Pesona Kemilau Emas di Tengah Redupnya Ekonomi, Komoditas Anti Resesi?

Marketing.co.id – Berita Financial Services | Emas menunjukkan giginya sebagai komoditas anti resesi, seperti gejolak pandemi virus corona dan di tengah hiruk pikuk lesunya bisnis dan roda ekonomi Indonesia.

CEO SEHATIGOLD Denny Ardhiyanto mengatakan bahwa perilaku emas sebagai komoditas anti resesi kembali terbukti di saat ketidakpastian ekonomi yang telah berlangsung semenjak pertengahan tahun 2019.

Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (26/1/2023) dengan memperpanjang keuntungan untuk sesi kelima berturut-turut. Dikutip Antara, ini terjadi karena dolar melemah dan investor terus memantau data ekonomi AS yang dapat memengaruhi pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) minggu depan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange bertambah USD7,20 atau 0,37% menjadi ditutup pada USD1,942,60 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi USD1,943,20 dan terendah USD1,920,60. Harga emas telah naik hampir 6,0% sejak awal tahun 2023, mendapat dukungan dari tanda-tanda penurunan inflasi AS dan ekspektasi resesi ekonomi.

“Ini bukanlah hal yang baru (kenaikan harga emas, red). Dari masa ke masa, emas selalu dipercaya masyarakat dunia sebagai investasi yang secara konsisten memberikan keuntungan yang luar biasa di saat terjadi gejolak ekonomi,“ kata Ardhiyanto.

Gejolak ekonomi sebenarnya sudah mulai terjadi beberapa bulan sebelum pandemi. Beberapa insiden telah memicu sentimen negatif pasar, seperti Perang Dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

“Setiap kejadian yang menakutkan pasar dunia semakin mendorong pelaku pasar untuk meninggalkan aset lainnya seperti pasar modal dan pasar uang dan masuk ke dalam pasar emas. Hal inilah yang telah mendorong harga emas secara spektakuler,” pungkas Ardhiyanto.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.