Rahasia Ketiga Membangun Tim Unggul: Mengelola Hubungan Antar-Anggota

www.marketing.co.id – Jika artikel sebelumnya dibahas tips dan trik untuk “menumbuhkan komitmen” dan “tujuan dan keselarasan” tim unggul—yang merupakan fondasi dasar semua tim hebat di dunia, artikel kali ini membahas tentang “mengelola hubungan antar-anggota tim” yang juga merupakan komponen kunci dalam mengembangkan tim unggul di organisasi mana pun di muka bumi ini.

Walaupun unsur “hubungan antar-anggota” penting dalam membangun tim unggul, masih banyak organisasi yang belum memiliki perencanaan dan upaya tepat dalam hal pengelolaan. Umumnya para pemimpin perusahaan memiliki keyakinan bahwa hubungan antar-anggota di dalam sebuah tim dapat tumbuh secara alami dengan sendirinya tanpa campur tangan organisasi.

Hal tersebut tidaklah salah, tetapi pernyataan tersebut tidak berbeda dengan perumpamaan bahwa setiap benih akan tumbuh jika ditanam. Pernyataan ini benar adanya jika Anda tidak sungguh-sungguh untuk mendapatkan buah yang baik. Akan tetapi, jika kita ingin menanam benih untuk menghasilkan panen yang baik dalam jumlah masif, dibutuhkan sebuah perencanaan dan pengelolaan yang lebih matang daripada hanya menebarkan banyak benih dan dibiarkan tumbuh secara alami karena hujan dan matahari saja.

Demikian pula “hubungan” di dalam sebuah tim, dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang lebih matang agar output yang tumbuh dari hubungan tersebut memiliki dampak positif sesuai dengan kebutuhan dan keinginan organisasi.

Ketika mendengar kalimat “meningkatkan hubungan antar-anggota tim”, sebagian besar pemimpin akan berpikir dan mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan acara outbond training, family day, outing, dan lain sebagainya. Hal ini tidaklah salah. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan, seberapa besar event-event ini dapat berdampak pada peningkatan hubungan antar-anggota? Berapa lama peningkatan hubungan tersebut dapat bertahan? Jika jawabannya belum memuaskan Anda, mungkin Anda memerlukan langkah-langkah lain.

Kegiatan yang telah disebutkan di atas sebenarnya memang memiliki dampak positif dalam menjalin hubungan antar-anggota tim. Akan tetapi, output yang diharapkan sering kali hanya berdampak sementara saja. Acara-acara tersebut biasanya juga diselenggarakan dalam rentang waktu yang cukup lama—satu tahun sekali misalnya, dan hasilnya tentu saja menjadi tidak maksimal. Namun, bukan berarti Anda juga harus melakukan kegiatan di atas setiap minggu agar menjadi efektif—selain membutuhkan biaya yang besar, ini juga mengurangi waktu kerja produktif.

Acara teambuilding terbaik untuk menciptakan hubungan yang positif di antara anggota tim bukanlah berpusat pada banyaknya tawa yang dihasilkan dalam event tersebut. Event terbaik adalah yang menciptakan “pembelajaran” di benak setiap orang yang hadir. Event seperti ini akan membantu setiap anggota untuk mengenal lebih dalam satu sama lain. Event seperti ini menyediakan kesempatan kepada setiap anggota tim untuk:

Mengenali kelebihan satu sama lain

Salah satu karakteristik dari sebuah tim unggul yang tidak dimiliki oleh tim pada umumnya adalah setiap individu di dalam tim mengenali kekuatan setiap personilnya. Dengan ini tercipta saling ketergantungan secara kolektif di antara anggota tim, karena mereka saling menghargai kelebihan yang dimiliki anggota lain, dan di saat yang bersamaan menyadari kekurangan diri sendiri. Perasaan saling ketergantungan ini menjadi lem perekat super yang mengikat sebuah tim. Tanpa perekat super ini, tidak ada satu pun tim di muka bumi yang dapat kuat bertahan menghadapi tantangan internal apalagi ekternal.

Tim lemah atau tim “biasa-biasa saja” justru mempertontonkan ketidaktergantungan satu sama lain. Mereka seolah tidak saling membutuhkan. Setiap orang tampil seolah menguasai semua hal dengan gayanya masing-masing. Tim seperti ini tanpa perlu menghadapi persaingan keras dengan tim lain, akan runtuh dengan sendirinya.

Tampil memukau

Kegiatan atau acara teambuilding yang baik dapat memberi kesempatan bagi setiap anggota tim untuk menjadi diri sendiri, tanpa struktur dan birokrasi formal layaknya di dalam tempat kerja. Dan ketika individu tersebut menjadi dirinya sendiri tanpa “topeng” dan aturan-aturan yang mengekang selama ini, anggota yang lain dengan mudah dapat melihat dan mengenali bakat-bakat yang dimiliki individu tersebut, dan secara alami akan muncul perasaan kagum terhadapnya.

Kegiatan seperti ini memberi kekuatan bagi si individu untuk tampil memukau dan mengeluarkan bakat ataupun karakter yang selama ini tersimpan di dalam dirinya—yang mungkin saja belum disadari oleh si empunya. Dengan demikian, setiap anggota tim terpacu untuk saling mengangkat, bukan saling menjatuhkan. Bayangkan energi yang akan muncul dari tim yang saling mendorong, menyanjung, dan mengangkat seperti ini.

Nyaman untuk mendapatkan dan meminta bantuan

Ciri-ciri tim unggul yang lain adalah setiap individu di dalam tim bersedia meminta bantuan kepada anggota lainnya yang secara suka-cita memenuhi permintaan tersebut, terlepas dari peran dan tanggung jawab mereka masing-masing. Acara teambuilding yang baik dapat membangkitkan kenyamanan setiap anggota untuk saling meminta bantuan dan memberikan pertolongan.

Di samping beberapa poin di atas, terdapat faktor-faktor lain yang cukup penting dalam mengelola hubungan antar-anggota tim yang tidak dibahas pada kegiatan teambuilding tradisional. Namun, dibutuhkan banyak waktu dan usaha dalam mengembangkan hal ini, terutama dukungan dari para pemimpin yang juga berada di luar tim yang bersangkutan, antara lain:

Proses pengenalan tim baru

Ketika ada individu yang baru saja bergabung dengan tim yang lebih dulu ada, penting sekali mengadakan pengenalan terhadap ekspektasi kinerja, lingkungan, individu, norma, sistem, dan aturan-aturan lain yang ada di dalamnya. Hal ini terlihat sederhana, tetapi sangat penting bagi si individu maupun tim untuk saling menjajaki dan berkomitmen di masa yang akan datang. Perusahaan yang membangun kebiasaan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam mengembangkan hubungan antar-anggota tim daripada yang tidak memiliki sistem ataupun kebiasaan ini.

Mendefinisikan peran

Setiap anggota tim perlu mengetahui dan mengenali perannya masing-masing. Ketika seorang anggota tim baru saja bergabung, perlu ada komunikasi antarsesama anggota tim terkait dengan peran dan harapan mereka masing-masing. Keterbukaan dan kejelasan pada tahap awal ini menghasilkan benih-benih hubungan yang produktif dan saling ketergantungan di kemudian hari nanti, sehingga terbentuk sinergi yang positif.

Dengan penjabaran di atas, jelas bahwa membangun hubungan antar-anggota tim dapat dikelola dan direncanakan dengan lebih terarah untuk menciptakan output yang positif dan produktif sesuai kebutuhan serta keinginan perusahaan. Dengan demikian, membangun hubungan bukan lagi kegiatan spontanitas dan parsial. Kegiatan teambuilding yang berkesinambungan sudah selayaknya menjadi sebuah program kunci yang dimasukkan ke dalam perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang bagi setiap pemimpin.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dengan implementasi yang berkualitas pula. Semoga bermanfaat. (Kevin Wu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.