Alfian Lim: Mendengar dan Menyesuaikan Diri

Marketing.co.id – Berita Digital | Startup di bidang industri hospitality semakin banyak bermunculan, menandai industri ini mulai mengalami disrupsi dan kemajuan dalam teknologi. Salah satu pemain asing yang turut berkecimpung dalam industri ini adalah OYO, startup asal India yang bergerak di jaringan hotel. Bisnis OYO di Indonesia yang kian berkembang tentu tak lepas dari peran sang nahkoda, yaitu Alfian Lim.

Baca Juga: Membangun Kesuksesan Karir Lewat Digital Profile

Alfian Lim bergabung dengan OYO pada Oktober 2019 dan resmi ditunjuk sebagai CEO pada November. Pria yang menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di Medan ini memiliki dua puluh tahun pengalaman kerja di berbagai sektor, termasuk teknologi dan konsultasi manajemen di Indonesia dan luar negeri.

“Saya sangat tertarik dengan semangat kewirausahaan/entrepreneurship dari perusahaan ini. Saya sangat senang dan merasa terhormat dapat bergabung dengan keluarga OYO di Indonesia, membentuk masa depan untuk perusahaan kami dan industri bersama dengan orang-orang yang sangat passionate di bidangnya yang kami sebut OYOpreneurs yang terus bekerja menuju sebuah misi,” ujar Alfian.

Baca Juga: Kesesuaian Budaya Perusahaan Memengaruhi Perkembangan Karir Anda

Kesuksesan Alfian dalam karirnya merupakan hasil kerja kerasnya sejak dini. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas di Medan, orang tua Alfian menawarkannya kesempatan untuk melanjutkan kuliah di manapun, di seluruh dunia. Alfian pun menjatuhkan pilihannya pada Amerika Serikat.

Salah satu hal yang amat disyukuri oleh Alfian adalah orang tuanya tidak pernah memaksakan kehendak terhadap karirnya. “Menurut mereka, Saya harus menentukan sendiri jalan hidup saya,” ujarnya.

Setelah lulus kuliah, ia memulai karir sebagai insinyur manufaktur dan konsultan supply-chain di Amerika Serikat. Setelah mendapatkan berbagai pengalaman teknis, Alfian memutuskan untuk mengejar gelar MBA. Kemudian, ia bekerja di bidang konsultan manajemen dan corporate strategy.

Baca Juga: 8 Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Perkembangan  Karir

Menurut Alfian, hal yang sangat membantu karirnya adalah keinginan kuatnya untuk mencari tantangan baru dan menggunakan tantangan tersebut sebagai kesempatan belajar untuk memperkaya keterampilan dan pengalaman. Lebih lanjut, menurutnya ia sangat beruntung memiliki mentor-mentor yang memberikan arahan dan masukan untuk meningkatkan keterampilannya selama ia bekerja.

“Saya selalu percaya bahwa selalu ada ruang untuk terus meningkatkan kemampuan diri saya sendiri, dan saya juga selalu mengapresiasi siapa saja yang memberikan masukan yang konstruktif kepada saya,” jelasnya.

Budaya dan Gaya Kepemimpinan

Berbekal pengalaman karirnya, kini Alfian berupaya memimpin tim untuk memperkuat komitmen perusahaan dan memberikan nilai tambah kepada seluruh shareholder, partner, dan pelanggan dengan fokus mendengarkan kebutuhan dan feedback dari para pelanggan demi membangun brand hospitality yang paling dipilih dan dicintai, sembari tetap fleksibel dan beradaptasi terhadap tren dan keadaan pasar.

Namun, untuk mencapai itu tentu ada tantangan yang dihadapinya. Menurutnya, tantangan yang dihadapinya saat bergabung dengan sebuah perusahaan baru, termasuk di perusahaan ia kini bekerja adalah kultur.

Baca Juga: Cara Membuat Resume untuk Lulusan Baru, 7 Pernyataan Tujuan Karir yang Dipersonalisasi

“Saya berpikir setiap perusahaan memiliki budaya uniknya sendiri, seperti cara-cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan satu sama lain,” jelas pria penyuka traveling ini.

“Kunci agar kita mampu diterima dan melewati hambatan budaya (cultural barrier), adalah dengan mendengarkan dan mau beradaptasi terhadap kebiasaan baik yang ada di perusahaan,” lanjutnya.

Selain itu, penting juga untuk membentuk budaya perusahaan yang baik. Menurut Alfian, budaya tidak bisa diciptakan dalam semalam dan pemimpin harus menentukan nilai-nilai inti yang efektif dan diperlukan serta menerapkannya dengan konsisten.

“Kita juga harus memberikan apresiasi kepada mereka yang menjalankan nilai-nilai tersebut dengan baik dengan memberikan masukan yang positif dan pujian untuk perilaku mereka,” katanya.

Bicara mengenai gaya kepemimpinan, pengagum Winston Churchill ini mengatakan bahwa ia memercayai timnya dan menghargai masukan yang mereka berikan. Itu artinya, ia akan memercayakan mereka dengan tugas dan tanggung jawab dan yakin mereka dapat mencapai hasil yang baik.

Ia juga berekspektasi bahwa anggota timnya lebih mengerti pekerjaan mereka daripada dirinya. Dengan begitu ia berharap mereka bisa memberikan informasi dan saran yang tepat baginya untuk mengambil keputusan yang tepat.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.