Rahasia Sukses Topguard di Pasar Jasa Keamanan Indonesia

Pintar melihat peluang dan punya pengalaman pernah berkecimpung sebagai personil keamanan membuat Shofian Ilyas, Direktur PT Topguard Sistem Indonesia, tahu betul apa yang benar-benar dibutuhkan kliennya demi merasa aman. Pada tahun 2015 Shofian dan koleganya mulai membangun bisnis jasa keamanan dengan brand Topguard. Meskipun masih terhitung pemain baru di pasar ini, namun kiprah Topguard tak bisa disepelekan oleh para kompetitornya.

Dengan menawarkan kualitas layanan yang premium, Shofian yakin Topguard bisa meraih pangsa lebih besar di tahun ayam ini. “Tim, jaringan, people, itu adalah kunci suksesnya”, tutur pria yang pernah gagal mengenyam bangku kuliah ini. Namun begitu, bisnis di bidang ini penuh dengan tantangan.

Direktur PT. Topguard Sistem Indonesia
Shofian Ilyas, Direktur PT Topguard Sistem Indonesia

Figur penyokong dan layanan berkualitas

Ada sekitar 1700 perusahaan di Indonesia yang berkecimpung di pasar jasa keamanan. Diakui Shofian mereka semua menawarkan jasa serupa hanya saja dengan brand berbeda. Aspek yang membedakan satu sama lain menurutnya adalah kualitas layanan jasa tersebut dan siapa figur penyokong di baliknya. Tak bisa dipungkiri untuk bisa berkecimpung di bisnis ini, salah satu kebutuhan perusahaan adalah figur penyokong yang kuat di baliknya. “selain service biasanya klien atau calon klien melihat figur siapa dibelakang kita. figur itu penting,” ungkapnya.

Selain figur penyokong, Shofian tahu betul bahwa kualitas pelayanan juga sangat penting. Menurut pria kelahiran Ambon 1982 ini darah dari bisnisnya adalah kemampuan untuk bisa menciptakan rasa aman dan nyaman baik secara personal, maupun profesional dengan para kliennya. Oleh karena itu, ia tak mengkhawatirkan tentang perang harga dengan para kompetitornya.

“Kami tak ingin bersaing dalam hal harga, kami menawarkan kualitas. Target pasar kami adalah premium. Bicara aman itu mahal, banyak faktor yang harus men-support,” jelasnya. Menonjolkan kualitas terbaik dalam layanan jasanya tersebut terbukti mampu menumbuhkan bisnisnya. Hanya dalam setahun bisnisnya sudah memiliki 800 personil dan terus bertambah. Padahal, pada umumnya jumlah personil tersebut bisa dicapai oleh vendor dalam waktu minimal 2 tahun.

Shofian Ilyas, Direktur PT Topguard Sistem Indonesia

Budaya melayani

Shofian menyadari bahwa berbisnis layanan keamanan menyangkut nyawa kliennya. Oleh karena itu, pria yang pernah menjadi petugas keamanan di awal tahun 2000an ini benar-benar memastikan bahwa prosedur keamanan bisnisnya teruji dan diterapkan di lapangan sesuai standar. Topguard bekerjasama dengan Mabes Polri untuk memberikan pelatihan pada para personilnya. Selain pelatihan bela diri Jujitsu, para personil juga dilatih untuk bisa melayani klien.

“Sekarang ini urusan keamanan sudah bergeser ke arah service. Dulu kan orang tau security gayanya galak-galak dan macho, sekarang ini selain harus tegas juga harus dididik budaya service (melayani). Kita tempatkan orang tergantung permintaan klien, mau yang seperti apa, mau galak atau  yang ramah. Tapi secara umum untuk security lebih banyak permintaannya ke melayani,” jelasnya. Ke depan, Shofian berencana untuk meningkatkan kualitas para personilnya melalui program camp 3 bulan sebelum mereka diterjukan di lokasi klien.

Shofian Ilyas, Direktur PT Topguard Sistem Indonesia dan timTak hanya memuaskan klien, Shofian juga mengganjar penghargaan bagi para personilnya yang sudah menunjukkan performa baik. Hal ini menurutnya perlu dilakukan karena kesuksesan bisnisnya juga bergantung pada  performa dan semangat tim.

Dengan standar kualitas sedemikian rupa, Shofian yakin itu menjadi nilai tambah bisnisnya dibanding para kompetitor. Namun hal itu menjadi tak berarti jika prosedur di lapangan tak berjalan sesuai standar. Oleh karena itu, baginya penting pula untuk membuat sistem yang bisa mengontrol layanan bisnisnya benar-benar sesuai standar.

“Kita ada tingkatan level, ada danru, chief, ada area manager, ada operation manager. tugasnya memastikan apa yang sudah dilatih benar-benar diterapkan. Setiap hari diadakan pelatihan di tempat kerja masing-masing sebelum pulang. Begitu ada penyimpangan sangsinya macam-macam bisa sampai  pemecatan jika sudah merugikan nama baik kita apalagi nama baik klien,” ungkapnya.

JIUJITSU topguardHadapi tantangan, gali peluang

Mustahil bisnis bisa bebas dari tantangan, begitu pula bisnis di bidang keamanan. Shofian terkadang dibuat miris ketika ia tahu betul sistem keamanan seperti apa yang benar-benar dibutuhkan klien, namun sang klien terkendala masalah harga. Menurut pengakuannya pula, masih ada klien pebisnis yang berpikir tak perlu ada personil keamanan karena merasa sudah aman.

Oleh karena itu, ia terus mengedukasi klien tentang kemanan dan berupaya mengajak vendor lain untuk bisa memberikan layanan keamanan yang sesungguhnya. “Nah di sini butuh kerja sama dari semua vendor bahwa jangan sampai hanya karena ingin proyek harga yang ditawarkan seenaknya,” ujarnya.

 Shofian meyakini dari tantangan yang menghadang, bisnisnya bisa mencari peluang dari kekurangan para kompetitornya. “Contohnya adalah antusiasme, respond time. Berbicara semangat, semua orang semangat. Bicara respon cepat, semua respon cepat. Tapi kalau kita lihat di lapangan belum tentu semua seperti itu,” ungkapnya.

Sofhian Ilyas Direktur PT. Topguard Sistem Indonesia dan tim“Saya tekankan ke tim lebih baik kalian yang mati ketimbang handphone kalian yang mati. Itu yang aku bangun ke tim. Telpon itu wajib diangkat apalagi kami adalah jasa keamanan bisa jadi ada nyawa yang terancam. Klien bisa merasakan sendiri dan mereka semuanya puas,” lanjut Shofian.

Pria ramah ini mengakui bahwa masih banyak faktor yang perlu ditingkatkan oleh bisnisnya. Ia harus bisa terus meyakinkan klien. “Kita ingin klien tahu bahwa, silakan kalian fokus berbisnis, urusan keamanan serahkan pada kami,” katanya. Kredibilitas inilah yang ingin terus ditingkatkan oleh Shofian, selain mengadakan camp 3 bulan juga dengan memiliki K9 – anjing terlatih yang biasanya membantu kepolisian – untuk menjaga keamanan. Selama ini bisnisnya masih menyewa K9, tapi rencananya tahun 2018  mereka akan sudah bisa mengimpornya dari Belanda.

Pada akhirnya Shofian menekankan bahwa bisnis juga harus menjaga cash-flow karena bagaimana pun layanan prima yang ia tawarkan juga bergantung pada cash-flow. Ia optimis bisnis yang dioperasikannya tahun ini bisa mencapai target minimal 2500 personil dan omzet 14 miliar. (CS/PSP)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.