PT Indonesian Paradise Property Menatap Optimistis Tahun 2023

Marketing.co.id  –  Berita Properti | Di penghujung tahun 2022 dunia bisnis bisa bernafas sedikit lebih lega, meskipun memasuki tahun 2023 kita dibayangi hantu resesi global. Menariknya di tengan ancaman resesi global, secara makro ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif di tahun 2022.

Data dari lembaga resmi seperti BPS dan Kemenkeu menyebutkan, ekonomi Indonesia pada kwartal I hingga kwartal III 2022 tumbuh cukup impresif secara tahunan (YoY). Ekonomi Inonesia dilaporkan tumbuh berturut-turut 5,01% pada kwartal I 2022, tumbuh 5,4% pada kwartal , dan tumbuh 5,72% pada kwartal III 2022.

Salah satu sektor yang ikut menikmati gairah perekonomian Indonesia yakni properti. Hal ini antara lain tercermin dari kinerja dari PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP). Bahkan, sejak tahun 2021 Perseroan sudah mulai menunjukkan tren pemulihan.

Pada tahun 2021, Perseroan mencatatkan pendapatan yang bersumber dari recurring revenue mencapai hampir 87% dari keseluruhan omset Perseroan, di mana segmen ritel dan hospitality menjadi dua sektor yang cukup terpukul akibat pandemi.

Baca juga: Tips Memilih Asuransi untuk Properti

Di tengah kondisi yang sulit, Perseroan mampu mencatatkan Pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp427,68 miliar, naik 7,71% dari sebelumnya pada tahun 2020 sebesar Rp397,05 miliar. Kenaikan Pendapatan ini terutama didorong oleh terjaganya kinerja usaha terutama berasal dari segmen perhotelan dan penjualan properti (apartemen) meski terdampak pandemi Covid-19.

“Pelajaran menarik di tahun 2021 di tahun pertama pandemi dimulai dari maret 2020 sampai sekarang, penjualan kita tahun 2021 sudah recovery 75% – 80% sampai sebelum pandemi di tahun 2019,” tandas Anthony Prabowo Susilo, Presiden Direktur PT Indonesian Paradise Property Tbk, saat Paparan Publik Perseroan pada 24 November 2022 lalu.

Sekilas menengok perjalanan Perseroan, sejak tahun INPP 2002 bergerak di industri perhotelaan. Delapan tahun berselang, Perseroan mulai melengkapi portofolio bisnisnya menjadi hotel dan mal. Selanjutnya, mulai tahun 2017 portofolio diperluas lagi meliputi bisnis hotel, mal, dan hunian high rise.

“Jadi salah satu kekuatan kami adalah ritel capability. Jadi projek masa depan INPP ini membawa tiga capability ini menjadi satu, yaitu membangun mixed use, di mana dalam satu lokasi terdapat ritel development yang sangat kreatif dan dapat berdampak terhadap komunitas di sekitarnya,” tegas Anthony.

Seiring menurunya kasus pandemi dan kembali normalnya aktivitas masyarakat, berdampak pada kinerja bisnis INPP di tahun 2022. Karena itu, INPP pun optimistis akan meraih hasil positif di sepanjang tahun 2022, bahkan bisa lebih baik dari kondisi sebelum terjadinya pandemi di tahun 2019. “Sebenarnya kalau dibandingkan tahun lalu sampai September itu kita sudah jauh lebih tinggi dari tahun itu lebih dari 80%,” kata Direktur INPP, Djatikesumo Subagio.

Sheraton Resort Kuta Bali
Sheraton Resort Kuta Bali, salah satu hotel milik INPP

Sebagai gambaran, periode Januari – September 2022 (selama sembilan bulan), INPP telah membukukan pendapatan sekitar Rp540,563.000.000 dan laba usaha Rp48.354.000.000. Dari sisi operasional, pada periode yang sama, rata-rata tertimbang tingkat hunian hotel INPP Group mencapai 61,95%. Adapun rata-rata tertimbang tingkat hunian komersial mencapai 84,79%.

Rencana Pengembangan di Tahun 2023

Berbagai langkah ekspansi sudah dicanangkan Perseroan di tahun depan. Anthony mengungkapkan, di tahun 2023 Perseroan akan melakukan 5 hingga 6 pengembangan. Sederetan pengembangan yang dilakukan antara lain Antasari Place, di Jakarta Selatan.

“Di Bandung, kami akan melakukan ekspansi di mana kami akan mengembangkan 23 pasar kami. Di Makassar, kami membangun mixed use antara hunian kelas atas di harga Rp2 miliar – 5 miliar, kita sudah mulai akan orbit tahun ini dan di tahun depan kita akan handover hotel Hyatt Place. Ini semacam adiknya Grand Hyatt dan akan menjadi Hyatt Place pertama di Indonesia yang kita bawa ke Makassar,” papar Anthony.

Rencana pengambangan lainnya, membangun development mix di Kota Makassar dan  meluncurkan satu produk perdana di Kota Balikpapan. “Kami juga ada rencana di Kota Semarang. Jadi memang sudah 5 kota, Jakarta, Bandung, Makassar, Balikpapan, dan Semarang. Kami sedang aktif di luar Jakarta,” lanjutnya.

Kota Anging Mamiri rupanya mendapat perhatian tersendiri bagi INPP. Pasalnya, ketika pandemi sedang ganas-ganasnya di tahun 2021 lalu, sekitar 70% dari apartemen high end yang dbangun INPP di kota Makassar ludes terjual. “Makassar ini merupakan salah satu hub di Indonesia Timur,” ucap Anthony.

Menyinggung soal segmen pasar, rata-rata pembeli properti di INPP berusia 35 tahun ke atas. Namun untuk segmen yang lebih muda atau milenial INPP menyiasatinya dengan menghadirkan produk yang lebih terjangkau untuk mereka.  “Sebenarnya Antasari Place itu paling cocok memang untuk milenial. Secara lokasi strategis, lalu kita juga desainnya untuk single family, cocok untuk profesional muda yang butuh tempat tinggal yang mendukung akses mobilitas dan di atasnya langsung mal,” timpal Surina, Direkut INPP.

Baca juga: Sutera Sawangan Hunian Berharga Miliaran untuk Kaum Milenial

Lalu bagaimana INPP menjawab isu sustainabilty dan green building yang akhir-akhir kian kencang berhembus. Surina menandaskan, pihaknya sangat mendukung pembangunan berkelanjutan sebagaimana diamanatkan dalam SDGs.

“Kami memaksimalkan recycle water. Jadi kami bukan hanya soal arsitekturnya dan penyediaan RTH, tapi juga memaksimalkan tata pengelolaan gedung, terutama soal penggunaan air, kami meminimalisir limbah dan penggunaan air berlebih. Jadi bekerja sama dengan banyak pihak untuk mengelola air dengan teknologi tinggi dan termutakhir,” beber Surina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.