Pelanggan “Lebih Cerdas”, Dilema Para Pelaku Bisnis Ritel

Pelanggan “Lebih Cerdas”, Dilema Para Pelaku Bisnis Ritel Menurut laporan yang dirilis MasterCard, 8 dari 10 keputusan pembelian yang dilakukan pembelanja berdasarkan informasi yang diperoleh dari sebuah perangkat digital.

Dibandingkan beberapa tahun lalu, 80% dari konsumen mengklaim diri sebagai pembelanja yang lebih cerdas (smarter shopper).

Eric Schneider, Region Head, Asia Pasifik, MasterCard Advisors mengatakan,  para pelaku bisnis ritel harus lebih cerdas untuk memahami dan menggunakan teknologi agar dapat meningkatkan pengalaman berbelanja, mendorong loyalitas serta perkembangan bisnis.

Teknologi kini memang telah menyentuh hampir setiap transaksi di sektor ritel, menciptakan sebuah pengalaman berbelanja yang sangat berbeda, baik bagi pelaku bisnis ritel maupun pelanggan.

Walaupun demikian, pembelian di dalam toko tetap jadi pilihan utama, di mana hal tersebut masih merupakan 90% lebih dari seluruh pengeluaran sektor ritel.

Akan tetapi dari penelitian tersebut didapat kesimpulan, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya para pembelanja sekarang lebih fokus melakukan pembelian di toko-toko tertentu dengan menggunakan daftar belanja yang lebih sedikit.

Menurut Eric, keramahan dan layanan pelanggan yang cepat yang ditawarkan toko konvensional masih menjadi daya tarik penting.

Namun masih juga terdapat kesempatan yang besar bagi brand untuk memanfaatkan big data, aplikasi mobile dan kekuatan media sosial guna meningkatkan interaksi pelanggan, meningkatkan loyalitas dan membuat pengalaman berbelanja online menjadi lebih mudah.

“Dengan pesatnya pertumbuhan tingkat penetrasi smartphone, e-commerce akan terus menjadi sebuah elemen pertumbuhan yang penting bagi brand pada dekade mendatang,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.