Pertumbuhan Marketnya 30%

Healthy Choice menjadi pionir dan pemimpin pasar ritel produk organik hingga hari ini. Belum banyak yang mengikuti jejaknya, padahal kesadaran masyarakat pada produk organik sudah ada.

Beberapa tahun  belakangan ini, animo masyarakat untuk mengkonsumsi segala yang berbau alami semakin meningkat. Tentu saja, ini merupakan celah bisnis yang menggiurkan bila mampu menggarapnya. Peluang bisnis mulai dari penanaman sayuran organik, distribusinya, hingga menjadi peritel, masih terbuka lebar.

Adalah Healthy Choice yang pertama menekuni bisnis ini secara total, terutama dalam memasarkan produk organik. Mereka mengawali bisnis ini tahun 2004. Hingga sekarang, outlet penyedia makanan organik ini sudah mencapai 9 buah, 2 di antaranya dibuka tahun ini. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa bisnis ini bertumbuh dan diminati konsumen. Pertumbuhan pasar dari sisi sales produk organik naik 30% tiap tahunnya.

Healthy Choice menawarkan sebuah gaya hidup sehat. Caranya, salah satunya dengan memilih makanan yang alami, seperti sayuran organik. Memang, agak mahal, tapi masih lebih murah dibandingkan kalau sudah sakit dan mesti berobat di rumah sakit.

Tapi, apa sebenarnya sayuran organik itu? Ada pendapat bahwa disebut sayuran organik bila ditanam secara hidroponik atau ditanam di air. Namun, Stevan Lie, Operational Director Healthy Choice, mengatakan bahwa pendapat itu tidak tepat.

Untuk bisa disebut sayuran organik syaratnya begitu banyak. Tapi, pada dasarnya tetap ditanam di tanah. Cuma, tanahnya harus bebas dari segala macam kandungan kimia. Jika mengikuti standar Eropa, tanah itu harus bebas selama 10 tahun dari segala macam bahan kimia. “Jadi, tidak bisa begitu saja mengubah dari pertanian konvensional ke sistem organik. Harus menunggu selama sepuluh tahun baru bisa,” jelas Stevan.

Lalu, tambahnya, area itu harus berjarak dengan pertanian konvensional minimal 2 kilometer radiusnya. Pertanian organik juga harus jauh dari jalan raya beraspal. Kalau pun dekat dengan pertanian konvensional, harus dipisahkan dengan tanaman pemisah yang bisa menahan angin. Tanaman pelindung yang tinggi berfungsi untuk menahan angin dari pertanian konvensional yang masih menggunakan pupuk urea. “Ketika pertanian konvensional sedang disemprot, kalau ada angin, pestisida bisa terbawa ke pertanian organik.”

Organik juga tidak melulu hanya pada proses menanam saja. Tapi, juga meliputi pengolahan yang bebas bahan kimia. Tentu saja, karena bebas dari semua bahan kimia (termasuk pengawet), produk organik memiliki masa expired yang pendek. Perkembangan produk ini sekarang juga tidak sebatas pada hasil bumi saja. Melainkan, sudah melebar ke segala macam bahan makanan. Mulai dari roti organik, daging organik, sampai ayam organik. “Ayam organik itu saat dibesarkan tidak boleh disuntik. Makanannya, kalau jagung, ya ditanam secara organik pula,” tambahnya.

Healthy Choice sendiri awalnya merupakan klinik detoks—penyedotan lemak dalam tubuh. Kemudian ada pemikiran bahwa kalau lemak sudah disedot tentunya konsumen harus tetap menjaga pola makan. Maka, mulailah klinik itu melebarkan usaha dengan menjual makanan organik. Klinik tersebut sudah berdiri sejak tahun 2003, sedangkan tokonya baru ada setahun berikutnya.

Ketika merintis bisnis ini, Stevan harus melakukan kerja ekstra untuk mengedukasi pasar. Karena selain menjalankan bisnis baru, masyarakat belum terlalu mengenal makanan organik. Di sisi lain, karena produk ini mahal membuat orang berpikir dua kali untuk mengkonsumsinya. “Waktu itu, marketnya masih sedikit sekali, nyaris tidak ada. Problem lain adalah masa expired yang pendek. Secara perhitungan bisnis, bisa dibilang tidak visible,” tambahnya.

Meski begitu, ia masih punya optimisme di luar perhitungan kertas. Stevan hanya berpikir, kalau tidak ada yang memulai maka tidak akan segera tumbuh. Modal awal pendirian ritel ini sekitar Rp 50 juta rupiah, dibagi dua antara Stevan dan Riani, pemilik klinik detoks.

Mulailah Stevan mengedukasi pasar lewat penuturan langsung ke para pengunjung klinik itu. Ditambah lagi dengan promosi ke target pasar, media, seminar, dan  talkshow. Dan tentu saja mengandalkan word of mouth. Menurutnya, kesulitan yang dihadapi adalah mengubah cara berpikir orang yang menyatakan bahwa seumur-umur tidak makan produk organik pun tidak apa-apa.

“Sekarang ini, market sudah ada, tapi masih terbatas sekali. Terutama konsumen yang berasal dari golongan atas. Kendala lain adalah ketersediaan stok yang terkadang seret. Tapi, selama ini kami masih bisa memenuhi kebutuhan pasar,” jelasnya.

Secara umum, Stevan membagi pasar produk organik menjadi tiga dan kesemuanya masih pada level high-end. Pertama, kelompok usia pertengahan (40 tahun ke atas) yang uangnya sudah berlebih dan tidak mau sakit. Lalu, orang sakit yang membutuhkan makanan organik supaya membantu proses penyembuhan. Terakhir, kelompok pasangan muda yang memiliki edukasi dan pemahaman bagus mengenai kesehatan.

“Di antara ketiga kelompok ini, kelompok ketiga memiliki permintaan paling tinggi dibandingkan yang lain. Mereka sudah menjadikan organik sebagai bagian dari lifestlye-nya. Dan sebenarnya, tidak semua bahan yang dikonsumsi lalu berjenis organik. Yang terpenting itu adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat,” kata Stevan.

Target Healthy Choice sendiri hanya menyasar sekitar 5% kelompok kaum berduit yang ada di Jakarta. “Dari total penduduk di ibukota, katakanlah yang berduit hanya 10%. Kami hanya menargetkan meraih 5% saja dari para orang kaya ini,” paparnya.

Setelah pasar tumbuh, Stevan melakukan inovasi pada gerai-gerai Healthy Choice. Beberapa outlet dilengkapi dengan bakery organik yang pertama di Indonesia. Ada pula yang dilengkapi dengan restoran organik, sehingga konsumen bisa menikmati hidangan organik yang dimasak secara benar di tempat itu.

Memasak makanan organik rupanya tidak bisa sembarangan. Peralatan yang digunakan bukan berbahan aluminium dan teflonn da tidak bisa memakai microwave. Bumbunya juga jangan yang dikeluarkan pabrik konvensional seperti penyedap rasa, saos, dan lainnya. Pengunjung restoran pun bisa meminta resep dan cara memasak di Healthy Choice. “Ini bagian dari kampanye dan pembelajaran kami pada masyarakat,” tambahnya.

Dari 9 cabang Healthy Choice, satu di antaranya merupakan franchise dan berada di Surabaya. Toko ritel organik ini memang sudah menawarkan sistem waralaba untuk restoran dan toko. Namun, mereka tidak sembarang mencari partner, sebab calon partner itu harus paham bisnis produk organik dan memiliki visi untuk mengembangkan pola makanan organik sebagai pilihan utama di masyarakat.

Syarat lainnya adalah memiliki area seluas 150-200 m2. Total investasinya sekitar Rp 2 miliar, termasuk franchise fee Rp 500 juta untuk jangka waktu lima tahun. Stevan menjanjikan, bisnis ini akan bisa break even point (BEP) dalam tempoi 2,5-3 tahun. Siapa berminat? (Ign. Eko Adiwaluyo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.