Perhatikan Hal ini Jika Membeli Produk Plastik

Marketing.co.id – Berita News & Event | Pemberian label galon plastik polikarbonat yang mengandung bahan kimia berbahaya Bishphenol A (BPA) seperti jalan ditempat. Beberapa negara malah sudah paham bahaya senyawa BPA yang tidak main-main, sehingga secara global plastik BPA dilarang di banyak negara maju dengan peraturan yang sangat ketat.

Sebetulnya jika kebijakan pemerintah untuk pelabelan kemasan galon BPA ini terlaksana maka dapat dihindari penggunaan kemasan galon BPA ke puluhan juta orang Indonesia termasuk ibu hamil dan balita yang sangat rentang terhadap bahawa senyawa kimia BPA tersebut.

Menurut Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait dalam Diskusi Publik ‘Bebaskan Anak-anak Indonesia dari Kemasan BPA yang Berbahaya” di Jakarta (26/2), “Semua pakar kesehatan dunia yang telah melakukan riset sepakat bahwa BPA sangat berbahaya bagi usia rentan, yaitu bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Bahkan BPA di luar negeri dinyatakan sebagai polusi yang tidak terlihat. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan yang tak bisa dilihat, yaitu merampas kesehatan anak. Saya kira industri wajib hukumnya membuat peringatan tentang BPA itu.”

“Saya lihat iklan yang ada saat ini belum semuanya menyebutkan bahwa kemasannya sudah bebas dari BPA, padahal harusnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) wajib mencantumkannya. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Perka BPOM) No 31 Tahun 2018 sudah disusun dan mendapat persetujuan Presiden sebagai regulasi untuk melindungi para ibu dan anak-anak dari bahaya BPA,” lanjut Arist.

Sejauh ini sudah ada lebih dari 130 studi yang melaporkan efek berbahaya BPA seperti kanker payudara, pubertas dini, penyakit jantung, infertilitas, katalisator penyakit saraf, obesitas, serta gangguan hormon dan perubahan perilaku pada anak.

Prof. Mochamad Chalid, pengajar dan peneliti pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang baru saja mengikuti workshop di Tokyo, Jepang  menambahkan bahwa Indonesia disarankan untuk melihat tindakan sigap negara lain dalam melindungi warganya. “Jepang sudah meninggalkan plastik BPA dan beralih 100 persen ke plastik PET untuk kebutuhan kemasan di negerti itu. Plastik PET dikenal relatif aman dan saat ini semua industri AMDK di Indonesia menggunakan plastik PET hanya untuk kemasan botol saja.” ujar Chalid.

Market leader industri AMDK untuk kemasan galon yang dikuasai investasi asing masih mempertahankan dominasi pasar, dengan  tetap menggunakan galon bekas pakai yang mengandung BPA. Hal inilah yang terus menjadi persoalan, karena kepentingan investasi asing jadi tampak lebih dominan, ketimbang kepentingan kesehatan masyarakat dan generasi Indonesia ke depan.

Bisnis AMDK adalah bisnis raksasa dengan omzet triliunan rupiah. Wajar bila market leader yang dikuasai pihak asing yang sudah merasa nyaman selama ini tidak mau diusik Berdasarkan data pada 2021, total pendapatan pasar air minum dalam kemasan  di Indonesia mencapai  10,51 miliar dolar AS atau ekuivalen dengan Rp 149,9 triliun.

Ini artinya, bisnis AMDK memang sangat menggiurkan, Bahkan diperkirakan pasar AMDK akan terus bertumbuh  rata-rata sebesar 5,53 persen per tahun hingga 2026 (Statista, 2022). Jadi, jika anda membeli produk plastik di toko retail, mulai perhatikan kemasannya terbuat dari BPA atau PET. Jika dari PET berarti kemasan plastiknya sudah aman digunakan untuk pendamping kegiatan sehari-hari.

Marketing.co.id: portal berita marketing dan bisnis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.