
Marketing.co.id – Berita Digital & Techno | Bukalapak berhasil meningkatkan jumlah pelaku UMKM yang bergabung menjadi Pelapak dan Mitra Bukalapak, yakni mencapai lebih dari 3 juta di 7 bulan pertama tahun ini. Total Processing Value (TPV) juga dilaporkan tumbuh signifikan, yakni hampir 400% dari kuartal I 2018 hingga kuartal II 2020. Capaian ini didominasi oleh transaksi yang berasal dari kota-kota di luar tier 1 dan pertumbuhan market share yang tetap stabil walau di masa pandemi.
Meski transaksinya meningkat, namun CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan, tujuan utama Bukalapak bukan semata mengejar transaksi. “Sebagai organisasi bisnis, its not about transaction, namun bagaimana menciptakan nilai tambah, efisiensi, dan peluang pasar baru,” katanya saat jumpa pers virtual.
Menurut Rachmat, makna sukses bagi Bukalapak adalah jika berhasil menjalankan misi perusahaan secara berkesinambungan. Selain itu, Bukalapak juga tidak hanya fokus pada pertumbuhan, namun bagaimana menciptakan nilai tambah secara berkesinambungan. “Misi dari awal Bukalapak sampai sekarang pemberdayaan UMKM, membawa sistem jual beli yang fair buat semua orang,” imbuh dia.
Baca juga: Kuartal II Shopee Catat Lebih dari 260 Juta Transaksi
Melalui performa dan capaian bisnis yang sehat, Bukalapak menargetkan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dengan peningkatan EBITDA dan burn rate yang semakin rendah. Hal ini dibuktikan dengan capaian yang menghasilkan kenaikan dalam monetisasi. Sampai pertengahan 2020, Bukalapak berhasil meningkatkan EBITDA hingga lebih dari 60%.

“Kami mengembangkan inovasi kami untuk dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM Indonesia dalam meningkatkan kapasitas bisnis dengan dukungan infrastruktur teknologi Bukalapak yang mencakup dukungan logistik, metode pembayaran, pinjaman modal, fitur investasi, produk virtual hingga pelatihan dan pemberdayaan bagi pelapak dan variasi layanan barang dan jasa bagi pengguna,” lanjut Rachmat.
Terus Tambah Produk Digital
Dalam setahun terakhir, jumlah warung dan individual yang menjadi Mitra Bukalapak bertumbuh hingga tiga kali lipat. Hal ini didukung oleh perluasan cakupan distribusi stok grosir ke lebih dari 50 kota di Indonesia yang bekerjasama dengan distributor nasional dan lokal, demi memastikan ketersediaan barang bagi para Mitra.
Marketplace ini juga terus menambahkan berbagai produk digital yang dapat dijual para Mitra Bukalapak, sehingga bisa terus menambahkan sumber pendapatan bagi Mitra Bukalapak, seperti layanan transfer uang, investasi emas, berbagai pembayaran tagihan seperti listrik, PDAM, dan lain – lain.
“Kami juga baru saja meluncurkan fasilitas pembayaran berbasis kredit yang dinamakan Bayar Tempo. Dengan menggunakan fitur ini, mitra dapat berbelanja produk grosir maupun virtual di aplikasi Mitra Bukalapak dan membayar pembelian tersebut pada tanggal jatuh tempo di akhir bulan,” tambah Rachmat.
Baca juga: Visa dan DANA Dorong UKM Migrasi ke Online
Menanggapi tingginya kebutuhan pokok selama pandemi, Bukalapak juga memperluas jangkauan Bukamart ke 90 kota di seluruh Indonesia dan menggandeng toko – toko offline untuk bergabung dan mempermudah akses bagi pengguna dalam membeli barang – barang kebutuhan sehari – hari, terutama di masa pandemi ini.
Sementara itu, selama masa pandemi, pertumbuhan rata-rata produk virtual di Bukalapak mencapai lebih dari 60% dibandingkan sebelum masa pandemi. Kenaikan ini berfokus pada produk-produk seperti pulsa dan paket data, pembayaran tagihan, streaming voucher, voucher belajar untuk kursus online, dan pembelian gift card. Sedangkan dalam hal inovasi pembayaran, transaksi di warung Mitra Bukalapak yang menggunakan metode pembayaran QRIS naik lebih dari 50%.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis