Raditya Dika: Berkarya dengan Hadirkan Konten Positif

Sosok Raditya Dika tidak bisa dipisahkan dari sebuah karya. Selalu saja ada karya yang dibuat setiap tahun, dan karyanya itu pun selalu berhasil dan sukses meraup keuntungan besar. Lantas, apa rahasianya sehingga bisa terus menelurkan karya yang selalu diterima dengan baik oleh publik?

raditya dika
Raditya Dika ketika menerima penghargaan Social Media Award 2016.

Produktif, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan seorang Raditya Dika. Dika yang mempunyai beragam profesi dari penulis, aktor, stand-up comedian, dan youtuber selalu menghadirkan karya hebat di setiap profesi yang dijalaninya. Sebagai penulis misalnya, ia selalu meluncurkan buku baru secara rutin setiap tahun.

Seluruh bukunya pun sukses di pasaran dan mendapat apresiasi yang baik dari publik. Beberapa buku Dika yang sukses di antaranya adalah Kambing Jantan, Cinta Brotosaurus, Marmut Merah Jambu, Koala Kumal, dan Manusia Setengah Salmon.

Setelah jadi penulis, ia mulai menjajal karier di dunia perfilman sebagai aktor dan sutradara. Ia berakting di film yang dibuat berdasarkan cerita dari bukunya. Film-film yang dia bintangi pun meraih sukses dan bisa bertahan lama di bioskop.

Film terbarunya Koala Kumal, telah ditonton lebih dari 1 juta orang. Film yang dirilis Juli 2016 ini ditaksir meraup pendapatan sebesar Rp55 miliar dan masuk dalam 5 besar film Indonesia terlaris 2016, bersaing dengan film seperti Warkop Reborn, Rudy Habibie, dan Ada Apa Dengan Cinta 2.

Dari kesuksesan filmnya itu, Dika diganjar beragam penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah Social Media Award 2016, dimana ia meraih dua penghargaan sekaligus. Masing-masing dalam kategori Aktor dan Youtuber, sebagai artis yang mendapat sentimen positif di media sosial berdasarkan social media monitoring platform MediaWave.

Dalam kesempatan wawancara yang dilakukan seusai event tersebut, Dika membeberkan rahasia suksesnya, “Kuncinya, kita harus tahu apa yang mau dan harus kita bikin. Kalau sudah tahu, tinggal jalanin dan fokus saja, pasti sukses akan mengikuti dengan sendirinya.”

Penghargaan yang diraih untuk kategori Youtuber adalah suatu hal yang baru bagi Dika. Selain buku dan film, alumni Universitas Indonesia ini juga memanfaatkan internet sebagai tempat untuk menuangkan kreativitas. Situs berbagi video Youtube dia pilih sebagai media untuk menampung ide-ide yang ada di otaknya.

Salah satu karyanya di Youtube adalah sebuah web series berjudul Malam Minggu Miko. Web series ini sangat sukses dan digandrungi kaum remaja sehingga dibuat sampai dua season. Selain web series, channel Youtube-nya juga digunakan untuk berbagi ilmu dengan para penggemar. Contohnya ia pernah membuat video soal bagaimana menulis yang baik, bagaimana menulis skenario film, membuat materi stand-up comedy, dan lain-lain.

Tidak berhenti sampai di situ, ia kini juga menjajal menjadi video blogger atau biasa disebut sebagai vlogger. Fenomena vlog seperti kita ketahui sedang tren di awal tahun 2016, dimana orang mendokumentasikan seluruh kegiatannya sehari-hari, dari bangun tidur, makan, beraktivitas, sampai tidur lagi dalam video dan diunggah di platform seperti Youtube.

Dika melihat vlog sebagai sarana baru yang tepat untuk berkomunikasi dengan penggemarnya yang mayoritas adalah remaja—yang akrab dengan internet. Vlog-nya digunakan untuk berbagi informasi mengenai proyek-proyek terbaru yang akan atau sedang ia kerjakan.

Daily vlog adalah sarana saya untuk sharing info pekerjaan saya, terutama untuk film. Saya buat behind the scene ataupun proses shooting film yang saya sedang atau sudah kerjakan,” jelas pemilik 14,4 juta follower di Twitter.

Selain Youtube, Dika juga menggunakan seluruh kanal media sosialnya untuk berbagi info dengan fans. “Iya, jadi semua media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, saya manfaatkan semaksimal mungkin. Lagi di mana, kerjain apa, saya share di semua media sosial yang saya punya,” ujarnya.

Sebagai seseorang yang sangat aktif di media sosial, ia juga pernah berhadapan dengan hal-hal yang negatif seperti bullying dan hate speech. Namun, diakui hal seperti itu sangat jarang terjadi di semua akun media sosialnya. Karena jarang terjadi atau hanya sedikit, ia pun mengambil sikap untuk tidak memedulikannya.

Untuk mengantisipasi hal-hal negatif di Internet, Dika mempunyai strategi yang tepat. Hal negatif, menurutnya, bisa terjadi jika konten-konten yang dibuat mengandung unsur negatif. Hal tersebut memang membuat konten dibaca dan dicari banyak orang, tapi tentu saja karena hal yang negatif.

“Saya selalu berkarya dengan menghadirkan konten-konten yang positif, yang baik dan mendidik. Saya yakin kalau kita memulai dengan hal yang positif, maka proses dan ending-nya akan positif. Yang menikmati karya kita juga pasti akan mendapatkan hal yang positif dan baik,” tutupnya.

Wicaksono

MM.11.2016/W

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.