Siapa sangka, kala usahanya tengah berkembang dengan pesat, Bunda Elis terserang stroke hingga menyebabkan gangguan pendengaran dan harus menjalani perawatan ekstensif untuk pulih.

“Untungnya, ketika orang menghubungi saya untuk menanyakan tentang produk saya, saya dapat dengan mudah mengirimkan katalog produk saya di WhatsApp, dan dari situ proses transaksi selanjutnya sering kali terjadi sangat cepat. Saya bisa menjalankan bisnis saya dari genggaman tangan saya, hanya dengan beberapa klik,” tambahnya.

Namun, pandemi Covid-19 saat ini memengaruhi bisnisnya secara signifikan. Dengan menurunnya pesanan, produksi yang biasanya membutuhkan 40 orang kini hanya membutuhkan kurang dari selusin orang.

Baca juga: Bukalapak Hadirkan Fitur Canva untuk Permudah UMKM Edit Foto  

Walau demikian, Bunda Elis tetap bersemangat. Setelah mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh WhatsApp dan UKM Indonesia, ia belajar cara-cara baru untuk mengembangkan bisnisnya dan memaksimalkan fitur-fitur WhatsApp Business, ia mengaku optimis situasi akan segera kembali seperti sedia kala.

“Saya bisa bertahan hingga saat ini karena pesanan-pesanan yang tetap saya terima dan pertahankan melalui WhatsApp Business. Saya baru-baru ini mempelajari cara menggunakan fitur label dari pelatihan yang saya ikuti, dan fitur itu telah membantu saya menyortir pesanan yang saya terima. Saya bersyukur memiliki kesempatan untuk berbisnis dan dapat saya jalankan dengan mudah. Semuanya cukup dilakukan melalui ponsel saya!” ucapnya.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.