Peritel Ini Tawarkan Waralaba Seharga Rp2,5 Miliar

Super Indo saat ini menjadi jaringan supermarket terbesar di Indonesia dilihat dari jumlah gerai yang dimiliki. Sampai Agustus 2016, Superindo mengelola 137 gerai. Giant Ekpress dan Ramayana berada di posisi kedua dan ketiga, dengan jumlah gerai masing-masing 116 dan 101.

waralaba

Sukses dengan gerai merek Super Indo, peritel yang beroperasi sejak 1997 ini memperkenalkan merek supermarket baru, yakni “Lion Express”. Lion Express merupakan konsep supermarket dengan ukuran lebih kecil (Compact Supermarket).

Agung Prabowo, Senior Division Head Expansion and Property PT Lion Super Indo, mengatakan dari sisi jumlah item produk yang dijual Lion Express lebih sedikit dibandingkan “kakaknya” Super Indo. Super Indo menjual sekitar 9 .000 item produk, sementara Lion Express hanya 6.800 item. Namun jika melihat jumlah produk fresh yang dijual sama, yakni 1000 item produk fresh.

Agung menambahkan, Lion Express ditujukan untuk konsumen urban yang menuntut kecepatan dalam berbelanja. Di masa depan penduduk yang tinggal di perkotaan diperkirakan semakin besar, mencapai dua pertiga dari penduduk Indonesia. Lion Express adalah jawaban untuk konsumen urban di Indonesia.

“Saat ini kami baru punya satu Lion Express yang berlokasi di Rempoa, Jakarta Selatan, yang beroperasi sejak Juni lalu,” jelas Agung dalam paparannya di acara Developer Gathering, di Hotel Westin, Jakarta hari ini.

Untuk melipatgandakan gerai Lion Express, PT Lion Super Indo menawarkan konsep kemitraan waralaba (franchise) kepada para investor. Menurut Lany S Budianto, CFO & SVP Business Development Support PT Lion Super Indo, kemitraan waralaba dalam bisnis supermarket yang sedang dikembangkan PT Lion Super Indo merupakan pertama kali di Indonesia.

Dia mengatakan, nilai investasi untuk bisa memiliki waralaba Lion Express sebesar Rp2,5 miliar. “Harga segitu untuk membeli berbagai perlengkapan supermarket seperti rak, lampu, mesin kasir, dan lain-lain,” tandas Lany.

Saat ini katanya sudah ada beberapa pengajuan yang masuk dari investor untuk waralaba Lion Express. “Animo investor tinggi, tapi kami sedang proses dan melakukan seleksi yang ketat, misalnya harus dilihat lokasinya seperti apa,” jelas dia.

Sementara itu, pengamat industri ritel Yongky Susilo menjelaskan ada enam tren yang harus diperhatikan peritel atau pengembang yang ingin terjun ke bisnis ritel groceries . Keenam tren tersebut mencakup proximity (ritel harus mudah dijangkau), fresh (harus menjual produk segar),  supermarket buah, supermarket harus menjadi rumah ketiga bagi konsumen setelah rumah dan kantor, prepared food (tersedia stan untuk memasak), dan cooking service (event demo masak).

Tony Burhanudin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.