Ray White Indonesia Targetkan Laba Rp 18 Triliun

Dalam dua tahun terakhir, Ray White mengukuhkan diri sebagai agen properti nomor satu di Indonesia, bagaimana Ray White mencapainya?

[Ki-Ka] Donny Muchelly, Head of Marketing Communication Ray White & Ronaldo Hadi Purnama, Business Development Executive Ray White Indonesia
[Ki-Ka] Donny Muchelly, Head of Marketing Communication & Ronaldo Hadi Purnama, Business Development Executive Ray White Indonesia
Agen properti merupakan salah satu bidang bisnis yang makin sengit persaingannya. Banyak pemain baru yang masuk ke sektor ini. Mereka akan selalu berusaha mengembangkan dan merebut market share.

Meski begitu, tetap saja sektor ini masih didominasi oleh beberapa perusahaan agen properti besar, salah satunya adalah Ray White.

Ray White sendiri sudah berkecimpung hampir 17 tahun dalam bisnis ini. Berbekal pengalamannya tersebut Ray White mampu menghadapi perubahan yang terjadi. Lantas apa yang membedakan Ray White dari agen properti lainnya?

Menurut Donny Muchelly, Head of Marketing Communication Ray White, ada beberapa hal yang membedakan Ray White dari agen properti lainnya. Salah satunya adalah dari sisi merek. Tidak semua orang mau bekerja sama dengan merek yang tidak mereka kenal. Mereka pasti akan mencari merek nomor satu dan terpercaya.

Selain itu, Ray White juga memiliki sistem yang mereka sebut Ray White One-System. Bisa dibilang sistem ini merupakan sebuah sistem untuk mix and match antara pembeli dan penjual. Melalui sistem ini, hanya dengan sekali klik, Ray White dapat mempertemukan pembeli dan penjual.

Untuk memaksimalkan dan mengintegrasikan sistemnya tersebut, Ray White bekerja sama dengan beberapa situs properti terkemuka di Indonesia.

“Dengan sistem ini, tim marketing kita kini tak perlu lagi memasukkan listing mereka satu-per-satu ke dalam situs yang berbeda, cukup dengan memasukan listing mereka ke sistem tersebut, secara otomatis listing-an mereka akan terintegrasi ke situs properti yang sudah bekerja sama,” katanya.

“Bekerja sama dengan situs properti merupakan salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan, karena target market yang kita tuju ada di sana. Di online kita lebih banyak meng-endorse situs properti. Kenapa kita mesti buang-buang tenaga kalau kita bisa bekerja sama dengan mereka,” katanya lagi.

Selain bekerja sama dengan situs properti, Ray White sangat piawai dalam mengelola database. Dalam setahun Ray White bisa mendapatkan puluhan ribu database. Kalau database tersebut tidak dapat di-manage dengan baik, itu hanya menjadi sekadar nama dan angka saja. Di sini Ray White mengategorikan sesuai data yang ada.

Misalnya, kalau ada buyer yang mencari rumah senilai 1 miliar maka akan muncul listing yang harganya sesuai. Ada kecocokan antara harga yang dicari dengan listing.

Ternyata strategi yang dijalankan Ray White ini cukup efektif. Hal itu terlihat dari 30% dari mereka (buyer) yang datang berasal dari online.

Mengenai budget marketing, Ronaldo Hadi Purnama, Business Development Executive Ray White Indonesia menambahkan, lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan offline, karena di online Ray White sudah bekerja sama dengan beberapa situs properti.

“Dalam sebulan kita mengeluarkan uang sekian ke situs properti, dan kita dapat menggunakan sepuasnya. Sedangkan di offline kita membutuhkan lebih banyak uang untuk membuat spanduk dan lain sebagainya,” terang Ronaldo tanpa menyebutkan jumlahnya.

Namun begitu, lanjut Ronaldo, setiap kantor cabang memiliki kemampuan berbeda untuk berpromosi. Ada yang kuat di offline ada juga yang kuat di online. Tergantung kebutuhan kantor cabang itu sendiri. Pasalnya, setiap area memiliki karakter berbeda.

Misalnya, di daerah yang sedang berkembang seperti Tangerang, Bintaro, untuk menjangkau mereka mungkin akan lebih efektif dijangkau melalui situs properti. Bukan tanpa alasan, sebagian besar dari mereka yang tinggal di sana adalah pasangan muda atau generasi muda usia 40 tahun ke bawah yang akrab dengan internet.

Sedangkan di beberapa area seperti Menteng, Senopati, Kebayoran adalah area yang generasinya sudah lebih tua. Mereka jarang menggunakan internet. Itulah mengapa media-media konvensional lebih berjaya di sana. “Promosi yang kita lakukan tergantung target marketnya siapa,” terang Ronaldo.

Program national campaign

Selain itu, Ray White juga meluncurkan sebuah program national campaign. Di mana setiap transaksi jual-beli lewat RayWhite akan mendapatkan hadiah miliaran rupiah. Campaign ini cukup efektif, apalagi pasar sekarang kebanyakan wait and see akibat dari gejolak politik. Program ini adalah salah satu cara Ray White menembus pasar wait and see tersebut.

Manfaat dari program ini bukan hanya bisa dinikmati oleh klien saja, tapi juga tim marketing Ray White yang berjumlah 3500 orang di 155 kantor cabang bisa mengikuti program ini. Dengan nasional campaign ini, mereka bisa boosting listing mereka, karena setiap bulannya mereka akan mendapatkan hadiah.

“Di kami selain mendapat komisi, mereka juga mendapatkan hadiah bulanan. Tujuannya adalah untuk memotivasi mereka agar terus bersemangat. Ini belum pernah dilakukan agen properti di Indonesia,” katanya.

Experiential Marketing

Ray White juga menerapkan strategi experiental marketing. Caranya dengan menyelenggarakan pameran atau expo bersama developer. Dalam expo tersebut Ray White tidak hanya menawarkan produk dalam dan luar negeri tapi juga memberikan tips kepada buyer.

Untuk melibatkan konsumen, Ray White mengadakan Facebook foto kontes. Caranya, konsumen cukup mem-posting foto mereka dengan material promosi di expo atau kantor Ray White, kemudian tag ke Ray White Indonesia, mereka yang minimal mendapatkan 20 like akan mendapatkan hadiah, Ray White akan mencari foto terbaik dan akan diberikan hadiah iPad. Kegiatan ini rutin dilakukan dua bulan sekali.

Dari segala upaya yang dilakukannya, tahun lalu Ray White berhasil membukukan laba sebesar 15 triliun rupiah dan berhasil menjadi agen properti nomor satu di Indonesia setelah meraih penghargaan Top Brand Award dengan index 39% jauh meninggalkan para kompetitornya.

Ke depan, Ray White Indonesia menargetkan laba sebesar 18 triliun dengan market share lebih dari 40%.

4 COMMENTS

  1. Saya agaen asuransi, tetapi berhasil juga menyewakan dan mejualkan properti seperti rumah, apartement dantanah, dengan pemasukan lumayan.

    Belakangan saya punya listing tanah-tanah di Jakarta Selatan, dengan luas 6.000M2-56.000M2.

    Bagaimana Ray White membimbing saya berhasil menjual listingan tanah saya?

    Saya ingin fokus dijualan tanah.

    Terima kasih

    Sudiarto Prayitno

  2. Ray White menargetkan laba sebesar 18 trilliun?

    Saya meragukan apakah Anda mengerti Rp 18 triliun itu sebanyak apa.

    Saya kasih contoh untuk memudahkan pembaca yang lain membayangkan betapa tidak mungkinnya laba Ray White mencapai Rp 18 triliun: Laba Pertamina saja pada tahun 2013 sebesar Rp 32.05 triliun.

    Jadi Ray White berharap mendapat laba sebesar lebih dari setengah laba Pertamina?

    Sebagai pembaca saya minta coba company-company besar seperti Ray White lebih transparan supaya fungsi media seperti website Marketing.co.id ini berfungsi dengan benar yaitu sebagai sumber informasi yang faktual – tidak berlandaskan kepentingan pribadi semata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.