Marketing.co.id – Berita Lifesyle | Sampoerna Academy bersama Tiga Generasi menggelar forum diskusi virtual Light Friday Talk (LiFT) Webinar yang mengusung tema “Love in The Time of Corona”. Ini merupakan sebagai bentuk dukungan terhadap pemberdayaan pasangan sehat bagi keluarga sehat di tengah situasi pandemi saat ini.
Dr. Mustafa Guvercin, School Director Sampoerna Academy mengatakan, “Kami harap dengan diadakannya forum diskusi virtual ini, para orang tua dapat memperkuat ikatan keluarga dan mendukung terciptanya lingkungan keluarga yang sehat.”
Ya, situasi pandemi tentu memberikan dampak tidak hanya dalam segi eksternal, namun juga dalam segi hubungan internal dalam keluarga. Untuk itu kami percaya, selain memberikan kualitas pendidikan terbaik untuk anak, memelihara dan menjaga kualitas hubungan dalam lingkungan rumah tangga juga penting untuk tumbuh kembang psikologi anak.
Saskhya Aulia Prima, M.Psi., Psikolog, Co-founder Tiga Generasi, menjelaskan permasalahan hubungan pasangan selama pandemi cenderung terbagi dalam zona normal dan zona merah. Dalam menghadapi situasi saat ini, pasangan masih berada dalam zona normal jika mulai mengalami kewalahan, merasa cemas akan masa depan, merindukan masa lalu, dan menganggap pasangan tidak membantu mengurus anak. Selanjutnya pasangan dianggap berada di zona merah jika sudah muncul perasaan kesepian, keinginan untuk berpisah, bahkan terjadi tindakan kekerasan.
Baca juga: Percaya Diri Dalam Memilih Bersama #SpeakUpForLove
Krisis pandemi telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia termasuk dalam rutinitas kehidupan sehari – hari. Menurut data SurveyMETER di bulan Juli 2020, tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada masa pandemi cukup tinggi, yaitu 55% dari 3.533 responden mengalami kecemasan, dan 58% di antaranya mengalami depresi .
Hal ini juga dibuktikan oleh hasil riset Komnas Perempuan Indonesia di tahun 2020 yang menunjukkan masih ada 10,3% pasangan dari 2.285 responden yang mengalami ketegangan dalam pernikahan selama pandemi, dengan tingkat kerentanan pasangan menikah lebih tinggi sebesar 12% dibandingkan pasangan belum menikah yaitu 2,5%.
Saskhya menambahkan berdasarkan riset kolaborasi Universitas Stony Brook, Towson, dan Northwestern di tahun 2017, kondisi ini dapat dihadapi dengan “Romantic Competence” atau “Kompetensi Hubungan”. “Melalui “Kompetensi Hubungan”, pasangan dapat memperkuat hubungan mereka dengan belajar menghargai satu sama lain melalui persepsi masing – masing, mampu menunjukkan kerentanan diri, dan merubah diri untuk kualitas hubungan yang lebih baik.
Putu Andani M.Psi., Psikolog, Co-Founder Tiga Generasi menjelaskan, bahwa mendengarkan pasangan merupakan hal paling sulit dilakukan. Seringkali tidak benar-benar mendengar pasangan dan cenderung melakukan hal lain; seperti melamun, menghakimi, atau bahkan melawan pasangan.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis