Perusahaan Programmatic Advertising Global Rambah Indonesia

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno |  Pesatnya digitalisasi industri media telah mengubah cara masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi konten online. Di sisi lain, pandemi Covid-19 memaksa masyarakat Indonesia untuk beraktivitas dari rumah, sehingga kian meledakkan aktivitas digital. Konsumen semakin mengandalkan perangkat yang terhubung dengan internet untuk mendapatkan hiburan dan informasi termasuk juga streaming video, streaming audio, dan berita secara daring.

Fenomena tersebut menghadirkan peluang baru bagi pengiklan untuk menjangkau audiens di berbagai perangkat agar dapat selalu terhubung dengan perjalanan dan jejak mereka di ranah digital. Memanfaatkan peluang ini pionir teknologi periklanan global, The Trade Desk (NASDAQ: TTD) menjalin kemitraan strategis dengan RCTI+, platform OTT Indonesia dari jaringan televisi free-to-air swasta milik MNC Group, dan IndiHome, Internet Fixed Broadband & Internet Protocol Television (IPTV).

Melalui platform Programmatic Advertising The Trade Desk, marketers dapat mengakses inventory iklan premium di berbagai situs web, aplikasi, podcast, dan platform streaming OTT. Iklan pun akan ditujukan ke audiens yang relevan di berbagai perangkat di medium yang tepat, pada waktu yang tepat.

“Pada tahun lalu, ketika pengiklan dihadapkan pada kekuatan data, mereka beralih menggunakan programmatic advertising seperti platform The Trade Desk dengan lebih agresif dibandingkan dengan sebelumnya,” kata Florencia Eka, Country Manager Indonesia, The Trade Desk.

Baca juga: Programmatic Ads Re-Engage Retailer Visitors

“CTV dan OTT adalah segmen dengan pertumbuhan tercepat di platform kami. Kami senang dan sangat bersemangat untuk dapat bermitra dengan pemimpin pasar seperti RCTI+ dan IndiHome dan kami akan terus meningkatkan efektivitas penyedia layanan inventory periklanan untuk membantu pengiklan mengikuti perubahan perilaku konsumen,” imbuhnya.

Melalui Platform OTT seperti RCTI+ memungkinkan pengguna untuk menonton konten video premium melalui internet dan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih konten apa yang ingin mereka tonton, kapan dan di perangkat mana mereka ingin menonton konten tersebut.

Menurut hasil riset Kantar yang dilakukan oleh The Trade Desk, masyarakat Indonesia melakukan streaming konten OTT hampir tiga miliar jam per bulan, yang menjadikan Indonesia negara yang paling banyak menonton OTT di Asia Tenggara.

Programmatic Advertising
Florencia Eka, Country Manager Indonesia The Trade Desk, saat menjelaskan mengenai kerja sama The Trade Desk dengan Indihome, Internet Fixed Broadband dan Internet Protocol Television (IPTV) nomor satu di Indonesia.

Masih menurut Kantar, Konsumen Indonesia termasuk yang paling toleran terhadap iklan. Sebesar 95 persen pemirsa OTT di Indonesia akan menonton iklan dengan imbalan berupa konten gratis, dan 66 persen pemirsa OTT Indonesia mengaku mengingat merek, produk, atau layanan dari iklan terakhir yang mereka lihat. Ini merupakan peluang signifikan bagi pengiklan untuk merangkul OTT sebagai salah satu saluran yang berkembang pesat untuk menjangkau konsumen dalam skala besar.

Kemitraan ini memungkinkan pengiklan untuk menjangkau lebih dari 30,5 juta pengguna aktif bulanan melalui aplikasi seluler RCTI+, yang menyajikan konten video dari jaringan media televisi terbesar, yaitu RCTI, MNCTV, GTV dan iNews, selain sinetron, pertandingan olahraga, dan film blockbuster.

“RCTI+ sangat memahami selera masyarakat Indonesia yang tak tertandingi dalam menikmati konten streaming video berkualitas tinggi di perangkat seluler mereka. Kemitraan kami dengan The Trade Desk  memungkinkan pengiklan untuk memaksimalkan peluang OTT yang sedang berkembang. Saat ini pengiklan dapat memanfaatkan kekuatan data yang tersaji secara lengkap untuk mengukur dan membandingkan peluang iklan di seluruh saluran dan mengukur hasil bisnis dunia nyata,”papar Valencia Tanoesoedibjo, Co-Managing Director RCTI+.

Bagi IndiHome, The Trade Desk adalah penyedia layanan periklanan digital pertama yang menawarkan akses secara programmatic ke inventory premium Connected TV IndiHome. Kemitraan ini akan menawarkan akurasi dan relevansi lebih kepada pengiklan dalam menargetkan 3,6 juta pelanggan TV IndiHome dari 8,2 juta pelanggan broadband tetap dan 14 juta pemirsa potensial di lebih dari 300 kota di seluruh Indonesia.

Baca juga: Manjakan Pelanggan, IndiHome Hadir dengan Kecepatan Hingga 300 Mbps

Menurut Integral Ad Science (IAS), pionir dalam penyedia verifikasi iklan digital, mayoritas konsumen Indonesia yang menggunakan Connected TV menunjukkan perilaku baru yaitu mereka sangat terbiasa menonton konten gratis yang diselingi dengan iklan. Perilaku ini memberi peluang nyata bagi pengiklan untuk terhubung dengan konsumen melalui media dengan angka pertumbuhan yang tinggi ini.

“Dengan Connected TV, untuk pertama kalinya kita dapat menerapkan konsep pembelajaran data (data science) ke dalam iklan di televisi. Sekarang bukan lagi hanya tentang menjangkau penonton pada waktu tertentu di acara tertentu, tetapi menjangkau penonton berdasarkan lokasi, preferensi dan minat mereka, selagi mereka menonton,” ujar E. Kurniawan, Vice President Marketing Management Telkom.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.