
Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Pos Indonesia (Persero) ditunjuk pemerintah menyalurkan BLT BBM kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia dalam waktu dua minggu. Untuk memenuhi tenggat waktu tersebut, perusahaan pelat merah ini menerapkan sejumlah strategi.
“Target waktu cukup singkat, dua minggu. Kami harapkan akan selesai sebelum dua minggu. Data penerima yang sudah diterima dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebanyak 18,8 juta KPM,” kata Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Tonggo Marbun.
BLT BBM akan diberikan selama empat bulan senilai Rp150 ribu per bulan. Tahap awal dibayarkan sekaligus untuk dua bulan sebesar Rp300 ribu. Dalam menyalurkan BLT BBM, Pos Indonesia menggunakan tiga metode, yaitu menyalurkan langsung ke rumah KPM yang berusia lanjut, sakit, atau penyandang disabilitas; disalurkan melalui kantor pos; dan penyaluran melalui komunitas.
Baca juga: Dampak Kenaikan BBM Bersubsidi sudah Diantisipasi?
Saat ini, Pos Indonesia memiliki 4.308 kantor pos yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Meski memiliki jaringan luas, Pos Indonesia tetap menyiapkan rencana cadangan jika ternyata KPM yang datang ke kantor pos membeludak.
“Untuk provinsi yang jumlah KPM besar seperti Jawa dan Sumatera, kita akan menambah titik bayar jika di kantor pos tidak cukup menampung KPM. Bila SDM tidak cukup untuk melakukan penyaluran, maka kita akan berkoordinasi dengan kemitraan untuk membantu. Misalnya, mahasiswa, karang taruna, atau pemuda. Kita juga akan menambah jam layanan hingga malam dan tetap beroperasi pada hari libur,” kata Tonggo.
Mengenai penyaluran BLT BBM di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), Tonggo menyebutkan telah mempersiapkan strategi khusus. Jadwal penyaluran di daerah 3T dipersiapkan lebih awal untuk mencegah keterlambatan BLT BBM tiba di tangan KPM.
“Daerah 3T ini unik. Ada sejumlah wilayah yang memerlukan dua transportasi, laut/sungai dan darat. Kita persiapkan sejak awal. Kita akan cek jadwal transportasi di sana. Penyaluran pun bergantung pada cuaca. Ada beberapa daerah yang memerlukan waktu perjalanan pulang-pergi tiga hari. Penyaluran kita lakukan di awal agar tepat waktu,” tuturnya.

Selain mempersiapkan unsur teknis dan sumber daya manusia (SDM), Pos Indonesia juga melakukan penguatan dari sisi teknologi.
“Supaya server tidak down, kami berkoordinasi dengan support data center untuk menambah kapasitas selama masa penyaluran BLT BBM. Kami juga berkoordinasi dengan Dukcapil agar terkoneksi ketika dilakukan verifikasi data KPM,” ucap Tonggo.
Alokasi Bantuan Rp12,4 Triliun
Pemerintah menyiapkan dana Rp12,4 triliun dalam penyaluran BLT BBM. Terkait besarnya uang yang harus diberikan dalam bentuk tunai, Pos Indonesia tentu memperkuat sisi pengamanan.
“Prosedur penyaluran di setiap kantor pos diawali dengan koordinasi kepada pihak terkait, yaitu pemda setempat, dinas sosial (dinsos) setempat, serta pihak keamanan,” katanya.
Baca juga: Indonesia Masih Dalam Siklus Pemulihan Ekonomi
Pos Indonesia memiliki mekanisme monitoring penyaluran BLT BBM yang dapat dipantau sesuai waktu nyata (real time). Terkait ini Tonggo menjelaskan, pihaknya sudah membangun sistem dashboard monitoring yang real time.
“Dahsboard bisa diakses oleh pihak Pos dan Kemensos. Bisa dicek per provinsi, kota, bahkan hingga kelurahan realisasi penyalurannya seperti apa. Apabila jadwal kami tidak sesuai realisasi di dashboard, maka kami akan melakukan intervensi akselerasi menambah kecepatan maupun tenaga petugas di titik tersebut,” katanya.