POP UP

Di Indonesia kita biasa mengenal istilah pasar kaget. Ini adalah fenomena di mana suatu ruang kosong tiba-tiba dipenuhi aktivitas karena berbagai sebab. Fenomena ini pun ternyata banyak ditemui di luar negeri. Seperti apa dan bagaimana aktivitas ini dilakukan?

pop up

Pasar kaget ternyata tidak hanya dilakukan oleh para pedagang kecil ataupun lokal. Perusahaan besar pun bisa membuat pasar kaget, tentunya dengan program dan perencanaan yang lebih terkoordinir. Sesuai dengan namanya, pasar kaget bersifat dadakan, muncul di waktu-waktu tertentu saja, dan biasanya hanya berlangsung dalam durasi yang singkat.

Sampai ada kelakar bahwa orang-orang di Indonesia tidak tahan jika melihat suatu tempat kosong yang luas. Pastilah ada orang yang mengisinya, entah itu untuk berjualan kaki lima, sampai membuka kios dadakan. Bahkan insiden bom pun bisa menjadi peluang untuk berbagai aktivitas berjualan yang sifatnya dadakan.

Sebagian orang mungkin masih asing mendengar istilah “pop up”, walau sebenarnya mereka sering menemuinya. Jika Anda pernah berpikir untuk memperkenalkan usaha di lokasi baru, meluncurkan promosi atau pemasaran singkat tapi tepat sasaran, maka memanfaatkan fenomena pop up bisa menjadi pilihan yang bagus.

pop up

Pop up sendiri adalah suatu usaha (bisa berupa perdagangan, layanan, promo, dan lain-lain) yang secara sementara menempati suatu tempat yang tadinya kosong. Tak seperti pasar kaget, pop up tentu direncanakan dengan matang, mengantongi izin dari pemerintah setempat, dan melibatkan berbagai merek perusahaan. Penyewa biasanya tidak perlu membayar terlalu banyak, karena si pemilik lokasi juga mendapat keuntungan mengingat akan banyak massa yang datang mengunjungi tempat tersebut.

Inilah mengapa ada berbagai gedung serba guna atau suatu lokasi tertentu yang biasa digunakan untuk berbagai acara yang sifatnya dadakan atau semi permanen. Semua hal yang bersifat pop up berlangsung sementara dan diadakan untuk durasi tertentu saja.

Berbagai bentuk usaha bisa memanfaatkan strategi pop up ini. Biasanya aktivitas yang menyangkut pop up melibatkan berbagai elemen yang sifatnya kreatif, supaya bisa menarik massa pengunjung sebanyak mungkin. Formatnya juga sering kali tidak terlalu dibatasi. Para profesional yang biasanya terlibat datang dari latar belakang beragam, mulai dari arsitek, agensi periklanan, artis, para pendesain busana, dan lain-lain. Berbagai kafe dan restoran pun sering memanfaatkan momen ini.

Merek perusahaan yang lebih besar seperti Uniqlo mendirikan toko-toko yang bersifat pop up sebagai bagian dari strategi PR-nya. Tetapi perusahaan yang lebih kecil pun bisa memanfaatkan strategi ini untuk menciptakan eksistensi secara fisik dan menyebarkan awareness, tanpa harus membayar sangat mahal untuk berbagai biaya. Keuntungan lain yang bisa didapat adalah liputan dari media, karena biasanya acara yang bersifat pop up akan ramai dikunjungi oleh berbagai media.

Jika ada pemiliki tempat atau lokasi yang sudah mapan, mereka bisa membuatnya seperti lokasi yang serba guna, yang selanjutnya bisa dipecah-pecah lagi untuk disewakan ke berbagai tenant. Bagi pemilik merek yang ingin menguji eksistensi di lokasi yang masih baru, mereka bisa melakukannya dengan membuka toko pop up di lokasi kedua atau ketiga.

Para pebisnis atau pedagang online pun bisa memanfaatkan alternatif pop up untuk tampil lebih secara fisik. Mereka mendekati para pelanggan dan melancarkan berbagai strategi pemasaran atau melakukan aktivitas yang masih sulit dilakukan secara online.

Sering kali berbagai merek usaha online besar memanfaatkan momen ini untuk menjual barang-barang yang sifatnya limited edition yang hanya dijual secara fisik. Hal itu untuk menciptakan rasa urgensi bagi para pelanggan agar mau berkunjung ke lokasi.

Strategi atau aktivitas pop up tentu sulit dilakukan secara individu. Kebanyakan aktivitas ini melibatkan berbagai pihak. Sebagai pemilik merek, Anda bisa bekerja sama dengan pihak-pihak yang memang menyewakan lokasi kosong/serba guna ke perusahaan-perusahaan. Beberapa instansi pemerintah lokal mungkin bisa memberikan bantuan atau referensi.

Para pemilik modal besar bisa juga mendekati pihak yang memiliki lokasi supaya dapat menawarkan suatu program kerja sama. Tujuannya agar lokasi tersebut bisa dihidupkan dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk melakukan berbagai aktivitas pop up.

Hal yang penting diperhatikan adalah aktivitas tersebut hanya bersifat semi permanen, tapi harus melibatkan komitmen semaksimal mungkin dari berbagai pihak yang berpartisipasi. Aktivitas harus dilakukan dengan sepadat mungkin dan jangan sampai terlihat lengang. Dekor dan berbagai hal yang bersifat kreatif pun harus diperhatikan, terutama menyangkut desain lokasi, desain kios, desain lingkungan, dan lain-lain.

Ivan Mulyadi

MM072016/W

“Biasanya aktivitas yang menyangkut pop up melibatkan berbagai elemen yang sifatnya kreatif, supaya bisa menarik massa pengunjung sebanyak mungkin.”

Ciri-Ciri Pop Up Business:

  • Menempati tempat kosong/serba guna yang tadinya sepi menjadi ramai dikunjungi.
  • Bersifat semi permanen, biasanya dengan durasi yang singkat, jelas waktu mulai dan kapan berakhirnya.
  • Tidak bertujuan menempati lokasi secara permanen.
  • Segala hal didesain semenarik mungkin, tapi harus mudah dipindahkan.
  • Program acara didesain lebih bersifat mobile.
  • Lebih bersifat eksklusif, berbeda, dan unik.
  • Memanfaatkan segala sesuatu yang sedang tren.
  • Perencanaan promosi harus matang, gencar, dan memanfaatkan cakupan media semaksimal mungkin.

Berbagai Momen Pop Up:

  • Tahun baru
  • Lebaran
  • Natal
  • Valentine
  • Haloween
  • Fenomena/tren tertentu

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.