Resep Sukses Para Pemimpin Bisnis Besar? (Bagian 1)

Marketing.co.id – Seiring berjalannya waktu, kepemimpinan yang melegenda seperti, Henry Ford, Walt Disney, Ray Kroc, Steve Jobs, dan Sam Walton telah memperlihatkan kepada kita kombinasi antara kerja keras, tekad, dan sedikit keberuntungan telah membuat mereka sukses besar.

Meskipun gaya kepemimpinan dan karakteristik mereka berbeda, mereka setidaknya memiliki satu kesamaan. Yakni, bakat untuk mendapatkan yang terbaik dari orang lain.

Bill Gates

Bill Gates pertama kali menemukan ketertarikannya pada software dan pemrograman komputer di usia 13 tahun. Setelah menjadi mahasiswa di Harvard University, ia mengembangkan sebuah versi dari bahasa pemrograman dasar mengenai komputer mikro pertama.

Pada tahun 1975, ia memilih drop-out kuliah untuk memfokuskan perhatiannya pada software baru tersebut dan pengembangan perusahaannya, Microsoft.

Di bawah kepemimpinannya, Microsoft terus berkembang dan mempekerjakan hampir 100.000 karyawan dan meraih lebih dari US$ 60 miliar per tahun.

Pada tahun 2008, Gates secara perlahan mengalihkan keterlibatannya dalam perusahaan untuk menghabiskan lebih banyak waktu pada dunia kesehatan global dan pendidikan. Saat ini, Gates menjabat sebagai chairman Microsoft dan sebagai penasihat dalam proyek pembangunan utama.

Warren Buffett

Lahir pada tahun 1930, Warren Buffett menjalankan bisnis pertamanya sebagai loper koran di usia 13 tahun. Saat umurnya mencapai 20 tahun, Buffet bekerja di industri investasi sebagai salesman dan pengamat sekuritas.

Tahun 1970, ia mendirikan Berkshire Hathaway, Inc, sebuah perusahaan multinasional Amerika bermarkas di Omaha, Nebraska. Buffett menggunakan perusahaan tersebut untuk membantu membiayai investasinya yang seiring berjalannya waktu telah menghasilkan lebih dari US$ 60 miliar. Buffett mendapatkan gelar orang terkaya di dunia pada tahun 2008.

Steve Jobs

Dilahirkan tahun 1955, Steve Jobs menaruh minat di bidang elektronik sejak usia dini. Setelah putus kuliah pada 1974, Jobs bergabung dengan kelompok yang dikenal sebagai Homebrew Computer Club.

Di situlah pertama kali Jobs bertemu Steve Wozniak yang saat itu sedang mencoba membangun sebuah komputer kecil. Tahun 1976, keduanya meluncurkan bisnis mereka sendiri yang disebut Apple Computer Company. Setahun kemudian, mereka menjual komputer pribadi pertama mereka, Apple IIe.

Pada tahun 1985, Jobs meninggalkan Apple dan membeli perusahaan animasi komputer, Pixar. Di bawah pimpinannya, Pixar memproduksi sejumlah hits, termasuk film Toy Story, A Bug’s Life, Monster Inc., Finding Nemo, The Incredibles, dan Wall-E.

Tahun 2006, Jobs kembali ke Apple dan menjual Pixar ke Disney. Selama masa jabatannya yang kedua dengan perusahaan komputer tersebut, Jobs menciptakan produk baru, termasuk iPod, iPhone, iMac, dan iPad.

Setelah serangkaian isu yang berhubungan dengan kesehatan, Job mengundurkan diri dari Apple pada tahun 2011. Dia meninggal enam minggu kemudian.

Ray Kroc

Lahir di pinggiran kota Chicago pada tahun 1902, Ray Kroc memiliki beberapa pekerjaan sebelum akhirnya menjadi pemilik raksasa makanan siap saji. Ia pernah bekerja sebagai pemain piano, dan salesman.

Namun itu tidak berlangsung lama sampai akhirnya ia menemukan sebuah restoran di California yang mengkhususkan diri dalam hamburger dan kentang goreng. Di sinilah karirnya benar-benar melesat.

Pada tahun 1955, ia mendirikan McDonald Corporation, dan dalam waktu tiga tahun rantai restoran McDonald telah menjual lebih dari 100 juta hamburger.

Kroc terus mengembangkan rantai restoran McDonald dan menanamkan pendekatan yang efisien dengan operasi yang telah digunakan di semua restorannya. Alhasil, pada tahun 1963, McDonald sudah menjual tiga miliar burger dan membuka 500 gerai McDonald.

Lima tahun kemudian, McDonald go international. Selama hampir tiga dekade ia bersama McDonald, Kroc dilaporkan berhasil mengumpulkan US$ 500 juta. Dia terus bekerja di McDonald sampai ia meninggal tahun 1984.

Martha Stewart

Martha Stewart memulai karirnya sebagai seorang pialang saham sukses di Wall Street. Ketika terjadi krisis pada pada tahun 1973, dia berhenti dan memfokuskan bakatnya untuk merenovasi pertanian kuno di Connecticut dan membangun bisnis katering.

Bisnis katering tersebut sukses dan menelurkan bisnis lainnya meliputi majalah, acara televisi, website, produk perbaikan rumah, barang-barang rumah, produk hewan peliharaan, dan kerajinan.

Merek-nya menjangkau 66 juta konsumen setiap bulannya, dan berhasil menjual 8.500 produk di lebih dari 38.000 lokasi ritel.

Martha terus menikmati kesuksesannya, sampai tahun 2002, ia terlibat dalam skandal saham. Dituduh insider trading, Martha dinyatakan bersalah karena berbohong kepada penyelidik dan dijatuhi hukuman lima bulan. Dia mengundurkan diri sebagai ketua dan CEO perusahaan dan perusahaan tersebut pun menderita karena ketidakhadirannya.

Tapi itu tidak berlangsung lama, setelah selesai masa hukumannya, Martha kembali dan bertekad membawa perusahaannya menjauh dari jurang kehancuran. Dia kembali memfokuskan energinya pada bisnis.

Martha juga menjajaki bisnis yang berbeda, yakni real estate. Martha meluncurkan barisan rumah di seluruh Amerika yang berbasis di rumah sendiri di New York dan Maine. Dia juga menjadi tuan rumah untuk acara mingguan di radio pada jaringan radio satelit yang dimiliki MSLO (Martha Stewart Living Omnimedia).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.