Social Distancing, Hotel Budget 20-30 Kamar Berpotensi Lebih Diminati

Ilustrasi/pexels.

Marketing.co.id – Berita Marketing |  Dua tahun berlalu sejak resmi beroperasi pada Oktober 2018 silam, OYO terus memperkuat pondasi dan ekosistem bisnisnya di Indonesia, meski di tengah pandemi COVID-19.

Selama beroperasi 2 tahun ini, OYO telah membukukan lebih dari 5,5 juta pemesanan dan membuka lebih dari 20 ribu lapangan pekerjaan di bidang hospitality. Data internal OYO juga mencatat membaiknya performa hotel OYO di Indonesia secara perlahan, dengan tingkat okupansi per bulan Agustus 2020 meningkat sebanyak 70% dari titik terendah di bulan April 2020, meskipun peningkatan tersebut masih di angka 60% dari tingkat okupansi normal sebelum pandemi.

Country Head OYO Indonesia Agus Hartono Wijaya mengungkapkan, selama kurang lebih 2 tahun berkiprah di industri hospitality Indonesia, OYO telah berhasil mencapai lebih dari 3.000 properti dan 45.000 kamar yang tersebar di lebih dari 150 kota di  penjuru Indonesia.

Baca Juga: Melalui Teknologi, Okupansi Hotel Meningkat Hingga 90%

“Di tahun ke-3, kami akan terus menyempurnakan seluruh ekosistem, sehingga dapat menghadirkan pelayanan lebih baik dan inovatif bagi para tamu, serta memberikan nilai tambah serta hasil yang terbaik bagi mitra pemilik aset dan karyawan,” ungkap Agus.

Meski pandemi menekan industri hospitality secara signifikan, namun OYO mampu merespon dengan memperkuat operasional di skala lokal, serta memberikan pengalaman menginap lebih aman, seamless, dan contactless. Komitmen ini diwujudkan melalui beberapa inisiatif seperti Sanitized Stay; termasuk fitur check-in dan check-out tanpa sentuhan, serta integrasi e-wallet OVO dan Go-Pay.

Baca Juga: Dulu Tukang Cuci Piring, Sekarang Bos Restoran

Sejak diluncurkan Juni lalu, saat ini sebanyak lebih dari 865 properti mitra OYO di Indonesia telah mengikuti pelatihan dan menerapkan protokol tersebut, sehingga mendapatkan label dan logo “Sanitized Stay” di aplikasi OYO.

Lebih lanjut, OYO juga masih optimis terhadap potensi industri hospitality di Indonesia, khususnya di sektor hotel budget. Adaptasi secara cepat dan memanfaatkan peluang menjadi kunci dalam menghadapi perubahan perilaku dan preferensi konsumen di industri pariwisata pasca pandemi.

Baca Juga: “Kopi Cinta”, Bisnis OYO di Luar Akomodasi

Selain itu, adanya tren staycation di hotel – hotel budget dengan skala kecil yang tetap memberikan pengalaman menginap unik menjadi sinyal positif bagi potensi pertumbuhan. Hotel budget dengan 20 – 30 kamar berpotensi lebih diminati karena lebih memungkinkan pelanggan tetap menjaga social distancing dan higienitas, sehingga dapat merasa aman dan nyaman selama berlibur di masa new normal ini.

“Pandemi ini menjadi momentum bagi kami untuk mengevaluasi seluruh operasional bisnis, sekaligus menghadirkan berbagai inovasi. Tidak hanya demi keberlangsungan bisnis kita bersama, namun juga untuk seluruh pihak yang membutuhkan,” tutup Agus.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.