Raditya Dika, Terus Berkreasi dan Berfikir Kreatif

Setiap karya Raditya Dika selalu sukses dipasaran.

raditya Dika, penulis juga marketerRaditya Dika atau akrab disapa Radith dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Hebatnya, buku pertama yang dirilis yaitu “Kambing Jantan” masuk dalam kategori best seller.

Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala itu belum banyak penulis yang masuk ke dunia tulisan komedi sepertinya, apalagi bergaya diari pribadi.

Perjalanan karir Radith hingga sukses seperti sekarang tidak mudah. Pria kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini mengawali perjalanan dari memenangi Indonesia Blog Award.

Dari situ, Radith menawarkan tulisannya ke beberapa penerbit agar dicetak. Sayangnya, respon penerbit tidak seperti yang dibayangkan, alias menolak. (Raditya Dika, Brand Ambassador Calpico Frezz)

Tapi Radith tidak  putus asa. Ia gigih menawarkan karya ke penerbit. Sampai akhirnya ia  datang ke penerbit Gagasmedia, naskahnya diterima walau melalui presentasi terlebih dahulu.

Kesuksesan Radith menjadi penulis lantaran keluar dari arus utama. Radith tampil dengan genre baru yang segar. Perbedaan Radith dengan penulis lain adalah nama binatang yang selalu digunakan dalam setiap bukunya. Dan, itu menjadi selling point buat Radith.

Dalam hal apa pun, inovasi itu sangat penting. Itu juga yang dirasakan Radith sebagai seorang penulis.

DSC01334Radith mengaku, pada bulan-bulan awal, buka pertama tidak terlalu mendapat respon yang bagus dari pasar. Tapi Radith memandang itu sebagai risiko masuk dalam genre baru.

Menyadari itu, Radith semakin gencar melakukan promosi lewat blog dan gencar melakukan promosi word-of-mouth dengan cara meminta setiap pembaca melakukan foto bersama buku yang kemudian dikirim kepadanya. Cara ini ternyata  efektif mengangkat pamor buku.

Radith mengatakan, dalam menulis, setelah buku terbit, tidak serta-merta urusan selesai. Penulis dituntut menjadi seorang marketer untuk bukunya sendiri.

 “Penulis yang kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang harus bisa laku dipasaran. Meskipun pada dasarnya buku bukan barang komersial, tapi memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang perlu dipasarkan adalah  hal yang perlu dilakukan saat ini,” jelasnya.

Menjadi penulis sukses seperti Radith pasti kenyang kesulitan dan hambatan. Hambatan datang bukan melulu dari industri buku tapi dari hal-hal yang sifatnya diagonal. Artinya, lawan industri buku bisa dari kuliner, fashion, atau lain-lain.

Namun Radith memandang itu semua hal yang lazim. Menurutnya, yang perlu  dilakukan adalah terus berkreasi dan berfikir kreatif. Dengan begitu, kompetisi yang ada adalah kunci untuk selalu berinovasi. Tekanan dari kompetitor bisa dijadikan motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.

Raditya sangat menginginkan setiap pembaca atau penonton videonya menjadi seperti dirinya. Untuk itu, saat ini Radith sedang kerja sama dengan beberapa merek ternama untuk mengajar menulis bagi anak muda Indonesia.

Gue pengen pembaca gue jadi penulis, atau penonton video gue menjadi kreator, pencipta video, entah itu sutradara atau apa pun,” kata Radith serius.

Radith merasa selama 10 tahun berkarir sebagai penulis, aktivitasnya hanya menulis dan jualan buku.

Tahun ini, ia ingin mencoba mengubah pembacanya untuk berkarya. Sebagai bukti nyata, ia akan membagikan skenario film yang telah dibuatnya secara gratis.

 “Bulan depan skenario film gue mau bagiin gratis. Mereka bisa unduh, bedah, dan pelajari sendiri naskah skenario gue. Dengan cara ini, paling enggak mereka jadi tahu cara nulis skenario itu seperti apa. Ada juga sih video tutorial menulis tapi itu bayar,” tutur Radith tersenyum.

Sekarang ini Radith tengah keliling bersama beberapa brand untuk membuat kelas-kelas menulis. Program terbaru yang digagasnya adalah Writters Development Program.

Melalui program itu, Radith akan mencari 20 anak yang suka nulis, dan secara rutin akan diajarkan menulis secara gratis. “Itu adalah usaha-usaha gue untuk membuat pembaca gue menjadi penulis, atau penikmat video gue menjadi video maker.”

“Nanti gue ada tempat namanya www.erdeshop.com. Itu toko gue, di sana semua bisa diunduh gratis. Erdeshop hanya untuk penikmat karya gue atau orang yang mau belajar nulis. Isinya nantinya ada kaos, dan buku bertanda tangan. Skenario gue gratisin yang lainnya bayar,” katanya berpromosi.

Radith mengatakan, “Itu semua harus dilakukan karena saat ini Indonesia lagi krisis penulis, terutama skenario. Susah banget nyari penulis skenario. Misalnya, waktu gue mau bikin film di salah satu TV nasional, susah banget nyari penulis yang bisa masuk ke dalam tim.”

“Akhirnya, mau tidak mau gue nulis sendiri. Nah, kalau aku aja nyari pasti yang lain atau produser juga cari penulis kan? Makanya kita bikin sebuah program yang bisa buat orang jadi penulis. Supaya orang terinspirasi dan mereka bisa melihat bahwa bikin skenario itu gampang.”

Sampai saat ini, buku terbaru Radith “Koala Kumal” sudah dicetak lebih dari 140 ribu eksemplar. “Ini adalah buku terlaris yang pernah gue bikin selama hampir 10 tahun jadi penulis,” ucap Radith bangga.

Nah, untuk anak muda Indonesia Radith mengatakan, “Jangan pernah melakukan apa pun buat duit, karena itu ngikutin. Lakukan saja yang terbaik.”

Editor: Lutfi Jayadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.