Potensi Wanita

If you want something said, ask a man; if you want something done, ask a woman. (Margaret Thatcher)

Satu waktu saya terlibat pembicaraan dengan beberapa anak muda seputar dunia penjualan. Anak-anak muda ini menceritakan bahwa salah satu penyebab yang membuat mereka dan teman-teman sebayanya enggan menjadi seorang sales adalah karena sales identik dengan target. Bukan hanya itu, mereka juga mengetahui bahwa target bagi seorang sales adalah sebuah never ending story. Ketika seorang sales berhasil mencapai target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan, maka seketika itu juga mereka akan mendapatkan target penjualan baru yang lebih tinggi.

potensi wanita

Anak-anak muda ini merasa bahwa mengejar-ngejar target penjualan yang terus naik adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak nyaman. Maka tidak aneh apabila sampai detik ini ada banyak perusahaan masih mengalami kesulitan merekrut anak-anak muda untuk mau menjadi seorang sales.

Apakah sedemikian sulitnya mencapai target penjualan sehingga ada semacam trauma dan ketakutan yang timbul di kepala anak-anak muda ini?

Realitanya, mencapai target penjualan tidaklah sesulit yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Sesuatu menjadi sulit apabila Anda belum mengetahui cara mengerjakannya. Ibarat anak SD yang belajar berhitung, mereka akan mengalami kesulitan pada awalnya. Tetapi setelah mereka belajar dan mengetahui caranya, maka berhitung tidaklah sesulit yang dikira.

Dalam mencapai target penjualan, ada banyak strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan dan orang sales. Khusus bagi perusahaan yang ingin meningkatkan pencapaian target penjualan, ada dua hal mendasar yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Siapa yang menjual produk/jasa Anda?
  • Siapa yang membeli produk/jasa Anda?

Produk yang bagus bila dijual oleh orang sales yang tidak tepat, maka tidak akan mendapatkan hasil maksimal. Demikian juga bila tim sales Anda menjual produk/jasa kepada orang yang tidak tepat, maka kerja keras yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang maksimal.

Dan tahukah Anda bahwa kedua pertanyaan di atas dengan melihat kondisi saat ini, ternyata memiliki jawaban yang sama, yaitu “wanita”.

Mengapa wanita? Apakah pria bukan seorang penjual yang baik dan pembeli yang potensial? Tanpa bermaksud membandingkan posisi pria dan wanita, saya mau mengajak Anda untuk melihat potensi dari wanita sebagai seorang penjual dan pembeli yang potensial.

Dalam laporan yang berjudul “On the Rise and Online: Female Consumers in Asia” yang dirilis Vipshop Holdings Limited—dengan melibatkan 5.500 wanita di Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, serta survei yang dilakukan FutureCast terhadap 6,2 juta orang generasi masa kini—dengan tingkat ekonomi menengah ke atas di Amerika Serikat, didapati sebuah kesamaan, yaitu daya beli wanita masa kini lebih tinggi ketimbang pria.

Sebagian besar wanita bertanggung jawab atas keputusan penganggaran untuk kosmetik (81%), pakaian dan aksesori (73%), bahan makanan (67%), produk bersalin dan anak-anak (57%), dan setidaknya mereka adalah pembuat keputusan tambahan di sebagian besar kategori produk lainnya seperti elektronik dan layanan perjalanan.

Pada sisi yang lain, ahli manajemen Jay Forte mengatakan wanita dianggap sebagai sosok yang mampu mendengarkan, menyelesaikan masalah, dan multitasking dengan lebih baik. Kesimpulannya, Forte mengatakan wanita adalah penghubung yang lebih baik dibanding pria.

Bukankah seorang sales adalah seorang penghubung dan harus mampu mendengarkan kebutuhan, menyelesaikan masalah, dan bisa mengerjakan berbagai hal dalam waktu bersamaan?

Dengan melihat fenomena ini, bila Anda ingin meningkatkan pencapaian penjualan perusahaan, Anda bisa memulai dengan mencari kandidat sales wanita dan menggarap potensi market wanita di Indonesia.

Dedy Budiman

Champion Slaes Trainer
dedy@budiman.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.