Remote Workforce: 3 Prinsip Utama yang Harus Diingat Bisnis

Dunia perlahan mulai terbiasa terhubung dari jarak jauh, dan bisnis telah meningkatkan proses digital mereka untuk mengakomodasi tenaga kerja mereka saat bertransisi ke model kerja baru pascacovid ini.

Marketing.co.id – Berita Digital | Anda mungkin pernah mendengar bagaimana Facebook menginginkan setengah dari karyawannya tetap bekerja dari jarak jauh selama lima hingga sepuluh tahun ke depan. Atau, bagaimana Twitter memberitahu karyawannya bahwa mereka dapat bekerja dari rumah selamanya jika mereka mau.

Baca Juga: Tips Kolaborasi Jarak Jauh Agar Operasional Bisnis Terus Berjalan 

Tak diragukan lagi, ini adalah model kerja baru sebagai akibat dari pandemi. Ini berbeda dari yang biasa kita lakukan selama ini, yakni bekerja dari kantor. Namun, bekerja dari kantor akan tetap ada.

Akan tetapi, mengubah kebiasaan dari bekerja di kantor ke kerja jarak jauh dalam waktu singkat bukanlah sesuatu yang mudah. Sementara, transformasi digital dan aksesibilitas jarak jauh telah mendapatkan  daya tariknya. Hanya ada sedikit perusahaan yang siap untuk sepenuhnya menerapkan Remote Workforce.

Baca Juga: Apakah Anda Cocok Bekerja dari Rumah?

Dengan perpindahan ke Remote Workforce, pelaku ancaman telah memanfaatkan perubahan  yang cepat dan meluas ini. Hal ini membuat perusahaan lebih rentan terhadap serangan siber. pasalnya, saat bekerja dari rumah, kesadaran kita akan keamanan menurun.

Oleh karena itu, sangat penting bagi organisasi untuk mengambil langkah-langkah untuk mengamankan Remote Workforce  agar tidak menjadi korban serangan siber berikutnya.

Baca Juga: Tips Memilih Perusahaan Yang Tepat untuk Bekerja

Berikut 3 prinsip utama yang harus dipertimbangkan bisnis untuk mengamankan Remote Workforce:

Perlindungan menyeluruh

Seperti kata pepatah, hanya butuh satu korek api untuk membakar hutan. Hal yang sama berlaku untuk serangan siber. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menghilangkan potensi celah keamanan. Karyawan harus benar-benar terlindungi dari semua potensi ancaman yang akan terjadi di setiap platform yang digunakan setiap hari. Dengan menerapkan perlindungan yang lengkap dan menyeluruh berarti perusahaan  mampu mengamankan remote workforce mereka dari 3 ancaman utama, phishing, malware dan kebocoran data.

Strategi pencegahan

Tak hanya mendeteksi serangan, bisnis juga harus berpikir bagaimana mencegah serangan sebelum terjadi. Menurut Evan Dumas, Direktur Regional, Asia Tenggara Check Point Software Technologies, Prevention First Strategy adalah salah satu cara paling efektif untuk menghindari pelanggaran data yang merusak secara finansial.

Solusi keamanan tradisional yang menggunakan tanda tangan dan analisis berbasis aturan hanya difokuskan untuk mendeteksi ancaman. Namun, untuk memenangkan pertempuran keamanan siber, diperlukan pendekatan yang mengutamakan pencegahan dan dapat dicapai dengan 3 prinsip utama, yakni menerapkan real-time threat intelligence, memanfaatkan teknologi pencegahan ancaman berbasis AI, dan mengadopsi arsitektur keamanan terkonsolidasi.

Solusi yang user-friendly

Apa gunanya menerapkan solusi keamanan yang lengkap namun tidak ada yang tahu cara menggunakannya karena begitu rumit? Perusahaan harus mempertimbangkan kemudahan penggunaan solusi yang diterapkan untuk karyawan dan adminnya.  Perusahaan juga harus mempertimbangkan fleksibilitas solusi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Mengakomodasi tenaga kerja jarak jauh bukanlah perkara mudah. Namun, organisasi perlu meninjau kembali dan menyesuaikan rencana keamanan mereka untuk memastikan bisnis tetap aman dalam keadaan normal baru.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.