Pentingnya Berkreasi dalam Strategi Era Pandemi (2)

Marketing.co.id – Di artikel sebelumnya telah diulas secara ringkas mengenai 4 cara menurut Profesor Brandenburger dari Stern School of Business, untuk memicu kreativitas dalam strategi yang dalam hal ini akan kita relasikan dengan strategi era pandemi. Keempat cara tersebut adalah Contrast, Combination, Constraint, dan Context.

Contrast adalah meninjau ulang asumsi dasar sebuah industri. Cara pertama ini digunakan oleh Elon Musk ketika ia meluncurkan PayPal. Saat itu, asumsi dasar dalam pembayaran atau transfer uang secara digital pada era 1990an adalah pembayaran harus menggunakan antarmuka insitusi keuangan supaya aman. Asumsi dasar ini didobrak oleh Elon dkk dengan PayPal, di mana pembayaran atau transfer uang secara digital tetap bisa dilakukan dengan aman antar individu. Jadi uang digital seperti GoPay, OVO dan lain-lain yang populer saat ini, sebenarnya sudah ada sejak era 1990an dengan dipelopori oleh PayPal.

Elon Musk juga menggunakan cara Contrast ini ketika ia meluncurkan SpaceX. Asumsi dasar dalam industri roket ruang angkasa adalah hanya bisa dilakukan oleh lembaga pemerintah (dalam hal ini oleh NASA di Amerika Serikat), menggunakan dana publik (dari anggaran negara) dan teknologinya adalah roket sekali pakai. Asumsi dasar ini didobrak oleh Elon karena SpaceX yang didirikannya di tahun 2002, mendesain dan memproduksi roket dan pesawat luar angkasa yang bisa mengangkut orang biasa (tidak hanya astronot yang terpilih dengan kualifikasi ketat), untuk lepas landas dari bumi, melihat-lihat bumi dari luar angkasa dan kembali lagi ke bumi dengan roket yang sama.

Asumsi dasar dalam industri roket ruang angkasa adalah hanya bisa dilakukan oleh lembaga pemerintah didobrak oleh Elon Musk dengan membangun SpaceX.

Cara Contrast ini lebih banyak dapat dipakai sejalan dengan perkembangan teknologi digital, di mana banyak asumsi dasar industri menjadi kurang relevan, dan batas antar industri menjadi kabur (blurred). Menciptakan platform digital yang mampu menghubungkan sisi permintaan dan sisi penawaran (misalnya platform musik, film, pendidikan, donasi, dan lain-lain) menjadi pola utama untuk cara Contrast.

Asnan Furinto, Marketing Scientist and Strategist
Dosen Program DRM, Bina Nusantara University

Baca juga: Pentingnya Berkreasi dalam Strategi Era Pandemi (1)

Cara kedua adalah Combination, yaitu menggabungkan berbagai hal yang sepertinya tersebar atau terpisah, menjadi sebuah kesatuan. Media komunikasi, produk, dan sistem pembayaran sepertinya adalah tiga hal yang berbeda di dalam sebuah rantai nilai. Namun platform aplikasi pesan WeChat (bagian dari grup Tencent) berhasil menggabungkan ketiganya secara efektif. Pengguna WeChat dapat berkomunikasi, dapat menampilkan produk/jasa yang ditawarkan, dan dapat melakukan transaksi pembayaran, semuanya di dalam satu ekosistem.

Baca juga: Perubahan Perilaku Konsumen pada Era New Normal (1)

Tencent dan Alibaba, dua kompetitor yang sepertinya “head to head” berkompetisi, tetapi mereka bersatu dalam negosiasi dengan mitra pembayaran di luar Cina agar mau menerima pembayaran melalui mobile payment Tencent dan Alibaba. Uber dan Grab juga bersatu untuk melawan Gojek di pasar Asia Tenggara, BMW bersatu dengan Daimler untuk mengantisipasi penetrasi Uber dan pemain taksi digital di Eropa, dan banyak lagi contoh lainnya.

Kita akan bahas cara Constraint dan Context di artikel berikutnya.

Asnan Furinto
Marketing Scientist and Strategist
Dosen Program DRM, Bina Nusantara University

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.