Reds Dipo: Personal Touch Sambal Tyson

reds dipoReds Dipo adalah restoran yang tumbuh dan berkembang dari warung tenda di jalan Diponegoro. Sekarang sudah memiliki 30 karyawan dan menetap di Jalan Dipatiukur No 1 Bandung.

Melihat teman-temannya berbisnis , Prie Aprianto Wibowo, Posma Abraham, Johan Pangaribuan, dan Rendy Koeswara merasa tertantang melakukan hal sama.

Tapi ketika atmosfir Bandung dipenuhi bisnis clothing, mereka mencari peluang lain. Setelah kasak kusuk, langkah mereka berhenti di restoran ikan bakar Jakarta yang terkenal enak.

Di situ muncul ide membuka restoran. Analisis sementara, di Bandung pada saat itu sangat sulit menemukan restoran ikan bakar.

Untuk membuktikan analisa sementara itu, dilakukan riset kecil-kecilan. Empat sekawan itu melakukan pemetaan, tanya jawab, diskusi dan perjalanan keliling Bandung selama sebulan, akhirnya mereka menemukan jawaban. Stok ikan di Bandung ternyata melimpah tapi tidak ada restoran ikan bakar.

outlet reds dipoInilah hook bisnis yang mereka cari. Tidak berlama-lama, Business plan pun dibuat. Tapi ada satu kendala, modal usaha yang berasal dari orang tua bisa dikucurkan setelah lulus kuliah. Plus ortu mereka tidak ingin anak-anaknya berbisnis sebelum lulus.

Mendengar statement itu, empat serangkai langsung shock! Padahal nafsu bisnis mereka sudah tinggi. Empat mahasiswa itu harus mencari cara agar bisnis itu tetap berjalan.

Melalui pergulatan pikiran dan tenaga, pada 10 September 2003, keinginan mereka tercapai. Restoran bernama Reds Dipo yang berada di bawah naungan tenda berhasil mejeng di Jalan Diponegoro.

Setelah restoran berdiri, langkah pertama adalah memberi informasi kepada teman-teman dan mengundang datang. Cara ini ternyata efektif, ketika teman-teman kumpul suasana menjadi ramai. Tentu saja, keriuhan itu mengundang konsumen. Satu per satu pelanggan mulai berdatangan.

Selanjutnya, selain memanfaatkan jaringan, empat sekawan itu memberi selling point dalam menu. Sambal yang mereka suguhkan sangat pedas. Saking pedas pelanggan menyebutnya sambal Tyson.

Sambal Tyson menjadi pembicaraan hangat. Jika kita membaca review tentang Reds Dipo, 90% pembahasan adalah sambalnya yang pedas.

Sambal juga dijadikan strategi marketing memikat perempuan. Apa alasannya? Pertama, kaum hawa menyukai sambal. Kedua, setelah makan, biasanya kaum hawa memberi kesan dan pesan kepada pacar, keluarganya, atau orang-orang terdekat lainnya.

“Perempuan itu cerewet, mereka adalah the best marketer ever,” kata Apri

Agar Reds Dipo dikenal masyarakat Bandung, restoran itu banyak mensponsori event, salah satunya adalah event Bigbrand.

“Kita selalu saling dukung. Sampai saat ini kita selalu bagi-bagi link dengan teman-teman clothing. Itulah yang saya suka dari orang-orang Bandung,” lanjut Arpi.

Apri mengakui media sosial memiliki peran penting terhadap pertumbuhan bisnis. 40% pelanggannya berasal dari media sosial.

Bukan saja lokal Bandung, pelanggan luar negeri seperti Vietnam dan Belgia juga mengetahui Reds Dipo dari tripadvisor.

“Media sosial sangat berguna sekali. Setiap minggu kita mengadakan Random Day, dimana setiap tamu yang datang akan ditanya kenapa datang ke Reds Dipo dan tahu darimana?” tutur Apri.

Pelanggan yang terlibat secara emosional akan lebih stabil dan siap mengorbankan uangannya demi mengonsumsi merek tersebut.

Keterikatan emosional lebih dari sekadar kepuasan. Emosi adalah faktor yang mendasari pengalaman pelanggan. Ketika pelanggan membeli sesuatu semuanya adalah tentang emosi.

Reaksi emosional konsumen terhadap transaksi layanan adalah penyebab dasar yang sering kali menjadi pembeda dalam keputusan pembelian. Lebih jauh, aspek emosi adalah penentu dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.

Apriyanto dan kawan-kawan tampaknya memahami teori itu. Karenanya, mereka mendedikasikan di tagline “Pelanggan adalah Teman”.

Reds Dipo selalu ingin sedekat mungkin dengan pelanggan agar terjalin keakraban. Karena itu Redsdipo menerapkan personal touch.

Misal, Reds Dipo mengajak pelanggan bereksperimen membuat menu baru dengan cara memanggil pelanggan lewat SMS atau email agar mencoba langsung. Ketika mereka bilang oke, baru dimasukan ke dalam menu.

“Menu-menu yang ada di Reds Dipo sekarang ini adalah permintaan dari pelanggan. Mereka juga yang menamakan sambal Tyson,” terang Apri.

Personal touch lain yang sering mereka tunjukan adalah mengucapkan selamat ulang tahun kepada pelanggan. Acara itu dinamakan “Reds Dipo Family”.

????????

Jika di restoran lain memajang foto artis, Reds Dipo justru memasang foto-foto pelanggan. “Ada pelanggan dari zaman pacaran sampai punya anak tetap makan di sini. Tempat kita menjadi saksi sejarah mereka. Yang kami tampilkan pelanggan karena merekalah yang membuat kita semakin besar dan berkembang.“

“Itulah cara kami berterima kasih kepada pelanggan. Itu semua agar ada kebanggaan,” lanjut Apri. Saat ini Reds Dipo memproduksi 600 lebih ikan per hari dan menargetkan membuka cabang ke dua di Bali. (Cecep Supriadi)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.