Reksa Dana Pendapatan Tetap, Masihkah Menarik di Tengah Kenaikan Imbal Hasil UST?

Marketing.co.id – Berita Financial Services | Melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury atau UST) – yang disebabkan kekhawatiran meningkatnya inflasi dan suku bunga akibat pemulihan ekonomi – membuat imbal hasil obligasi dunia juga meningkat, tidak terkecuali imbal hasil obligasi Indonesia. Imbal hasil obligasi pemerintah berdenominasi rupiah dengan tenor 10 tahun saat ini berada di atas level 6,5%, meningkat dari kisaran 5,9% di akhir tahun 2020. Jika imbal hasil meningkat, artinya harga obligasinya mengalami penurunan. Lalu bagaimana peluang di reksa dana pendapatan tetap? Simak penjelasan Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Ekspektasi berlebihan atas pemulihan ekonomi Amerika Serikat?

Vaksinasi yang berjalan lancar (target pemerintah adalah 100 juta dosis di 100 hari pertama pemerintahan Presiden Joe Biden, namun di hari ke 50, target tersebut sudah terlewati) dan disahkannya stimulus ekonomi senilai USD1,9 triliun mendorong ekspektasi pemulihan ekonomi akan lebih cepat terjadi.

Pemulihan ekonomi tentu akan diikuti juga oleh kenaikan inflasi dan suku bunga, dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan imbal hasil obligasi. Apakah ekspektasi pemulihan ekonomi ini valid? Alasan-alasan tersebut sekilas cukup masuk akal untuk menimbulkan optimisme atas pemulihan ekonomi, tetapi memang ekspektasi pemulihan tersebut belum memperhitungkan kondisi-kondisi lain, seperti tingkat pengangguran yang masih sangat tinggi yang membuat inflasi sulit untuk naik secara konsisten dan kebijakan bank sentral yang tetap mempertahankan suku bunga rendah. Artinya masih sangat mungkin volatilitas imbal hasil obligasi dunia kembali reda.

Pasar obligasi Indonesia relatif kokoh menghadapi badai kenaikan imbal hasil UST

Di tengah kenaikan imbal hasil, obligasi Indonesia pun tidak terhindar dari kenaikan. Namun yang menarik, bahkan dengan kenaikan yang terjadi sepanjang tahun berjalan ini, imbal hasil riil (imbal hasil dikurangi dengan ekspektasi inflasi) obligasi Indonesia masih menjadi salah satu yang paling tinggi di kawasan, dan sangat menarik terutama dilihat oleh investor asing di negara maju.

Gabungan kondisi inflasi yang rendah, imbal hasil dan suku bunga riil yang menjadi salah satu tertinggi di dunia, likuiditas domestik yang melimpah, dan potensi meningkatnya arus dana asing di tengah kepemilikan yang sudah rendah menjadi faktor pendukung pasar obligasi Indonesia di tahun 2021 ini.

Ditambah dengan perbaikan fundamental Indonesia dan potensi ekonomi Indonesia sedang menuju ke dalam tahap jalur pemulihan, kondisi saat ini dapat menjadi momen bagi investor untuk mendiversifikasikan dana ke reksa dana pendapatan tetap.

Baca juga: BCA dan Schroders Indonesia Luncurkan Dua Produk Reksa Dana

Beragam obligasi sekaligus dalam 1 reksa dana

Reksa dana pendapatan tetap merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh perusahaan manajer investasi, yang di dalamnya terdiri dari efek-efek obligasi. Sebuah produk reksa dana pendapatan tetap berisi banyak obligasi sekaligus, dengan berbagai jenis, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta.

Manajer investasi memiliki sejumlah variasi produk reksa dana pendapatan tetap. Ada produk yang mengkhususkan sebagian besar portofolionya ke obligasi korporasi, ada juga yang fokus pada obligasi pemerintah. Dengan isi yang berbeda-beda, tentu saja masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi risiko maupun potensi imbal hasil. Sebagai investor, Anda sendiri yang bisa memilih mana yang paling sesuai untuk Anda.

investasi

10 ribu rupiah saja? Bisa!

Dengan minimum investasi yang lebih kecil, mulai dari Rp10 ribu, investor dapat leluasa memilih jenis investasi reksa dana pendapatan tetap yang diinginkannya. Reksa dana pendapatan tetap menjadi solusi tepat bagi investor dengan dana terbatas yang mungkin sulit untuk berinvestasi pada obligasi secara langsung yang memiliki persyaratan jumlah investasi lebih besar, periode penawaran/pembelian sangat terbatas di tanggal-tanggal tertentu, dan itu pun hanya 1 obligasi saja.

Pajak

Salah satu keuntungan investasi yang bisa investor nikmati dengan berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap adalah bunga obligasi dibebaskan dari pajak. Artinya, keuntungan dari obligasi tidak akan dipotong oleh pajak. Berbeda jika Anda membeli SBN ataupun ORI, akan ada pengenaan pajak sebesar 15% dari kupon yang diterima investor.

Baca juga: Mengintip Investasi Surat Berharga Syariah

Tingkat risiko

Dalam investasi berlaku prinsip high risk high return, dimana imbal hasil sejalan dengan risiko. Investasi reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu yang terpenting adalah tren suku bunga baik global maupun domestik.

Di tengah tren suku bunga dunia yang tetap rendah, obligasi dapat menjadi pilihan untuk mengoptimalkan dana kita namun dengan eksposur risiko yang lebih rendah dibandingkan investasi saham. Memang diperkirakan tahun 2021 ini imbal hasil investasi obligasi tidak akan sespektakuler tahun 2020. Namun potensi hasil dan peluang di pasar obligasi masih menarik bagi investor yang ingin meminimalkan risiko dan volatilitas. Harus diingat, penting selalu untuk melakukan diversifikasi atas porfotolio investasi Anda sesuai profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu. Selamat berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.