Unit Usaha Danamon Syariah dilaporkan mencatat pertumbuhan aset sebesar 14% pada kuartal pertama tahun 2014 menjadi Rp2,8 triliun dibandingkan Rp2,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Danamon Syariah juga mencetak pertumbuhan 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu pada pembiayaan usaha kecil dan menengah serta komersial ( small medium enterprises and commercial) menjadi Rp1,6 triliun. Demikian pemaparan Herry Hykmanto, Direktur Danamon Syariah dalam kesempatan buka bersama kepada media, kemarin (30/06)
Pada periode yang sama pembiayaan di segmen ritel dan lainnya justru mengalami penurunan sebesar 44%, dari Rp 0,5 triliun menjadi Rp 0,3 triliun. Herry mengatakan, turunnya pembiayaan di segmen ritel karena Danamon Syariah memang tidak terlalu fokus menggarap pembiayaan segmen ini. “Sejak lama memang fokus pada pembiayaan SME dan pembiayaan produktif,” tuturnya. Kenaikan signifikan terjadi pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar Rp70% menjadi Rp2,2 triliun pada kuartal pertama tahun 2014.
Unit Usaha Danamon Syariah dirintis pada tahun 2002, ditandai dengan dibukanya Kantor Cabang Syariah pertama di Ciracas, Jakarta Timur. Kini, Danamon Syariah memiliki 160 cabang yang tersebar di sejumlah kota besar di Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan serta 178 Cabang Office Channeling di seluruh Indonesia.
Produk-produk unggulan Danamon Syariah antara lain Tabungan Bisa iB, Tabungan Qurban iB, dan Tabungan Umrah iB. Herry mengatakan, dalam waktu dekat tidak ada rencana Unit Usaha Danamon Syariah melakukan pemisahaan (spin off) dengan induknya Bank Danamon. Idealnya spin off bisa dilakukan setelah aset Syariah Danamon mencapai Rp 8 – 10 triliun. Sementara aset Syariah Danamon hingga akhir tahun ini ditargetkan mencapai Rp 4 triliun.
Tony Burhanudin
