Puaskan Pasar Primer Lewat Pelayanan Luks

www.marketing.co.id – Satu lagi brand kosmetik premium, Clé de Peau Beauté (CPB), ikut serta meramaikan persaingan industri kosmetik di Indonesia.  Brand ini lahir di Jepang pada tahun 1982 dengan nama Shiseido, kemudian mulai berkembang secara utuh sebagai prestigious cosmetic brand dengan nama Clé de Peau Beuté pada tahun 1996 dan dipasarkan secara global pada tahun 1999.

Sukses di negara asal, brand CPB pun melebarkan sayap, menyebar mulai dari Amerika, Cina, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Vietnam, Hong Kong, sampai Malaysia. Di pengujung tahun 2010 silam, giliran konsumen Indonesia yang dibidik oleh rangkaian produk CPB.

Ketertarikan untuk melebarkan wilayah coverage di Indonesia tidak lepas dari besarnya potensi pasar yang dimiliki Indonesia. Besarnya jumlah penduduk tak pelak menjadi alasan utama pembangunan outlet pertama CPB yang bertempat di lantai III Plaza Senayan, Jakarta, dengan menggandeng PT Dian Tarunaguna sebagai distributor resmi untuk wilayah Indonesia.

“Kami memilih Indonesia sebagai pasar yang dituju saat ini karena kami melihat adanya potensi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Terutama jumlah populasi di Jakarta yang berkembang pesat, dan seiring peningkatan taraf hidup, kepedulian masyarakat akan pentingnya perawatan kulit dan kecantikan pun ikut naik,” ujar Direktur PT Dian Tarunaguna Haryono Budiono.

Brand CPB menyasar pasar premium sebagai target marketnya. Haryono menerangkan, tiga varian produk—yakni CPB Skincare, CPB Base Makeup, dan CPB Point Makeup—ditujukan bagi wanita di rentang usia 30 tahun ke atas yang tergabung dalam Indonesian high prestige market.

Indonesian high prestige market adalah karakteristik konsumen yang dibidik produk kami, yakni wanita dewasa yang memiliki kepribadian aktif, cerdas, serta punya kemampuan untuk melihat nilai sesungguhnya dari sebuah produk, sebagai bagian dari investasi dalam mewujudkan kecantikan ideal yang diinginkan,” jelas dia.

Berbicara mengenai produk, CPB melalui taglineTouched. Treasured. Transformed.” berani menawarkan keunggulan lewat penerapan teknologi tinggi dan terbaru dalam setiap produk, dari segi kegunaan, tekstur, dan hasil akhir sebagai solusi untuk masalah kulit.

“Posisi CPB sebagai prestigious cosmetic product yang ideal bagi customer yang menginginkan produk berkualitas tinggi. Komposisinya terdiri dari bahan-bahan alami dan aman untuk digunakan, sehingga menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Selain itu, CPB juga memerhatikan detail setiap kemasan produk yang membuat produk CPB menjadi dambaan dan dapat diandalkan oleh konsumennya,” terang Haryono.

Tidak heran, untuk lokasi outlet perdana, CPB memilih Plaza Indonesia, mal yang dinilai cukup mewakili segmentasi target mereka. Hal ini karena Plaza Indonesia merupakan salah satu mal prestisius di Jakarta, dan para pengunjungnya sesuai dengan target pasar CPB.

Soal harga, CPB terbilang berani mematok nominal untuk tiap produknya. Misalnya, produk termurah—blush on—dibanderol Rp 475 ribu, sedangkan produk termahal, yakni produk krim unggulan, berharga Rp 5,7 juta. Meski terhitung mahal, Haryono memastikan harga tersebut sudah sesuai dan lebih murah ketimbang harga produk CPB di beberapa negara lain.

Kendati pasarnya masih terbuka lebar, persaingan kosmetik premium di Indonesia telah terisi oleh berbagai merek. Kalau dihitung, jumlah brand kosmetik yang beredar bisa mencapai puluhan.

Menyiasati hal ini, CPB pun berupaya menarik minat pasar dengan mengedepankan faktor kepuasan pelanggan. Haryono meyakini, penerapan standar pelayanan terbaik akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan, yang jika terus dibina akan menciptakan kesan positif dan mendatangkan kesetiaan pelanggan.

Salah satu strategi jitu yang digunakan CPB dalam mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan tersebut adalah pelayanan luks yang dilakukan dengan memaksimalkan potensi dari personal beauty consultant. Para konsultan kecantikan CPB dituntut tidak hanya harus berpenampilan menarik dan menguasai product knowledge, tetapi juga harus bisa menjadi wadah konsultasi perihal masalah kulit konsumen.

Haryono juga tidak segan-segan mendatangkan trainer khusus dari Jepang. Sebelum launching outlet perdana pada awal Desember 2010, lima orang personal beauty consultant yang bertugas di outlet CPB Plaza Indonesia telah menjalani pembekalan terlebih dahulu selama dua bulan. Materi yang diberikan beragam, mulai dari hal teknis seperti kemampuan melakukan facial, sampai soal teknik penjualan (selling skill).

Customer service (CS) yang baik sangat penting untuk mendatangkan customer satisfaction. Para personal beauty consultant sebagai bagian dari CS inilah yang menjadi ujung tombak perusahaan kami, karena mereka yang berhadapan langsung dengan konsumen,” tegas Haryono.

Menyinggung soal pengomunikasian brand kepada masyarakat, CPB memang tidak jor-joran walau terbilang sebagai pemain baru. Sampai saat ini, belum terbit iklan—baik TVC maupun print-ad—CPB di pasaran. Hanya kegiatan below the line (BTL) lewat peluncuran outlet baru mereka di Plaza Indonesia beberapa waktu lalu.

Namun, tanpa promosi sekalipun, Haryono yakin produk CPB sudah dinanti oleh para konsumennya. “Saya sangat optimistis karena produk kami sudah memiliki konsumen tersendiri. Selama ini, para konsumen di Indonesia harus membeli produk kami di Singapura atau Malaysia. Dengan adanya butik di Plaza Indonesia, para konsumen tidak sulit lagi mencari produk CPB,” katanya.

“Selama ini kami memberikan sampel produk gratis, give it purchase (hadiah). Sedangkan untuk ke depannya kami akan membuat program member get member atau semacam klub untuk mengoordinasi konsumen yang ada,” imbuh dia. (Angelina Merlyana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.